Mohon tunggu...
Harry Darmawan Hamdie
Harry Darmawan Hamdie Mohon Tunggu... Relawan - PNS pada Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Barito Utara, Inisiator Beras Berkah Muara Teweh Kalteng.

PNS pada Satuan Polisi Pamong Praja di Kab. Barito Utara Kalimantan Tengah. Inisiator Komunitas Beras Berkah di Muara Teweh Kalteng dan Ketua Yayasan Beras Berkah Muara Teweh.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Durian Tewe, Masalah dan Keberpihakan Pemerintah Daerah

19 Februari 2024   11:31 Diperbarui: 21 Februari 2024   04:09 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bundaran Buah, Muara Teweh. Dokumentasi: Harry Darmawan Hamdie

Barito Utara, adalah salah satu Kabupaten penghasil Durian ternama di Kalimantan. 

Monumen Durian bahkan menjadi salah satu icon yang menghiasi kota Muara Teweh.

Sayangnya Pemerintah Kabupaten Barito Utara belum memberikan perhatian yang layak kepada pedagang Durian. 

Durian Tewe

Bila musim Durian tiba, Pedagang Durian yang datang dari desa-desa akan menjual Duriannya di pinggir jalan dan trotoar di kota Muara Teweh menyebabkan masalah ketertiban, kenyamanan, kebersihan dan keselamatan lalu lintas.

Selain mudah dan berlimpah, harga Durian menjadi pun sangat murah, cukup dengan uang Rp 10.000, durian ukuran sedang bisa kita nikmati, sedangkan ukuran yang lebih kecil cukup Rp. 5.000 saja. 

Saking banyaknya Durian, masyarakat sampai membuat tempuyak dan lempok Durian agar bisa dijual dengan harga layak sebelum membusuk.

Bahkan bila ingin lebih murah boleh dicoba ke desa sekitar Muara Teweh dengan memborong lapak jualan masyarakat desa yang di tumpuk di pinggir-pinggir jalan desa. 

Desa yang cukup terkenal sebagai penghasil duriannya adalah Desa Nihan dan Desa IPU, sekitar 20 sampai 30 menit berkendara dari kota Muara Teweh.

Lalu bagaimana rasanya Durian Tewe?

Dengan ukuran yang tidak terlalu besar namun rasanya tidak kalah dengan Durian import. Rasa Durian tewe digambarkan "Balonek", manis, tebal, kenyal dan sintal. 

Durian dengan kematangan yang alami.

Durian matang karena dikumpulkan dari bawah pohon Durian yang menjulang tinggi. Ketika musim Durian masyarakat banyak yang melakukan laku "Menjatu" menunggu Durian jatuh dengan mendirikan pondok di sekitar pohon-pohon Durian. 

Laku Menjatu Durian dilakukan sampai ke hutan, karena tidak sedikit pohon Durian masih tumbuh dan berbuah di hutan yang belum digarap masyarakat untuk kebunnya.

Karena musiman, hampir tidak ada masyarakat yang berprofesi sebagai petani Durian. Pohon Durian tumbuh di lahan dan kebun masyarakat bersama pohon buah lainnya dan terutama bersama pohon penghidupan masyarakat desa yaitu pohon karet. 

Begitu pula dengan penjual Durian, biasanya juga musiman. 

Di Muara Teweh tidak ada toko pedagang buah yang khusus menjual Durian sepanjang tahun, kalo penjual buah biasa banyak. Buah yang tidak mengenal musim seperti pisang, nenas, alpokat cukup mudah dicari di Muara Teweh.

KTP pelapak Durian sepanjang jalan Pramuka tadi bisa bermacam-macam dari berbagai daerah di luar kota Muara Teweh. Apalagi berjualan dengan hanya memarkirkan mobil pick up-nya sudah dapat dipastikan penjual buah nomanden.

Durian Teweh sangat terkenal sampai ke Kalimangan Selatan. Meskipun namanya durian Teweh, durian berasal dari desa-desa sekitar Muara Teweh. 

Durian-durian tersebut dijual di Muara Teweh dan sebagian lainnya dikirim ke Banjarmasin dengan menggunakan mobil-mobil pick up oleh pedagang. 

Anggota Pol PP, Penertiban di Jalan Pramuka (Dokpri)
Anggota Pol PP, Penertiban di Jalan Pramuka (Dokpri)

Musim Durian biasanya hanya sekali setahun dan dijual berjejer di jalan-jalan dengan lapak sederhana, biasanya di Jalan Pramuka Muara Teweh. Semakin lama durasi musim durian.

Masyarakat Muara Teweh yang membeli Durian juga suka berbelanja di pinggir jalan karena bebas parkir dan cepat, semacam take away service dari pedagang buah Durian. 

Semakin banyak pedagang yang membuka lapak di jalan Pramuka dan pembelipun ramai berbelanja, membuat jalan Pramuka menjadi kumuh dan arus lalu lintas menjadi terganggu.

Masalah Penertiban Satpol PP

Semerawut jalan Pramuka membuat Satpol PP harus melakukan penertiban. Yang kena penertiban tidak hanya pedagang buah tapi juga PKL lainnya seperti pedagang pentol, es, atau makanan kecil anak-anak.

Penertiban terkesan sia-sia karena sering kali pedagang kembali berdagang di pinggir jalan, trotoar atau bahu jalan ketika keadaan dianggap aman, artinya petugas sudah tidak ada atau hari libur ketika anggota Satpol PP juga libur.

Sering kali Satpol PP harus menjadi kambing hitam karena penertiban kesannya tidak pernah berhasil bahkan ada yang mengira penertiban tidak pernah dilakukan.

Berdasarkan peraturan daerah yang ada di Kabupaten Barito Utara Satpol PP bersama dinas terkait bertugas melakukan pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima, namun kedua tugas tersebut dilakukan setelah dilakukan pembinaan.

Pedagang Durian, bila musim tiba pasti akan menggelar dagangannya di pinggir jalan, Satpol akan melakukan penertiban. 

Sepanjang musim Durian akan selalu terjadi proses kucing-kucingan yang membosankan.

Pedagang Durian ketika ditertibkan selalu mengeluhkan tempat kemana lagi harus berjualan, dan tampaknya pedagang buah Durian tidak memiliki akses berjualan ke pasar tradisional maupun pasar modern. 

Peran Pemerintah Daerah

Di sisi lain pemerintah daerah tidak menyediakan lokasi berjualan khusus buah musiman/durian, meskipun biaya yang perlu disiapkan tidaklah terlalu besar, kecuali kalo memang diperlukan pengadaan tanah.

Berjualan di troatoar/pinggir jalan memang lokasi strategis (cepat laku) dan murah karena tidak membayar sewa trotoar kepada pemerintah daerah. 

Untuk menyediakan lokasi berdagang durian yang sama atau setara strategisnya. Meskipun tanah pemerintah daerah banyak, pemerintah tampaknya juga mengalami kesulitan bila harus memenuhi unsur "strategis".

Meskipun begitu, pemda harus berani berinvestasi untuk mendapatkan tempat relokasi yang baik sehingga dapat menerapkan larangan berjualan durian di jalan dengan tegas karena kewajibannya menyediakan tempat sudah di penuhi.

Pemerintah juga dapat memfasilitasi pedagang Durian agar bisa berjualan di pasar-pasar tradisional milik pemerintah. 

Memberi penyadaran kepada pedagang di pasar agar menerima pedagang Durian, karena Durian adalah ikon Kabupaten yang wajar mendapat perlakukan khusus.

Selain itu Pemerintah daerah harus mendorong pasar modern (Misalnya Indomart dan Alfamart) di Barito Utara seperti minimarket untuk membantu menyediakan lokasi berjualan bagi pedagang buah Durian musiman, misalnya memberi spot tertentu di area parkir yang biasanya di sewa tenant PKL.

Indomart dan Alfa mart, mungkin bisa menampung 2 atau 3 pedagang buah Durian sehingga tidak ada lagi pedagang Durian yang harus berjualan di pinggir jalan.

Berjualan di Bahu Jalan dan menggunakan Trotoar (Dokpri)
Berjualan di Bahu Jalan dan menggunakan Trotoar (Dokpri)

Dengan kebijakan yang tepat, permasalahan yang terjadi setiap musim Durian atau musim buah lainnya dapat diminimalisir (di Muara Teweh juga sering musim Rambutan, Langsat, Papaken dan buah hutan lainnya). 

Kebijakan yang berpihak kepada usaha kecil bukan hanya menegakan ketertiban tapi juga berusaha meningkatkan kesejahteraan yang merupakan tugas utama pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun