Padahal Sang Pencipta telah memberikan kesempurnaan kepada diri kita, tinggal kita yang harus memilah dan mencarinya dimana pikiran-pikiran positif itu berada, kemudian membuang sejauh-jauhnya pikiran-pikiran negatif yang tak perlu, yang terus membombardir perasaan kita.
Itulah yang membuat diri kita semakin lemah, tidak berdaya oleh pengaruh Lingkaran Setan tersebut. Karena kita lah yang seharusnya menjadi pengontrol sepenuhnya terhadap diri kita sendiri, bukan Lingkaran Setan tersebut.
Pelajaran selalu dapat diambil dari manapun, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak melulu di sekolah maupun di kampus. Ketika kita menerima sebuah kegagalan, kesedihan, kecemasan, bukankah itu pelajaran yang sangat penting dan berharga?. Tinggal kita memilah yang positifnya, sebagai pembelajaran terbaik bagi kehidupan kita.
Semua itu tergantung pikiran kita. Berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk menilai pengalaman-pengalaman dalam hidupnya, sebagai bahan yang berharga untuk pengalaman selanjutnya dan menganggap semua itu sebagai proses hidup yang harus diterima.
Individu yang berpikir positif akan mendapatkan hasil yang positif dan individu yang berpikir negatif akan mendapatkan hasil yang negatif.
Berangkatlah dari hal-hal positif yang baik, yang mampu menyulut semangat untuk melakukan perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik. Ketika pikiran positif tercipta, itulah yang menjadi sebuah sistem berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya, seperti orang yang galau karena putus cinta, dia akan memeluk baju yang telah diberikan oleh sang mantannya kemudian dia merengek-rengek diatas kasur karena dia tidak keluar dari Lingkaran Setan tersebut.
Itulah yang membuat dia lemah tak berdaya, membuat dia merasa terus terpuruk akan kegagalan cintanya, hingga akhirnya pikiran negatif itu menjalar hingga ke ubun-ubun.
Ingatlah kawan, bukan dirimu saja yang diuji. Aku juga sama, begitu juga dengan mereka. Masing-masing punya ujian tersendiri. Hanya saja ujian kita berbeda, karena kemampuan kita tidak sama. Dan dunia, memang tempat kita diuji.
Tidak peduli sederas apapun lautnya, kalian tetap berdiri. Saya tidak hanya membahas tentang air, kalian harus tetap berdiri. Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, nikmati tiap prosesnya dan jalani realitas kehidupan yang ada untuk terus tumbuh menjadi kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H