Hal yang paling normatif otomatis pasti kita mohon agar sehat terbebas dari virus dan mohon wabah ini segera berakhir. Itu permohonan normatif sah sah saja...
Kemudian, lewatkan dan delete aja perdebatan diri apakah Tuhan membiarkan wabah, atau sedang dalam proses menghentikan. Lewatkan saja perdebatan diri itu. Kita masuki sekuen baru. Ruang memory yang masih kosong dan bersih. Kalau FOLDER permohonan atas mau kita sudah penuh...buatlah FOLDER BARU. Folder diri yang baru bisa kita notifikasi dengan narasi :
Apa yang Engkau kehendaki atas diriku, atas komunitasku atas bangsa ku
Aku bersedia melakukan apa yang Engkau kehendaki
Kesediaan kita sepadan dengan passion kita untuk berbenah dan berubah, yang jelas lebih dari sekedar ibadah. “Amanah lebih dari sekedar ritual ibadah”
Mari temukan pembaharuan amanah atas diri kita masing-masing. Itulah berbenah, itulah berubah, itulah esensi ibadah. Memfokuskan kehendaNya, bukan fokus kepada kekhawatiran dan kecemasan kita akan covid.19 dengan segala dampaknya.
Betapa Indah saat Kita di Rumah, adalah cara hemat dan tetap produktif bagi isolasi mandiri
Selamat mencoba, tetap sehat, tetap bersih, terus cuci tangan, jaga jarak dan laksanakan Social Distanching secara disiplin, sebagai tanda nyata kita lagi berbenah. (HC)