Mohon tunggu...
harry ernan
harry ernan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sometimes you win, sometimes you learn.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lingkaran Setan

15 Desember 2018   17:04 Diperbarui: 15 Desember 2018   21:37 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal Sang Pencipta telah memberikan kesempurnaan kepada diri kita, tinggal kita yang harus memilah dan mencarinya dimana pikiran-pikiran positif itu berada, kemudian membuang sejauh-jauhnya pikiran-pikiran negatif yang tak perlu, yang terus membombardir perasaan kita.

Itulah yang membuat diri kita semakin lemah, tidak berdaya oleh pengaruh Lingkaran Setan tersebut. Karena kita lah yang seharusnya menjadi pengontrol sepenuhnya terhadap diri kita sendiri, bukan Lingkaran Setan tersebut.

Pelajaran selalu dapat diambil dari manapun, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak melulu di sekolah maupun di kampus. Ketika kita menerima sebuah kegagalan, kesedihan, kecemasan, bukankah itu pelajaran yang sangat penting dan berharga?. Tinggal kita memilah yang positifnya, sebagai pembelajaran terbaik bagi kehidupan kita.

Semua itu tergantung pikiran kita. Berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk menilai pengalaman-pengalaman dalam hidupnya, sebagai bahan yang berharga untuk pengalaman selanjutnya dan menganggap semua itu sebagai proses hidup yang harus diterima.

Individu yang berpikir positif akan mendapatkan hasil yang positif dan individu yang berpikir negatif akan mendapatkan hasil yang negatif.

Berangkatlah dari hal-hal positif yang baik, yang mampu menyulut semangat untuk melakukan perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik. Ketika pikiran positif tercipta, itulah yang menjadi sebuah sistem berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya, seperti orang yang galau karena putus cinta, dia akan memeluk baju yang telah diberikan oleh sang mantannya kemudian dia merengek-rengek diatas kasur karena dia tidak keluar dari Lingkaran Setan tersebut.

Itulah yang membuat dia lemah tak berdaya, membuat dia merasa terus terpuruk akan kegagalan cintanya, hingga akhirnya pikiran negatif itu menjalar hingga ke ubun-ubun.

Ingatlah kawan, bukan dirimu saja yang diuji. Aku juga sama, begitu juga dengan mereka. Masing-masing punya ujian tersendiri. Hanya saja ujian kita berbeda, karena kemampuan kita tidak sama. Dan dunia, memang tempat kita diuji.

Tidak peduli sederas apapun lautnya, kalian tetap berdiri. Saya tidak hanya membahas tentang air, kalian harus tetap berdiri. Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, nikmati tiap prosesnya dan jalani realitas kehidupan yang ada untuk terus tumbuh menjadi kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun