Nafasku terengah-engah, aku mengerahkan tenagaku untuk bergerak lebih cepat, mengiringi langkahnya.
    "Coba kamu lihat ke arah kanan sungai," katanya ke arahku.
    Aku coba menoleh ke arah kananku. Benar saja, hampir semua pohon tumbang sepanjang aliran sungai.
   "Mau lewat mana kita kalau kondisinya seperti itu ?" katanya balik bertanya.
    Benar juga, batinku. Aku melanjutkan langkahku, bersamanya. Semakin lama langkah kami semakin kencang. Kadang berlari, kadang terhenti sambil menarik nafas dalam-dalam.
   "Kita istirahat sejenak," pintaku.
   Mata Anna melotot. Kejengkelan jelas terasa di sorotannya.
   "Tidak ada waktu, pohon pohon terus bertumbangan. Kamu mau kita terjebak di sini ? Hari sudah semakin beranjak," tegasnya keras.
    Aku manggut-manggut. Melanjutkan langkahku, meskipun luka kakiku semakin terasa perih.
    "Percepat langkahmu, aku tidak ingin kita mati dalam kesia-siaan,"
    Aku terdiam. Melanjutkan perjalanan tanpa berdebat lagi Suara-suara binatang terdengar gelisah. Aku dengar teriakan-teriakan mereka, timbul tenggelam dan saling bersahutan. Semakin melangkah, semakin dekat sumber suara melintas begitu saja di telingaku.