"Hari ini kita main apa?" Tanya Nano kepada Lando dan Isak, kedua temannya.
"Kita main bola saja yuk di halaman rumahnya Pak Iman. Dia baru saja pindah dan rumahnya masih kosong. Jadi kita bisa bermain sepuasnya di halaman rumahnya." Jawab Lando.
Tiga sekawan itu akhirnya memutuskan untuk bermain bola di depan rumah lamanya Pak Iman. Terang saja, Pak Iman adalah tetangga dari ketiga anak ini. Ia memiliki halaman depan rumah yang sangat luas. Hal tersebutlah yang membuat halaman rumahnya menjadi tempat favorit dari anak-anak kompleks untuk bermain.
Pak Iman tidak pernah merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak tersebut. Meski begitu, para anak sering dilarang bermain di depan rumahnya, karena dianggap akan mengganggu ketentraman pemilik rumah.
Minggu kemarin, Pak Iman dan keluarganya pindah ke luar kota. Rumahnya akan dihuni oleh orang baru yang telah membeli rumah tersebut. Kesempatan sebelum penghuni rumah baru masuk dimanfaatkan tiga sekawan ini untuk bermain sepuasnya di halaman rumah yang luas tersebut.
"Yah. Sampai juga, ayo kita main." Kata Isak.
"Eh, tunggu dulu teman-teman. Kok pintu rumahnya sudah terbuka, apakah sudah ada orang di rumah Pak Iman?" Tanya Nano.
"Ah, mungkin saja pemilik rumah yang baru sedang memeriksa rumahnya. Ayo kita bermain." Sahut Lando.
Merekapun mulai memainkan bola dengan serunya. Bola disepak ke sana dan kemari tanpa ragu. Saat sedang seru-serunya bermain sepak bola, tiba-tiba bola yang ditendang oleh Nano bergulir masuk ke dalam rumah tersebut.
Mereka bertiga lalu masuk ke dalam rumah tersebut untuk mengambil kembali bola yang sedang dimainkan. Tiga sekawan ini menelisik setiap sudut ruangan untuk mencari bola tersebut.
"Hallo. Ada orang?" Tanya mereka bertiga secara bergantian, namun tak ada respon dari siapapun. Nampaknya tidak ada orang di dalam rumah tersebut.