Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keberanian dengan Iman

31 Oktober 2024   12:56 Diperbarui: 31 Oktober 2024   13:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menurut kamus bahasa Indonesia arti kata Berani adalah empunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar, kecut): kita harus -- mempertahankan kebenaran.

 

Berani adalah kata sifat.setiap manusia harus memiliki sifat berani. Sejak kita lahir kita sudah memiliki sifat pemberani, kalau tidak memiliki sifat pemberani tidak mungkin kita berdiri, berjalan dan berlari.

 Setelah kita bisa berdiri, berjalan dan berlari, maka kita harus berani mengambil keputusan. Keputusan untuk belajar, keputusan untuk bisa mandiri. Berani meninggalkan orang tua, berani berkeluarga, berani mengasuh anak,  dan selanjutnya berani dipanggil Tuhan.

 

*Keberanian Daud Mengalahkan Raksasa*

Banyak di Alkitab tokoh-tokoh pemberani sebut saja Daud. Siapakah Daud? Daud adalah anak dari pada Isai yang sudah ditolak orang tuanya sejak dalam kandungan. Setelah lahir keduniapun Daud juga ingin dilklenyapkan. Dia  dikucilkan, diasingkan dan di anak tirikan. 

Terbukti saudara-saudaranya dipekerjakan di istana sebagai tantara kerajaan, sementara Daud ditugaskan hanya sebagai penjaga domba, dengan maksud Ketika binatang buas srigala ingin menerkam dan memangsa dombanya yang hanya 3 ekor tersebut Daud lebih dahulu sebagai sasarannya atau mangsanya.

 

Ketika Daud di perkemahan para prajurit, tujuan Daud bukan untuk berperang, tetapi kedatangannya karena perintah dari orang tua untuk membawa makanan bagi saudara-saudaranya. Intinya Daud ditugaskan untuk melayani saudara-saudaranya.

 

Namun kedatangan Daud yang notabene sebagai gembala malah harus berhadapan dengan raksasa. Apalah artinya Daud dibanding dengan Goliat yang adalah raksasa yang ditakuti oleh para prajurit atau balatentara kerajaan, bahkan Saul sebagai rajapun tidak berani dan tidak berkutik. Goluiat adalah raksasa yang tingginya enam hasta sejengkal. Ketopong tembaga ada dikepalanya dan ia memakai baju zirah yang bersisik, berat baju zirah ini 5 ribu syikal tembaga. 

 Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan bahunya memanggul lembing tembaga. Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenundan mata tombaknya itu enam ratus syikal besi beratnya.

 

kisa dibayangkan siapa yang dapat melawannya. Dan ketika yang maju berperang adalah Daud yang hanya membawa senjata ketapel, maka tidak heran jika  orang Filistin itu berkata anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat? Namun singkat cerita Goliat mati di tangan Daud bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing atau senjata tajam lainnya, namun dengan nama Yesus maka raksasa sombong itu tumbang tergeletak tak berdaya.

 

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa kadangkala kemenangan dalam peperangan bukan hamua berpihak atau bukan hanya terjadi pada hamba-hamba Tuhan yang sering berdiri diatas mimbar yang berkotbah dimana-mana, tetapi bisa terjadi pada jemaat biasa. 

Karena seringkali hamba-hamba Tuhan itu merasa sudah berpengalaman jadi merasa mampu dan bisa. Sementara jemaat yang tidak mempunyai predikat mereka merasa tidak dapat berbuat apa-apa hanya mengandalkan Tuhan saja.

 

Tak heran jika belakangan ini banyak hamba-hamba Tuhan yang terkenal yang tidak sedikit jatuh, karena kekuasaan dan kemapanannya. Merasa sudah mampu dan mapan sehingga tidak sadar jika dia telah berada ditepi kehancuran karena tidak lagi mengandalkan Tuhan. 

Saul yang merasa dirinya mampu dan mapan (memiliki kekuasan yang luar biasa) akhirnya hidupnya dikuasai oleh kejahatan, sehingga tidak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Karena roh Allah sudah tidak ada padanya, maka roh jahat yang menguasai hidupnya.

 

*Halangan Dari Dalam*

Seringkali keberhasilan, kesuksesan dan kemenangan halangan yang paling berat bukan dari musuh (permasalahan) itu sendiri, tetapi justru dari dalam. Seperti yang telah dialami oleh Daud, kendala terbesar justru  berasal dari orang tua dan saudara-saudaranya. Kedua orang tuanya ingin membunuh, mengasingkan dan menyingkirkan, sementara saudara-saudaranya yang seharusnya melindungi dan menjaganya justru melecehkan dan merendahkan. 

 

Jadi intinya sebesar apapun permasalahan, pergumulan dan tantangan menghadang seperti gunung dan raksasa, namun Ketika kita menghadapinya dengan menyertakan nama Tuhan, maka pasti semua akan dihalaukan bahkan akan dihancurkan. 

Kemenangan Daud bukan karena mahirnya Daud menainkan ketapel, atau bukan karena Daud sudah terbiasa mengalahkan binatang buas seperti srigala, beruang dan lain sebagainya, tetapi factor utama kemenangan itu terjadi  karena Daud sudah diurupai dengan roh kudus melalui nabi Samuel, sehingga yang melawan Goliat bukan Daud sebagai gembala domba itu, tetapi Allah sendiri yang berperang.

 

Seringkali yang menghalangi kita dalam mencapai keberhasilan bukan karena besarnya atau beratnya masalah, tetapi karena masalah yang ada di dalam diri kita itu yang menjadi kendalanya. Keegoan, kesombongan dan kecongkakkan serta keserakahan seringkali justru menjadi penghambat utama. 

Ingat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan tidak bisa mempertahankan keselamatan yang Tuhan berikan itu semata-mata bukan karena iblis yang menggoda, tetapi yang menjadi masalah utamanya karena diri manusia ada kecongkakan dan kesombongan yang ingin menyamai Tuhan. 

Demikian pula dengan Yudas, kejatuhan Yudas bukan semata karena bujukan dari para penguasa dan orang-orang farisi, tetapi yang menjadi masalah utama karena memang dalam diri Yudas ada kecongkakan dan  keserakahan. 

Ketika kita jatuh seringkali kita menyalahkan orang lain atau pihak kedua dan ketiga, kita tidak menyadari bahwa sebenarnya yang membuat kita jatuh dan gagal itu karena kesalahan kita sendiri.

 

*Halangan Dari Luar*

Tidak ada bedanya halangan dari dalam ataupun dari luar. Kadang-kadang halangan dari luar itu sungguh berat. Kendala luar yang dialami oleh Daud, tidak seberat seperti yang dialami oleh Yusuf. Halangan yang dialami oleh Yusuf tidak hanya sebatas kata-kata tetapi juga tindakan, bahkan tindakan yang dialami oleh Yusuf sungguh sangat berat dan kejam. 

Dalam Kejadian 37 ,, tiga kali saudara-saudaranya telah mengungkapkan niatnya untuk membunuhnya, dan eksekusinya dilaksanakan Ketika Yusuf dimasukkan kedalam lubang subur. Mulai saat itu penderitaan Yusuf bertubi-tubi dialami, dari penjualannya kepada orang Mesir,  perbudakan, pemfitnaha, sampai masuk jeruji penjara.

 

*Dampak Berjalan Dengan Iman*

Tentu saja apa yang dilakukan oleh Daud dan Yusuf bukan berlandaskan oleh keberanian dan kepintaran, tetapi itu semua dilandasi oleh urapan roh kudus yang membuat iman seseorang menjadi bertumbuh dan berkembang. 

 

Setelah Daud mendapat urapan dari Samuel, maka Roh Allah ada pada Daud, apa yang dilakukan oleh Daud pasti berhasil. Jika Saul bisa mengalahkan beribu-ribu musuh, maka Daud dpat mengalahkan berlaksa-laksa. Demikian pula dengan Yusuf, setelah Yusuf menyerahkan hidupnya pada Tuhan, maka Allah menyertai Yusuf dan  apa yang dilakukan Yusuf semua berhasil. 

 

Tidaklah mudah berjalan dengan iman, banyak hamba-hamba Tuhan yang ada di Indonesia yang sampai saat ini diuji imannya karena kebenaran. Sebut saja Yusuf Roni, Ahok, Muhamad Kace, Yusuf Manupulu, Syarifudin Ibrahim dan lain sebagainya. Belum lagi para murtadin mereka terpaksa harus ditinggalkan oleh orang tua, keluarga dan orang-orang yang ada disekelilingnya termasuk tetangga, sahabat dan handaitolannya karena kebenaran dan imannya.

 

Itulah salib yang harus kita pikul. Biarlah mereka memperlakukan kita seperti Ketika orang-orang Filistin memperlakukan Daud, namun seperti yang tertulis dalam Kitab 1 Samuel 17:45-47 "Tuhan mempermalukan mereka" dan nama Tuhan terus di muliakan dan ditinggikan. Keberanian timbul karena iman, oleh sebab itu murid-murid berani mati karena imannya kepada Yesus. Saya percaya hamba-hamba Tuhan yang saat ini menderita dan rela masuk dalam penjara karena beriman pada Tuhan Yesus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun