Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Terima Kasih Tuhan

12 Mei 2019   21:32 Diperbarui: 12 Mei 2019   21:34 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: crosswalk.com

"Baik Pak. Ia sudah dari kemarin Pak." Jawab Pak Lintang. Ternyata, tamu yang datang merupakan penghuni baru rumahnya Pak Iman.

Setelah beberapa saat bercakap-cakap dengan penuh tawa, sang ayah tiba-tiba memanggil Nano dan kedua temannya untuk berkenalan dengan Pak Lintang. Mereka bertiga lalu bergabung bersama di ruang tamu.

"Oh. Jadi ini namanya Nano, Lando dan Isak yah." Kata Pak Lintang dengan tersenyum.

Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari tas besar yang ia letakkan di sebelahnya. Ternyata yang ia keluarkan adalah bola baru untuk diberikan kepada tiga sekawan tersebut. Melihat hal tersebut, ketiga anak tersebut lansung bersorak kegirangan.

"Terima kasih Pak Lintang." Ucap Nano.

"Ah, Pak Lintang hanya dititipi saja untuk diberikan pada kalian." Jawab Pak Lintang.

"Memangnya siapa yang nitip pak?" Tanya Isak.

"Yang menitipi bola tersebut adalah Tuhan." Jawab Pak Lintang dengan sangat ramah pada anak kecil tersebut.

Ternyata saat Nano, Lando dan Isak sedang bermain bola di rumah sebelah, Pak Lintang sedang berada di dalam rumah tersebut. Pak Lintang yang sedang serius memperbaiki loteng rumah, tanpa sengaja mendengar mereka berdoa dan meminta bola. Ia sangat terkesan dengan doa ketiga anak tersebut dan tergerak ingin menjadi alat Tuhan untuk mengabulkan doa tiga sekawan cilik ini.

Hal tersebutlah yang ternyata diperbincangkan sedari tadi oleh Pak Lintang bersama ayah dari Nano. Percakapan yang membuat mereka bersukacita dengan kepolosan dan ketulusan ketiga anak ini.

"Terima kasih Tuhan." Ucap tiga sekawan tersebut dengan serentak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun