Bila musim ikan Saluang, nelayan ramai menjala di lanting. Nelayan dan masyarakat umum bahkan ramai-ramai menjala di pantai pinggir sungai, tentu wisatawan bisa ikut merasakan pengalaman melemparkan jala dan memanen ikan Saluang, sayangnya hanya di waktu tertentu bisanya setelah banjir pasang sungai Barito.
Di sisi Karengan, sungai Tewe juga masih ada masyarakat yang membuat perahu, kelotok, jukung dan sarana transportasi sungai lainnya. Pembuatan perahu masih dengan cara sederhana, hand made, bukan pabrikan. Tentu pembuatan perahu bisa menjadi tambahan atraksi wisata sungai Tewe.
Atraksi lain yang bisa dinikmati wisatawan di lanting adalah masyarakat yang menjemur berbagai ikan sungai untuk dijadikan ikan kering. Tentu saja ikan keringnya bisa dibeli sebagai oleh-oleh dengan harga yang murah karena langsung dari nelayan.
Di Karengan Kelurahan Jambu, Sudah ada toko oleh-oleh khas Tewe yang menjual souvenir seperti senjata Mandau, perisai dan rambat (tas tradisional dari rotan). Wisatawan juga bisa membeli ramuan dari pohon, daun dan akar-akaran dan dipergunakan secara turun temurun sebagai obat tradisional masyarakat.
Ada banyak tanaman obat dari akar-akaran dalam tradisi masyarakat dayak. Salah satunya adalah akar Bajakah yang sempat menjadi buah bibir ketika tiga siswa SMAN 2 Palangka Raya Kalteng memenangkan medali emas di Korea Selatan atas karya ilmiah mereka tentang khasiat akar Bajakah.
Masih di Karengan, Dayakmart bekerjasama dengan Koperasi Produsen Barito Raya juga memproduksi ramuan dari akar Bajakah untuk menyembuhkan kanker dan sudah dikemas sehingga bisa langsung diseduh dengan air panas dan dinikmati layaknya teh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H