"Ayo, cepat, cepaaat." Suara Anna terdengar menggema.
       Tidak ada langkah kaki selain milikku sendiri. Langkahku malah terdengar nyaring di telingaku sendiri.
       "Ayo, lima puluh meter lagi. Kamu pasti bisa." Wanita berparas cantik itu coba menyemangatiku.
       Beberapa pohon di depanku mulai roboh ke kiri dan ke kanan. Tidak beraturan. Satu dua menghalangi arah pandangku. Suara tumbangnya menyambar-nyambar memecah kegelapan.
      "Cepat, cepaaat ! Sebentar lagi," teriak wanita berleher jenjang itu.
      Aku terus berlari, nafasku memburu keringat. Satu pohon tumbang di depan, hampir menimpaku.
      "Loncat !", teriak Anna sambil mengulurkan tangannya ke arahku.
     Aku raih tangannya sekuatku. Suara pohon -- pohon tumbang semakin lama semakin mengerikan.
     "Lihat itu !" sambung wanita cantik itu.
     Aku terkejut. Mengerikan. Semua lajur jalan seperti melipat. Pohon yang tumbang nampak tumpah tindih.
     "Ayo kita tinggalkan tempat ini." ajak Anna.