Mohon tunggu...
Harry Cahya
Harry Cahya Mohon Tunggu... Konsultan - Saya adalah seorang yang senang berbagi pengalaman & visi.\r\nMelihat kehidupan sebagai anugrah yang harus disyukuri, sekaligus tantangan yang harus dihadapi.\r\nMisi ku adalah menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Pandanganku tentang kehidupan kutulis dalam buku \"Quantum Asset\" (terbit 2008)

Saya adalah seorang yang senang berbagi pengalaman & visi.\r\nMelihat kehidupan sebagai anugrah yang harus disyukuri, sekaligus tantangan yang harus dihadapi.\r\nMisi ku adalah menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Pandanganku tentang kehidupan kutulis dalam buku \"Quantum Asset\" (terbit 2008)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Lewatkan Masa Indah di Rumah

2 April 2020   21:00 Diperbarui: 3 April 2020   01:58 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dr. Zhang sangat menekankan ”jangan keluar rumah”. Itulah satu-satunya cara untuk memutus penularan. Kalau semua orang disiplin tidak keluar rumah, Covid-19 teratasi dalam dua bulan.

Dr Zhang Wenhong tidak hanya diidolakan publik seluruh Tiongkok. Anak buahnya pun sangat mencintainya. ”Beliau suka membina dokter-dokter muda. Sampai-sampai kami memanggil beliau Papa Zhang,” ujar staf di rumah sakit itu.

Jadikanlah himbauan tinggal di rumah menjadi pilihan sikap sadar kita, sebagai sikap yang baik dan benar.

MARI MEMILIH SIKAP KITA

Segalanya akan menjadi baik dan indah adanya, jika kita memilih sikap dengan benar. Sikap yang baik di mulai saat diri membuka terhadap intervensi kebaikan dan sisi baik dalam segala hal. Apakah dari sisi obyek maupun kondisi suasana. Sikap yang baik akan mempercepat datangnya efek kebaikan. Efek kebaikan itu juga perlu waktu untuk sampai ke posisi jangkauan kita. Manakala kita bersikap baik maka waktu proses datangnya efek kebaikan juga semakin cepat.

Sebagai contoh Presiden Jokowi memang bukan Malaikat, ia juga memiliki saat lelah seperti kita. Mengalami kecemasan seperti kita. Namun seorang Presiden baik dalam kondisi lelah ataupun tidak, pusing ataupun tidak,  tetap harus membuat keputusan keputusan penting bagi bangsa dan negara.  Keputusan Presiden tanggal 31 Maret 2020 kemaren berintikan penambahan  anggaran dalam skema APBN sebesar Rp. 405,1 T terkait Pembatasan Sosial erskala Besar ( PSBB)  dalam menghadapi pandemi covid.19. Bagaimana kita menyikapi.

Jika kita bersikap baik maka efek dari kebaikan keputusan Presiden itu juga cepat sampai dalam jangkauan kita. Namun bisa juga sebaliknya.  Bersikap baik dalam konteks ini adalah “kesediaan” menunda sikap skeptis  atas keputusan ini sampai dengan selesainya masa darurat.

 Sekarang bagaimana kita bersikap saat di rumah? jangan lewatkan masa indah di rumah

  1. Kita punya kesempatan bersama  orang orang yang kita sayangi di rumah. Berlama lama  memandang wajah mereka, walau berjarak 1 meter, atau lebih. Ini hal  belum tentu terjadi sejak kita berusia 20 tahun
  2. Membersihkan kamar tidur, mengganti sprei, menata meja dan apapun yang biasanya dikerjakan pembantu sekarang dapat kita alami.
  3. Menyapu halaman rumah? berapa lama kita tak melakukan..sekarang kita punya kesempatan melakukan sambil berjemur  diri.
  4. Memasak nasi goreng sendiri. Membuat sambal kecap, menggoreng atau merebus telur.. Barangkali nasi goreng kita terlalu asin atau kurang asin.lalu orang sekeluarga menertawakan diri. Kita alami rasakan sebagai perasaan tukang masak.
  5. Kita dapat melakukan pekerjaan kita secara online   di tengah keluarga, dan kita tidak perlu merasa salah, atau minta ijin kepada atasan untuk tidur lebih lama di rumah dari biasanya yang hanya maksimum 5 jam.
  6. Membaca buku buku kita yang biasanya dipajang hanya untuk hiasan. Sekarang berkesempatan membuka dan membacanya.
  7. Tanaman di halaman rumah kita, kapan terakhir kita sentuh kita sirami kita pupuk kita bersihkan dari semak belukar. Sekarang bisa kita lakukan.
  8. Bercanda dengan anak anak langsung, tanpa di batasi waktu gegara tiba tiba ada panggilan celuler untuk meeting. Saat ini kita punya waktu, gunakan !
  9. Kita punya berbagai alasan obyektif untuk tidak bisa bersama keluarga berdoa di ruang tamu.. Sekarang kita punya waktu, laksanakan !
  10. Saatnya kita melakukan komunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi dengan diri sejati. Entah mau Anda sebut meditasi atau Samadi atau  Short Contemplation atau hening, silahkan. Intinya diam ! menelanjangi diri untuk berbenah kata bung Ebiet G. Ade.

Komunikasi dengan diri sejati di dalam hati adalah koneksitas dengan Yang Maha Ada Segala. klik tombol connect to God cobalah Anda rasakan kemudian (entah berapa jam) muncul sinyal hati “you were connected to God”  rasakan signalnya. Sebuah sinyal koneksi spiritual.

Sekali kali boleh rasakan sensasinya. Rasakan pengalaman baru. Untuk melengkapi pengalaman masa lalu yang  hanya melulu melihat sinyal free wifi. tapi ini sinyal diri yang terkoneksi dengan Hyang Suci. Sensasi yang membawa hati seolah berteriak :   “eureka !  eureka! ”, seperti  Archimedes saat berendam di bak air dan kemudian menemukan hukum Archimedes.

Koneksi spiritual ini tidak eksklusif. Ini koneksi inklusif really genuine like free wifi. Saatnya kita boleh  mencoba, sekaligus boleh gagal untuk mengulangi. Ini kesempatan indah saat kita memaksa diri  di rumah.  Kalau sudah terkoneksi lantas kita mau komunikasi apa denganNYA..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun