Dengan ukuran yang tidak terlalu besar namun rasanya tidak kalah dengan Durian import. Rasa Durian tewe digambarkan "Balonek", manis, tebal, kenyal dan sintal.Â
Durian dengan kematangan yang alami.
Durian matang karena dikumpulkan dari bawah pohon Durian yang menjulang tinggi. Ketika musim Durian masyarakat banyak yang melakukan laku "Menjatu" menunggu Durian jatuh dengan mendirikan pondok di sekitar pohon-pohon Durian.Â
Laku Menjatu Durian dilakukan sampai ke hutan, karena tidak sedikit pohon Durian masih tumbuh dan berbuah di hutan yang belum digarap masyarakat untuk kebunnya.
Karena musiman, hampir tidak ada masyarakat yang berprofesi sebagai petani Durian. Pohon Durian tumbuh di lahan dan kebun masyarakat bersama pohon buah lainnya dan terutama bersama pohon penghidupan masyarakat desa yaitu pohon karet.Â
Begitu pula dengan penjual Durian, biasanya juga musiman.Â
Di Muara Teweh tidak ada toko pedagang buah yang khusus menjual Durian sepanjang tahun, kalo penjual buah biasa banyak. Buah yang tidak mengenal musim seperti pisang, nenas, alpokat cukup mudah dicari di Muara Teweh.
KTP pelapak Durian sepanjang jalan Pramuka tadi bisa bermacam-macam dari berbagai daerah di luar kota Muara Teweh. Apalagi berjualan dengan hanya memarkirkan mobil pick up-nya sudah dapat dipastikan penjual buah nomanden.
Durian Teweh sangat terkenal sampai ke Kalimangan Selatan. Meskipun namanya durian Teweh, durian berasal dari desa-desa sekitar Muara Teweh.Â
Durian-durian tersebut dijual di Muara Teweh dan sebagian lainnya dikirim ke Banjarmasin dengan menggunakan mobil-mobil pick up oleh pedagang.Â