Mohon tunggu...
harry ernan
harry ernan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sometimes you win, sometimes you learn.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lingkaran Setan

15 Desember 2018   17:04 Diperbarui: 15 Desember 2018   21:37 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(nitonotes.blogspot.com)


Ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah, seringkali kita berkutat melulu disitu-situ saja, seoalah-olah kita berada pada suatu titik dan tidak beranjak dari titik tersebut, seperti mencengkeram jiwa dan tidak bisa bergerak.

Atau ketika problema percintaan datang, kita sering dirundung kesedihan dan kegalauan yang datang tanpa kunjung henti, terbawa hanyut mengalir dibawah derasnya air hujan.

Kita seringkali merasa cemas, merasa diri kita telah gagal, tidak berguna, merasa sedih, yang seakan-akan harapan tidak akan mau menampakan dirinya ke permukaan.

Ayolah kawan, itu semua hanyalah pikiran-pikiran negatif yang terus menghantui kita. Ketika kita merasa cemas justru kecemasan itulah yang membuat pikiran kita terus menerus merasa cemas. Ketika kita dihadapkan pada sebuah kegagalan, justru kegagalan itu lah yang membuat pikiran kita terus menerus merasa gagal. Ketika kita terus dirundung kesedihan, justru kesedihan itulah yang membuat pikiran kita terus menerus merasa sedih, hanyut di dalamnya dan tak bisa keluar.

Bukan berarti saya sebagai penulis lulu-lucuan ini tidak mau merasa atau tidak memiliki rasa sedih, rasa cemas, atau merasa gagal ketika sebuah masalah datang menghampiri. Itu semua hal yang wajar dan merupakan kodrat kita sebagai manusia yang diberikan hati, akal dan pikiran oleh Sang Pencipta. Itulah yang membedakan kita dari makhluk-makhluk lain yang telah diciptakan oleh Sang Kuasa.

Maka dari itu kita dituntut untuk menggunakan nalar kita sebagai upaya dalam berpikir dan memilah mana pikiran yang membuat diri ini bergerak ke arah yang negatif, atau ke arah yang lebih positif.

Kita sering kali tidak bisa menerima kesedihan yang datang, tidak bisa menerima sebuah kegagalan yang menghampiri, itulah yang justru malah membuat diri kita merasa semakin terpuruk.

Alangkah baiknya kita harus bisa "menerima" itu semua dengan berlapang dada dan pandai memilah mana pikiran yang buruk dan mana yang baik bagi kita. Kita harus bisa "menerima" problema yang datang menghampiri, tapi kesampingkan lah dan buang jauh-jauh pikiran-pikiran rasa cemas, rasa sedih, atau kegagalan yang membuat kita terus menerus berada di Lingkaran Setan itu.

Ayolah kawan, keluarlah dari dalam Lingkaran Setan yang membuat kita berputar-putar di dalamnya, jemputlah harapan-mu ke arah yang lebih progresif.

Apakah kalian tidak merasa yakin dengan diri kalian sendiri?. Nah, itulah salah satu pikiran negatif yang ada di dalam diri kita, pikiran negatif berbahaya yang selalu berputar di dalam diri kita sehingga membuat segala tindakan-tindakan yang kita putuskan dirasa sia-sia, tidak berguna. 

Padahal Sang Pencipta telah memberikan kesempurnaan kepada diri kita, tinggal kita yang harus memilah dan mencarinya dimana pikiran-pikiran positif itu berada, kemudian membuang sejauh-jauhnya pikiran-pikiran negatif yang tak perlu, yang terus membombardir perasaan kita.

Itulah yang membuat diri kita semakin lemah, tidak berdaya oleh pengaruh Lingkaran Setan tersebut. Karena kita lah yang seharusnya menjadi pengontrol sepenuhnya terhadap diri kita sendiri, bukan Lingkaran Setan tersebut.

Pelajaran selalu dapat diambil dari manapun, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak melulu di sekolah maupun di kampus. Ketika kita menerima sebuah kegagalan, kesedihan, kecemasan, bukankah itu pelajaran yang sangat penting dan berharga?. Tinggal kita memilah yang positifnya, sebagai pembelajaran terbaik bagi kehidupan kita.

Semua itu tergantung pikiran kita. Berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk menilai pengalaman-pengalaman dalam hidupnya, sebagai bahan yang berharga untuk pengalaman selanjutnya dan menganggap semua itu sebagai proses hidup yang harus diterima.

Individu yang berpikir positif akan mendapatkan hasil yang positif dan individu yang berpikir negatif akan mendapatkan hasil yang negatif.

Berangkatlah dari hal-hal positif yang baik, yang mampu menyulut semangat untuk melakukan perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik. Ketika pikiran positif tercipta, itulah yang menjadi sebuah sistem berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam jiwanya, seperti orang yang galau karena putus cinta, dia akan memeluk baju yang telah diberikan oleh sang mantannya kemudian dia merengek-rengek diatas kasur karena dia tidak keluar dari Lingkaran Setan tersebut.

Itulah yang membuat dia lemah tak berdaya, membuat dia merasa terus terpuruk akan kegagalan cintanya, hingga akhirnya pikiran negatif itu menjalar hingga ke ubun-ubun.

Ingatlah kawan, bukan dirimu saja yang diuji. Aku juga sama, begitu juga dengan mereka. Masing-masing punya ujian tersendiri. Hanya saja ujian kita berbeda, karena kemampuan kita tidak sama. Dan dunia, memang tempat kita diuji.

Tidak peduli sederas apapun lautnya, kalian tetap berdiri. Saya tidak hanya membahas tentang air, kalian harus tetap berdiri. Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, nikmati tiap prosesnya dan jalani realitas kehidupan yang ada untuk terus tumbuh menjadi kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun