Tentu saja kita tidak ingin membiarkan anak-anak kita dalam bahaya. Larangan anak bersepeda motor, bukan sekadar penegakan perundang-undangan, namun yang terpenting adalah melindungi keselamatan anak-anak, generasi muda.Â
Pada beberapa kegiatan yang kami ikuti akhir-akhir ini, semakin menunjukkan pentingnya sarana transportasi umum/publik untuk anak-anak sekolah di Kabupaten Barito Utara.
Pertama, pada rapat persiapan pelaksanaan Hari Sumpah Pemuda, untuk memeriahkan Hari Sumpah Pemuda, ada keinginan peserta rapat untuk melibatkan anak SMP di luar kota Muara Teweh.
Usulan itu dengan cepat saya minta untuk dipertimbangkan kembali karena risiko yang harus dihadapi anak-anak itu bila menggunakan sepeda motor, karena pemda tidak memiliki dana untuk memobilisasi anak-anak tersebut ke kota.
Kedua, pada acara sosialisasi Peraturan Daerah di SMAN 2 Muara Teweh, SMAN 2 terletak di luar kota Muara Teweh. Sebelum pandemi, siswa SMAN 2 banyak yang memanfaatkan bus sekolah, sayangnya setelah pandemi bus sekolah tidak beroperasi lagi.Â
SMAN 2 mungkin satu-satunya SMA di Barito Utara yang dilayani bus sekolah. Menurut Kepala Sekolah SMAN 2, Pak Edi, "Siswa menjadi tertib, tidak bolos atau meninggalkan sekolah pergi ke tempat yang tidak semestinya".
Ketiga, pada acara Rapat Pembinaan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Barito (28/10) saya sudah mengusulkan agar pemerintah daerah menyediakan bus-bus sekolah untuk menghindari anak-anak mengalami kecelakaan di jalan raya, ketika berangkat maupun pulang sekolah.
Penyediaan bus tersebut dalam rangka mewujudkan kabupaten layak anak dengan membuat lalu lintas ramah anak. Lalu lintas ramah anak adalah lalu lintas yang aman dan nyaman dengan sarana prasarana yang cukup dan rambu-rambu yang jelas di sekitar sekolah.
Untuk menjadi Kabupaten Layak anak pemerintah sebaiknya mengadakan transportasi publik atau bus sekolah, menegakkan peraturan perundangan, mengurangi kecelakaan, menjaga keselamatan siswa dan bagi sekolah-sekolah yang berada di luar kota dapat berpartisipasi pada acara-acara resmi di kabupaten, sebut saja HUT Proklamasi, HUT Kabupaten atau Hari Sumpah Pemuda.
Keempat, ketika kami melakukan sosialisasi ke 3 desa, Desa Ipu, Desa Nihan Hilir dan Desa Nihan  Hulu, kami melewati SMPN Nihan Hilir di desa Nihan Hilir, kami melihat bus sekolah parkir di halaman sekolah.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya