2 Timotius 3:15-16 "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran"
Â
Saudara percaya kalau Alkitab yang saudara pegang dan baca ini adalah Firman Allah yang hidup? Kalau saudara tidak percaya bisa saja buku ini saudara buang dan bisa juga saudara pakai untuk pembungkus kacang atau lainnya. Saudara perlu ketahui bahwa Transdensi Allah ada pada Alkitab ini, kemuliaan Allah ada pada Alkitab ini. Alkitab atau Firman Allah ini dapat merubah hati, pikiran dan kehidupan saudara.Â
Â
*Bukti Alkitab adalah Firman Allah yang hidup*
Dari ayat tersebut diatas coba saudara teliti kata-kata mana yang menyunjukkan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang hidup:
- pertama alkitab dapat memberi hikmat,Â
- kedua dapat menuntun kita kepada keselamatan,Â
- ketiga dapat memperbaiki kelakuanÂ
- keempat dapat mendidik kita kedalam kebenaran
Â
Allah juga maha hadir, maha tahu, maha kuasa dan maha pngasih. Jadi sangat jelas bahwa Alkitab, Firman Allah dan Allah sendiri yang namanya Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang:
- Allah yang hidup (bukan saja hidup tetapi Dia juga maha hadir)
- Allah yang maha hadir. (percuma Dia hidup tapi kalau Dia tidak hadir, dari kolong langit hingga diatas bumi Allah ada Allah dan hadir).
- Dia juga maha tahu, (peruma Dia hidup dan hadir, tetapi kalau tidak tahu menahu akan pergumulan, permasalahan hidup kita).Â
- Dia juga maha kuasa, (percuma Dia hidup, hadir dan tahu akan pergumulan kita tetapi kalau Dia tidak berkuasa menolong kita).Â
- Selain Dia hidup, hadir, maha tahu, maha kuasa Dia juga maha pengasih dan penyayang. (Percuma Dia hdup, hadir, maha tahu, maha kuasa tetapi kalau Dia tidak punya kasih, lebih baik kita tidak memiliki Dia).
Â
Jadi saudara percaya kalau Allah yang kita sembah yang namanya Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang hidup, Allah yang maha hadir, maha tahu, maha kuasa dan maha pengasih serta penyayang.Â
Kalau saya tanyakan di sini dan semua gereja pasti mereka satu kata katakan bahwa Allah kita yang namanya Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang hidup, Allah maha hadir, maha tahu, maha kuasa dan maha pengasih dan penyayang.
Â
Tetapi kalau kalimat pernyataan ini kita sampaikan kepada orang atheis, orang komunis, orang islam, orang hindu, orang budha dan orang khonghucu, pasti tidak akan sama dengan jawaban kita, bahkan kalau kita tanyakan kepada orang atheis mereka akan jawab dengan tegas bahwa Tuhan itu tidak ada.Â
Kadangkala ada juga orang Kristen yang tengah menghadapi pergumulan berat dan sudah berdoa bertahun-tahun doanya tidak pernah didengar pada akhirnya mereka bisa bilang Tuhan itu tidak ada.Â
Â
Tidak dapat dipungkiri orang atheis, orang yang menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, dari tahun ke tahun jumlahnya semakin banyak. Menurut survey WIN Gallup International, belakangan ini atheis sedang berkembang pesat hampir di seluruh dunia. Persentase orang yang tidak mengakui keberadaan Tuhan semakin hari semakin meningkat.Â
Populasi mereka mencapai 13% dari populasi dunia dan menempati posisi ke tiga setelah Kristen dan Muslim. Bahkan peneliti mengatakan Atheis akan menumbangkan agama pada tahun 2038.
Â
Menurut seorang yang telah beralih ke Atheis, dia mengatakan bahwa saya menjadi atheis bukan karena keluarga, bukan karena teman, bukan karena akibat pernikahan (tidak jarang orang pindah agama untuk menyesuaikan diri dengan UU Pernikahan di Indonesia). Saya menjadi atheis melalui pergulatan panjang mencari Tuhan.
Pencarian saya mengenai semua agama sama baiknya berujung pada dilema, seperti semua kecap adalah kecap no. 1, berarti semua agama sama buruknya. Agama A mengatakan A-lah agama paling baik, dan agama B buruk.Â
Sebaliknya agama B mengatakan hal yang sama mengenai dirinya sendiri, dan mengkatagorikan agama A sebagai agama yang tak baik. Â
Pencarian saya pada tokoh-tokoh agama berpikiran luas mengantarkan saya pada kata-kata bijak, "Agama itu seperti makanan, ya, makanan jiwa, pilih yang sesuai selera, dan sreg. Walaupun katanya bergizi, tapi kalau makannya terpaksa, ya juga nggak akan enak dan nggak akan membawa manfaat buat kita."
Â
*Di Negara Barat Agama Tidak Penting*
Pada saat ini banyak penduduk di barat hususnya di Jerman yang keluar dari Agamanya atau dari Gereja. Para Uskup Gereja Katolik di Jerman merasakan kepahitan hati, karena banyaknya umat Kristen yang keluar dari Kegerejaan.Â
Dari tahun 1992 sampai sekarang terus menerus umat Kristen keluar dari Kegerejaan , ini berarti pemasukan pajak Gereja semakin mengurang. Berita ini juga disampaikan oleh Kegerejaan Protestan atau Evangelis.Â
Â
Nama Agama Islam pada saat ini di mata warga Eropah tidak positif. Dengan banyak terjadinya Teror Teror yang disebabkan oleh Umat Islam telah menjelekan nama Islam.Â
Kenapa banyak orang disini tidak mau masuk ke satu Agama atau Agama itu tidak penting. Banyak yang mengatakan bahwa dirinya percaya kepada Tuhan , tetapi tidak perlu masuk satu Agama.Ada juga yang meninggalkan kepercayaan kepada eksistensi Tuhan.Â
Â
Alasan alasan utama orang meninggalkan Agama dan Tuhan: :Â
Â
Keharusan membayar Pajak Gereja.
Memandang para Pendeta (Pastor/Priester) di Gereja tidak sebagai Manusia yang betul mengabdi kepada Tuhan , tetapi sebagai pekerja Gereja yang mendapat gajih yang cukup tinggi.Â
Ke fanatikan beragama dipandang tidak menyehatkan cara berpikir manusia.Karena Agama timbul Dendam, Kebencian antar umat yang beragama sampai tirjadi perselisihan, peperangan, pembunuhan antar umat yang beragama dan terutama pada ahir ahir ini Teror Teror yang mengakibatkan terbunuhnya manusia yang tak berdosa.Â
Banyaknya Skandal di Kegerejaan yang menjatuhkan nama Agama Kristen.Â
Tidak mempercayai adanya Tuhan, karena menganggap bahwa Tuhan tidak membuktikan pernah menolong, melindungi Manusia yang sedang kesusahan, kelaparan atau ditimpa malapetaka. Tuhan membiarkan umatnya saling membunuh seperti yang terjadi di Suriah di saat ini.Â
Janji Allah yang tak dipenuhi, artinya seseorang yang berbuat baik, berlaku sesuai yang Allah inginkan ,tidak berarti hidupnya terjamin untuk mendapat keberkahan Allah, hidup baik didunia ini.Â
Â
Dari keenam penyebab tersebut, mungkin hanya satu yang bukan merupakan penyebab orang Indonesia tidak mau menyembah Tuhan yaitu keharusan membayar pajak gereja, tetapi yang lainnya merupakan penyebab utama.Â
Â
Nabi Habakuk pun meragukan keadilan Tuhan (Dalam Kitab Habakuk 1)
Dalam kitab itu Habakuk mendaftarkan setidaknya ada enam masalah yang berbeda yang menekankan betapa buruk situasi yang sedang terjadi. Ada penindasan, kelaliman, aniaya, kekerasan, perbantahan dan pertikaian yang berkembang di dalam masyarakat.
Â
Di ayat 4 dia berkata, "hukum kehilangan kekuatannya" Firman Tuhan tidak lagi menjadi standar kehidupan. Habakuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang bagus. Mengapa orang jahat tidak mengalami penghukuman? Mengepa orang fasik makmur? Mengapa Tuhan tidak melakukan sesuatu?
Â
Di ayat 2, Habakuk berseru, "Berapa lama lagi TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?" Dia seakan-akan menuduh Tuhan tidak peduli dan tidak aktif.
Â
Beberapa orang berpikir bahwa seorang yang beriman tidak akan pernah mempertanyakan Tuhan. Mereka hanya duduk dan menunggu dengan setia dan sabar. Akan tetapi satu hal yang kita pelajari dari Habakuk adalah bahwa itu adalah pemahaman yang salah. Orang yang percaya kepada Tuhan bisa mempertanyakan Tuhan.
Â
Dalam pasal pertama, Habakuk sangat lemah. Dia putus asa karena kejahatan yang ada di sekitarnya. Dalam pasal dua, dia pergi ke atas menara untuk menanti jawaban kedua.Â
Sekarang di pasal tiga, kita melihat dia memuji Tuhan dan frase terakhir dari kitab ini adalah "Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." Ayat ini menceritakan tentang pertumbuhan spiritual Habakuk ke arah Tuhan.
Â
Tuhan kadangkala memberikan jawaban yang tidak kita sangka-sangka. Ketika kita berdoa, biasanya kita memikirkan cara yang kita inginkan agar Tuhan menjawab kita. Ketika Dia menjawab dengan cara yang berbeda, kita berpikir bahwa Dia sama sekali tidak menjawab kita.
Â
Apakah salah program yang saya dan istri rencanakan?
Sebelum istri saya meninggal, saya berdua mempunyai program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Program jangka panjang saya bersama istri berencana untuk menunggu cucu dari anak saya yang paling kecil yaitu Gommer (paling-paling 3 tahun).Â
Program jangka pendek, saya merencanakan pada tanggal 11 Januari 2020 kita akan mengadakan acara Natal Bersama dan program menengahnya adalah kita akan mengikuti reuni.Â
Bukankah program yang saya dan istri rencanakan ini adalah rencana yang baik? Mengapa Tuhan secepat itu memanggil istri, sehingga semua rencana itu tidak seindah yang akan saya bayangkan?Â
Â
*Separuh Nyawa Hilang*
Saudara pernah pacaran? Bagaimana rasanya ketika putus!!! Inilah yang saya rasakan ketika istri dipanggil Tuhan, rasanya seperti separuh nyawa hilang. Makan tidak enak, tidur tidak enak, nonton TV membosankan, buka HP juga membosankan. Tidak ada gairah!!!!!
Â
Ketika istri masih hidup walaupun beliau tidak bisa berbuat apa-apa, namun ketika saya sakit, dia masih bisa memberikan solusinya, dia bisa memberikan arahan untuk makan dan minum ini.Â
Dia bisa memegang dan mengusap kepala saya, bisa membelai saya, bisa memegang dadanya saya, bisa memijit pundak saya. Ketika diperlakukan istri seperti itu terasa hilang penyakit saya.
Â
Tetapi sekarang dia sudah tidak ada, saya menangis menjerit tidak ada yang bisa menjawab dan menolongnya. Itulah sebabnya tidak heran apabila pada tanggal 11 Januari  2020 ketika dirumah ada acara natal dan sebenarnya bersamaan dengan hari ulang tahun saya, saya ambruk dan harus dibawa kerumah sakit. INI PERISTIWA YANG TIDAK TERLUPAKAN.Â
 Â
*Orang benar hidup karena iman dan kesetiaan*
Sementara kalau saat ini saya boleh ada ditempat ini, ini semata-mata karena iman saya yang menyatakan bahwa Allah saya yang saya sembuh adalah Allah yang hidup, yang menyadarkan saya bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan ini adalah rencana Tuhan yang terbaik untuk saya.
 Ini artinya kita benar-benar percaya bahwa Tuhan itu baik dan adil. Dan kita hidup sesuai dengan rencana Tuhan itu.Â
Indikasi dari kebaikan dan mujizat Tuhan bukan hanya bisa diartikan sebagai kesembuhan, tetapi kematian itupun juga merupkan bagian dari mujizat Tuhan. Karena Tuhan sudah menyediakan tempat yang terbaik untuk istri saya, nanti kelak saya dan saudara juga menuju ke rumah Bapa di Soprga. Amin
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H