Mohon tunggu...
Harry Amos Orlando
Harry Amos Orlando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Jakarta

Nama : Harry Amos Orlando Sitohang NIM : 43222010153 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen Pengampu : Prof.Dr. Apollo ,Ak ,M. Si. Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus David Hume dan Fenomena Korupsi di Indonesia

15 Desember 2023   06:34 Diperbarui: 15 Desember 2023   15:08 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Di era zaman Hume merupakan puncak  empirisme. Bagi Hume dan tokoh-tokoh lainnya, pengalaman (kerajaan) lebih dari sekedar nalar, karena ia merupakan sumber pengetahuan, baik pengalaman lahir maupun batin. Menurut Hume, semua ilmu pengetahuan berkaitan dengan hakikat manusia. Ilmu ini merupakan satu-satunya landasan kokoh bagi ilmu-ilmu lainnya.Aliran empirisme muncul pada abad ke-17 setelah lahir nya rasionalisme. Empiris adalah suatu keadaan yang didasarkan pada peristiwa nyata yang pernah dialami dan diperoleh melalui penelitian, observasi atau percobaan.Empiris juga merupakan ilmu yang didasarkan pada pengalaman indrawi. Pengalaman indrawi yang dimaksud disini adalah melihat, mengecap, mencium, mendengar dan menyentuh sesuatu yang diamati seseorang.

Selain itu, penelitian empiris menghasilkan data yang disebut  bukti empiris. Bukti empiris merupakan sumber informasi yang diperoleh dari  pengamatan  atau percobaan. aliran dari empirisme bertentangan dari aliran rasionalisme. Ketika Hume menerapkan teori empirismenya pada studi tentang keberadaan Tuhan, ia mengungkapkan bahwa Tuhan yang menurut para rasionalis sudah ada di alam  sebenarnya tidak nyata. Hume mengambil posisi yang kuat melawan agama secara keseluruhan. Ia menyangkal bahwa dunia bekerja secara mekanis seperti jam yang telah ditentukan. Ide ini, seperti telah kami katakan, berasal dari Leibniz. Lebih lanjut Hume menyangkal adanya sebab turunan, seperti apa yang dianggap oleh para filosof skolastik sebagai sebab pertama atau sumber utama terciptanya alam semesta. Kausalitas sebab pertama dan pandangan Tuhan tentang dunia secara harmonis adalah pandangan yang sepenuhnya ditentang oleh Hume. Tak lupa, ia juga meragukan Tuhan, meski ada, namun sempurna dan sumber kebaikan. 

Faktanya, banyak kejahatan yang lahir di dunia ini, apakah itu berarti Dia juga sumber kejahatan? Jelas kita tidak tahu apa-apa tentang Tuhan di luar dunia ini, bagaimana kita bisa percaya akan keberadaan-Nya? Seruan yang mendekati agnostisisme, yang menekankan bahwa kita tidak tahu apakah Tuhan itu ada atau tidak. Ia juga menantang dogma keabadian di akhirat kelas. Hume mengatakan bahwa untuk menjadi bermoral harus ada kompensasi yang tidak realistis untuk keabadian? Tanpa ilusi keagamaan seperti itu, kita bisa mencapai kehidupan yang penuh moralitas. Dia lebih lanjut menuduh agama tersebut terlalu penuh dengan takhayul. Ia kembali menyerukan pemurnian agama dari segala unsur takhayul dan kembali ke hal-hal empiris.

Menurutnya, mengenal Tuhan adalah sesuatu yang tidak bisa dibuktikan, karena pengalaman kita dengan Tuhan tidak meninggalkan kesan. Masalah Tuhan adalah masalah metafisika. Pembahasan  metafisika tidak bisa didekati dengan bukti yang mengandaikan adanya sesuatu yang empiris dan nyata.   Menurut empirisme, pengetahuan tidak hanya didasarkan pada akal. Sedangkan Empirisme , menyatakan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman dan pengamatan terhadap dunia nyata. Artinya pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui penggunaan indera dan analisis objektif dari pengalaman empiris.Ada pula tokoh empirisme yang terkenal yaitu John Locke yang berpendapat bahwa pikiran manusia adalah tabula rasa (batu tulis putih) di kelahiran, yang artinya pikiran manusia sangatlah penting. yang hanya bisa diisi dengan pengetahuan melalui pengalaman.

Empirisme berfokus pada bukti  dan observasi konkrit untuk memverifikasi kebenaran suatu klaim, sedangkan rasionalisme lebih mendasarkan penalarannya pada prinsip-prinsip logis. Kritik terhadap empirisme adalah bahwa pengalaman subjektif dapat memberikan pengetahuan yang terbatas atau bias. Banyak filsuf modern mengadopsi pemahaman campuran tentang epistemologi, yang mengakui pentingnya  rasionalisme dan empirisme dalam perolehan pengetahuan.Dalam penelitian ilmiah, dalam banyak kasus,  pendekatan empiris digunakan untuk memperoleh bukti dan data, namun juga berguna untuk gunakan alasan dalam merumuskan dan mengevaluasi hipotesis , menyadari bahwa dalam dunia pengetahuan keduanya mempunyai peran penting dalam menemukan kebenaran dan memahami dunia, serta pendekatan terpadu antara rasionalisme dan empirisme dapat membuahkan hasil yang lebih komprehensif.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

WHY ?

Teori pengetahuan

T.Z. Lavine (1984: 140) mengungkapkan Hume dalam pengantar Treatise on Human Nature dengan mengatakan bahwa tulisannya bertujuan untuk menyelidiki ilmu humaniora dan menjelaskan prinsip-prinsip sifat manusia. Menurutnya, ilmu-ilmu lain juga didasarkan pada pengetahuan tentang manusia. Oleh karena itu, studi tentang pengetahuan ini merupakan suatu proses penyelidikan atas dasar-dasar seluruh pengetahuan manusia.

Dalam teorinya tentang pengetahuan, David Hume mengajukan pertanyaan, yaitu bagaimana seseorang dapat memperoleh pengetahuan? Menurut david hume, sumber dari sebuah pengetahuan adalah persepsi, persepsi indrawi, bukan gagasan bawaan. Hasil dari pengamatan ini berupa kesan dan wawasan atau gagasan. Isi gagasan dan kesan itu sendiri sama, tetapi yang membedakan adalah bagaimana cara tumbuh nya dalam kesadaran.

 Kesan merupakan impresi langsung, keinginan dan perasaan,ysng sumbernya dari penglihatan langsung, sentuhan, pendengaran, keinginan, cinta,membenci . Ide merupakan persamaan dari kesan atau gambaran yang samar-samar. Perbedaan antar kesan dengan gagasan ialah kesan memiliki kekuatan dan penampakan yang lebih besar. Ide hanyalah gambaran kesan-kesan yang ditemukan dalam pikiran, penalaran, dan juga ingatan. Menurut david Hume, seluruh pengalaman seseorang termasuk dalam kategori pengakuan atau gagasan atau ide . Hume memaparkan hubungan antara kesan dan gagasan atau ide dengan menyatakan bahwa dapat terbagi menjadi dua kategori menurut kesederhanaan atau kompleksitasnya. Kesan yang kompleks terdiri dari kesan-kesan sederhana. setiap ide ide yang sederhana tumbuh dari satu kesan yang berhubungan langsung satu dengan yang lain. dan Sebalik nya, ide yang kompleks tidak selalu muncul dari kesan yang kompleks. Sebaliknya, ide yang kompleks dapat dikembangkan dari banyak kesan kesan yang sederhana atau kompleks, atau gagasan kompleks dapat dibangun dari gagasan sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun