Musim Durian biasanya hanya sekali setahun dan dijual berjejer di jalan-jalan dengan lapak sederhana, biasanya di Jalan Pramuka Muara Teweh. Semakin lama durasi musim durian.
Masyarakat Muara Teweh yang membeli Durian juga suka berbelanja di pinggir jalan karena bebas parkir dan cepat, semacam take away service dari pedagang buah Durian.Â
Semakin banyak pedagang yang membuka lapak di jalan Pramuka dan pembelipun ramai berbelanja, membuat jalan Pramuka menjadi kumuh dan arus lalu lintas menjadi terganggu.
Masalah Penertiban Satpol PP
Semerawut jalan Pramuka membuat Satpol PP harus melakukan penertiban. Yang kena penertiban tidak hanya pedagang buah tapi juga PKL lainnya seperti pedagang pentol, es, atau makanan kecil anak-anak.
Penertiban terkesan sia-sia karena sering kali pedagang kembali berdagang di pinggir jalan, trotoar atau bahu jalan ketika keadaan dianggap aman, artinya petugas sudah tidak ada atau hari libur ketika anggota Satpol PP juga libur.
Sering kali Satpol PP harus menjadi kambing hitam karena penertiban kesannya tidak pernah berhasil bahkan ada yang mengira penertiban tidak pernah dilakukan.
Berdasarkan peraturan daerah yang ada di Kabupaten Barito Utara Satpol PP bersama dinas terkait bertugas melakukan pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima, namun kedua tugas tersebut dilakukan setelah dilakukan pembinaan.
Pedagang Durian, bila musim tiba pasti akan menggelar dagangannya di pinggir jalan, Satpol akan melakukan penertiban.Â
Sepanjang musim Durian akan selalu terjadi proses kucing-kucingan yang membosankan.
Pedagang Durian ketika ditertibkan selalu mengeluhkan tempat kemana lagi harus berjualan, dan tampaknya pedagang buah Durian tidak memiliki akses berjualan ke pasar tradisional maupun pasar modern.Â