Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ada 5 Level Kognitif Manusia, Kita Berada di Level Mana?

15 Oktober 2024   18:05 Diperbarui: 15 Oktober 2024   18:46 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita tilik dari sudut pandang agama kristen menurut Tex Yang Wisdom ada 5 level pemahaman kognitif manusia. 

Yang pertama level unn level dasar ini adalah level ketidak tahuan. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri, maka sifat sifat negatif cenderung mendominasi hidupnya, misalnya egois, malas, serakah, mudah marah dan paling parahnya di level ini. Dia tidak mengerti dirinya sendiri, apalagi disuruh memperbaiki diri.

Yang kedua level knowing mengenali dirinya sendiri di level ini baru bisa merefleksi dan berintropeksi diri. Orang orang begini bisa mencari di mana sebab kesalahan dalam dirinya.  Dia tidak melemparkan kesalahan pada orang lain, tidak menyalahkan orang lain dan keadaan

Yang ketiga adalah level aktualisasi. Orang di level ini sudah bisa menerima dirinya sendiri, bisa memperbaiki dirinya sendiri, tapi dia tidak mengharapkan hasil yang perfect. Mereka selalu menjaga hatinya tetap stabil. Hatinya tetap bisa memaklumi orang lain, bisa mengontrol emosi dan menjaga sikapnya. Di level ini sudah sangat tinggi ya, jadi kalau di level selanjutnya akan lebih menakjubkan.

Level keempat adalah level maksimal di level ini orang bisa fokus simple dan maksimal. Orang yang sudah mencapai level ini, mereka sudah benar benar melupakan ego dalam dirinya dan mereka larut pada apa yang mereka kerjakan. Hidupnya sederhana tidak lagi mengejar uang dan kekayaan materi, tapi lebih mengejar kekayaan mental dan spiritual, mengorbankan seumur hidupnya. Demi kepentingan orang banyak.

Yang kelima adalah level misi Agung. Orang yang sudah berada di level kelima ini memiliki cinta kasih yang besar dan sikap altrisme menguntungkan orang banyak. Mereka ini sudah melampaui segala materialisme.

Dari uraian diatas maka boleh saya simpulkan bahwa orang yang termasuk dalam kelompok level 1 adalah kelompok orang yang belum mengenal Tuhan. Orang yang belum mengenal Tuhan pasti tidak memiliki kasih. Oleh karena itu mereka umumnya gampang marah, dalam hatinya penuh dengan kebencian, pendendam dan kebohongan.  Oleh karena itu tidak salah orang yang masih berada dalam level ini penuh dengan ego, iri hati, dan yang paling parah orang semacam ini tidak tahu diri.

Orang yang berada di level 2 adalah orang yang sudah kenal Tuhan tetapi masih dalam tahap ikut-ikutan atau bisa disebut Kristen KTP. Datang ke gereja bukan karena ingin beribadah tetpi hanya  sekedar rutinitas atau kebiasaan.

Orang yang berada di level 3 ini adalah orang Kristen yang sudah tahu akan kasih  karunia Tuhan. Oleh karena itu setiap hari minggu pasti datang untuk beribadah, bahkan setiap ada kegiatan gereja selalu mengikutinya. Orang yang termasuk dalam kelompok ini umumnya mereka sudah terjun dalam pelayanan, atau bahkan sudah masuk dalam kemajelisan.

Siapa yang masuk dalam kelompok level 4, orang yang sudah masuk dalam level 4 adalah orang yang memiliki perhatian khusus kepada gereja. Bisa jadi orang-orang yang masuk dalam level ini adalah para hamba Tuhan atau gembala siding. Mereka yang bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan makanan rohani bagi jemaat. Mereka juga yang memonitor perkembangan jemaat.

Orang yang berada di level 5 adalah orang-orang yang sepenuh hidupnya diperuntukan untuk kemuliaan nama Tuhan. Mereka ini sudah tidak mementingkan diri sendiri, keegoannya sudah hilang karena sudah ditelan oleh roh Allah yang menghidupinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun