Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Muntaber Vs Mantaber

5 September 2024   12:15 Diperbarui: 5 September 2024   12:27 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

Makanan rohani tidak saja tersedia gereja saja, tetapi juga bisa di dapat dikomsel dan di rumah. Di komsel kita bisa mendapat makanan rohani bersama anggota komsel kita. Disini kita bisa belajar Bersama dan bertumbuh Bersama. Yang lebih edial lagi kita bisa mendapatkan makanan rohani di dalam rumah kita sendi. Kita bisa teratur berdoa, membaca firman Tuhan dan memuji Tuhan di rumah.

 

MENJADI KAYA

Ciri orang yang sudah dewasa pasti punya pola pikir yang dewasa pula. Jika Ketika kita masih kecil suka nangis dan ngambek maka Ketika kita sudah dewasa kesukaan kita  adalah 'INGIN MENJADI KAYA"

 

Ini adalah fakta. Tidak ada seorangpun yang ingin hidupnya miskin atau melarat. Orang yang waras pikirannya pasti ingin hidupnya kaya, bahkan kalua bisa ingin menjadi kaya raya. Itulah sebabnya sejak kecil kita belajar, agar nanti setelah besar pintar akhirnya kita gampang cari uang. 

 

Bagaimana caranya supaya kita bisa berhasil syaratnya kita harus MANTABER (Maju Terus Tanpa Ragu). Jangan berharap kita akan berhasil tanpa ada semangat MANTABER. Apapun yang terjadi kita harus tetap MANTABER. Jika tetap pegang prinsip ini pasti kita akan berhasil dalam segala hal.

 

Setelah berhasil dan pintar cari uang kita berharap hidup kita bisa menjadi kaya bahkan syukur-syukur bisa menjadi kaya raya. Kemudian setelah kita mencapai cita-cita dan menjadi kaya, pasti hidup kita akan bahagia dan menjadi andalan bagi setiap orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun