Limo Pancer mewakili manusia itu sendiri sebagai pengontrol keempatnya emosi. Artikel ini bertujuan untuk membahas Sedulur Papat Limo Pancer sebagai konsep kecerdasan emosional orang Jawa.Â
Konsep Sedulur Papat Limo Pancer menjelaskan lebih detail di domain emosi yang perlu dikendalikan. Namun, konsep kecerdasan emosional menjelaskan lebih detail tentang aspek-aspek kecerdasan emosional dibandingkan dengan konsep Sedulur Papat Limo Pancer.Â
Integrasi antara Sedulur Papat Limo Pancer dengan konsep kecerdasan emosional dapat digunakan untuk memahami kecerdasan emosional secara komprehensif.
Secara historis, peradaban Jawa merupakan peradaban yang maju. Kemajuan dari Peradaban Jawa dibuktikan dengan kerajaan-kerajaan besar yang ada di pulau Jawa seperti kerajaan Mataram dan kerajaan Majapahit.Â
Selain itu, berbagai bahasa Jawa peninggalan peradaban masih dapat dilihat sampai sekarang, misalnya Candi Borobudur dan Prambanan Candi, Tidak hanya itu peradaban maju tetapi juga orang Jawa memiliki karakteristik tertentu dalam perilaku mereka.Â
Sebagai contoh, Orang Jawa dikenal sebagai orang yang ramah dan lembut dalam bersikap dan berbicara. Bagi masyarakat Jawa, perilaku beretika merupakan bentuk harga diri sehingga perlu dijaga dengan selalu berhati-hati dalam berperilaku sehari-hari
Cara berperilaku dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjukkan oleh orang Jawa adalah sesuatu yang diturunkan dari generasi ke generasi.Â
Hal ini tidak terlepas dari banyaknya Filosofi Jawa yang dijadikan pedoman hidup masyarakat Jawa. Sebagai contoh, Memayu Hayuning Bawana yang mengajarkan menjaga dan melestarikan lingkungan, Jer Basuki Mawa Beya yang mengajarkan pengorbanan demi kesuksesan, Budi Dayane Manungsa Ora Bisa Ngungkuli Garis Kang Kuwasa yang mengajarkan untuk tidak menyandingkan budidaya manusia dengan takdir Yang Maha Kuasa, dan Becik Kedot.Â
Ala Ketara mengajarkan untuk tidak menyembunyikan sesuatu yang baik atau buruk karena cepat atau lambat akan terungkap). Adanya falsafah yang yang ada dalam masyarakat dapat membantu untuk berpikir dan merenungkan diri sendiri untuk menemukan integrasi antara diri sendiri dan Tuhan.
Bagi masyarakat Jawa, falsafah yang diajarkan oleh generasi sebelumnya digunakan sebagai pedoman untuk menemukan makna dalam pedoman dalam hidup. Meskipun filsafat Jawa adalah sebuah peninggalan leluhur yang berumur puluhan bahkan ratusan tahun, filosofi jawa masih dianggap relevan dengan perkembangan zaman Relevansi Filsafat Jawa diwujudkan melalui aktualisasi filsafat terhadap perubahan dan perkembangan kali dengan memberikan interpretasi yang mengikuti perkembangan zaman. Aktualisasi filsafat Jawa juga ditempuh melalui berbagai kajian tentang Filsafat Jawa.
Sedulur Papat Limo Pancer juga berkaitan dengan pedoman perilaku dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Jawa. Sedulur Papat Limo Pancer dapat dianggap sebagai pedoman bagi masyarakat Jawa dalam mengendalikan keinginannya.Â