Di ayat 4 dia berkata, "hukum kehilangan kekuatannya" Firman Tuhan tidak lagi menjadi standar kehidupan. Habakuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang bagus. Mengapa orang jahat tidak mengalami penghukuman? Mengepa orang fasik makmur? Mengapa Tuhan tidak melakukan sesuatu?
Â
Di ayat 2, Habakuk berseru, "Berapa lama lagi TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?" Dia seakan-akan menuduh Tuhan tidak peduli dan tidak aktif.
Â
Beberapa orang berpikir bahwa seorang yang beriman tidak akan pernah mempertanyakan Tuhan. Mereka hanya duduk dan menunggu dengan setia dan sabar. Akan tetapi satu hal yang kita pelajari dari Habakuk adalah bahwa itu adalah pemahaman yang salah. Orang yang percaya kepada Tuhan bisa mempertanyakan Tuhan.
Â
Dalam pasal pertama, Habakuk sangat lemah. Dia putus asa karena kejahatan yang ada di sekitarnya. Dalam pasal dua, dia pergi ke atas menara untuk menanti jawaban kedua.Â
Sekarang di pasal tiga, kita melihat dia memuji Tuhan dan frase terakhir dari kitab ini adalah "Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." Ayat ini menceritakan tentang pertumbuhan spiritual Habakuk ke arah Tuhan.
Â
Tuhan kadangkala memberikan jawaban yang tidak kita sangka-sangka. Ketika kita berdoa, biasanya kita memikirkan cara yang kita inginkan agar Tuhan menjawab kita. Ketika Dia menjawab dengan cara yang berbeda, kita berpikir bahwa Dia sama sekali tidak menjawab kita.
Â