Â
Tetapi kalau kalimat pernyataan ini kita sampaikan kepada orang atheis, orang komunis, orang islam, orang hindu, orang budha dan orang khonghucu, pasti tidak akan sama dengan jawaban kita, bahkan kalau kita tanyakan kepada orang atheis mereka akan jawab dengan tegas bahwa Tuhan itu tidak ada.Â
Kadangkala ada juga orang Kristen yang tengah menghadapi pergumulan berat dan sudah berdoa bertahun-tahun doanya tidak pernah didengar pada akhirnya mereka bisa bilang Tuhan itu tidak ada.Â
Â
Tidak dapat dipungkiri orang atheis, orang yang menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, dari tahun ke tahun jumlahnya semakin banyak. Menurut survey WIN Gallup International, belakangan ini atheis sedang berkembang pesat hampir di seluruh dunia. Persentase orang yang tidak mengakui keberadaan Tuhan semakin hari semakin meningkat.Â
Populasi mereka mencapai 13% dari populasi dunia dan menempati posisi ke tiga setelah Kristen dan Muslim. Bahkan peneliti mengatakan Atheis akan menumbangkan agama pada tahun 2038.
Â
Menurut seorang yang telah beralih ke Atheis, dia mengatakan bahwa saya menjadi atheis bukan karena keluarga, bukan karena teman, bukan karena akibat pernikahan (tidak jarang orang pindah agama untuk menyesuaikan diri dengan UU Pernikahan di Indonesia). Saya menjadi atheis melalui pergulatan panjang mencari Tuhan.
Pencarian saya mengenai semua agama sama baiknya berujung pada dilema, seperti semua kecap adalah kecap no. 1, berarti semua agama sama buruknya. Agama A mengatakan A-lah agama paling baik, dan agama B buruk.Â
Sebaliknya agama B mengatakan hal yang sama mengenai dirinya sendiri, dan mengkatagorikan agama A sebagai agama yang tak baik. Â
Pencarian saya pada tokoh-tokoh agama berpikiran luas mengantarkan saya pada kata-kata bijak, "Agama itu seperti makanan, ya, makanan jiwa, pilih yang sesuai selera, dan sreg. Walaupun katanya bergizi, tapi kalau makannya terpaksa, ya juga nggak akan enak dan nggak akan membawa manfaat buat kita."