*DIBANGKITKAN DARI KEMATIAN*
Â
Sebelum saya menjabarkan tentang penulisan "Membedah Kitab Kejadian" ini terlebih dahulu saya ingin menyaksikan  cinta kasih Tuhan.
Â
Puji Tuhan kalau saat ini saya ada sebagaimana ada itu semua  karena "Kemurahan dan Anugerah Tuhan". Beberapa bulan terakhir ini tepatnya sejak bulan April 2024 sampai Juli 2024 saya terpaksa tidak bisa menyampaikan renungan harian, ini disebabkan karena Tuhan izinkan selama 2 (dua) hari saya tidak sadarkan diri.
Â
Perlu diketahui selama ini saya di rumah hanya berdua bersama anak saya yang paling kecil. Di pagi hari tepatnya pukul 7 ketika anak saya berangkat bekerja saya habis mandi terasa ngantuk, kemudian saya tidur tetapi entah kenapa tidur saya berkelanjutan, Ketika anak saya pulang di sore hari pukul 5.30 didapati saya tidak bisa dibangunkan. Sampai anak saya lainnya datang saya juga tidak bisa dibangunkan, bahkan ketika semua tetangga datang tetap saja saya tidak bisa dibangunkan. Pada akhirnya saya dibawa ke rumah sakit terdekat dan diketahui bahwa gula darah saya anjlok yang semula 350 turun tinggal 30. Ini yang menyebabkan saya tidak sadarkan diri.
Â
Waktu itu menurut dokter kondisi saya ini bisa menyebabkan 3 kemungkinan. Pertama saya bisa meninggal, kedua bisa stroke dan yang ketiga saya bisa hilang ingatan. Karena kondisi seperti ini saya terpaksa harus di rawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Empat hari saya di ruang ICU dan 4 hari di ruang rawat inap. Namun berkat doa bapak dan ibu semua serta karena ANUGERAH DAN KEMURAHAN TUHAN saat ini saya ada dalam keadaan sehat dan puji Tuhan saat ini saya bisa menemui dan menjumpai saudara-saudara kembali melalui tulisan ini.
Â
Â
Â
Kejadian 1-50
Â
DASAR PENULISAN
Dasar penulisan ini berawal Ketika saya merenungkan bagaimana Jika Tuhan tidak menciptakan "Langit dan Bumi". Apalagi jika Tuhan juga tidak menciptakan "Manusia". Pasti tidak ada "Kehidupan", Alkitab menggambarkan semula ciptaan adalah  sesuatu yang tidak berbentuk, kosong, dan ditutupi kegelapan Ketika itu semesta alam dan bumi tidak memiliki bentuk keteraturan seperti sekarang ini. Semuanya masih kosong, tanpa makhluk hidup dan tidak ada terang.Â
Â
Karena kosong maka artinya saat itu belum ada yang namanya rasa atau perasaan. Baik itu rasa cinta, suka, senang, gembira, bahagia, kagum, terharu, terkesima, terpesona, tersanjung, terbuai dan lain sebagainya. Sebaliknya saat itu juga belum ada rasa sedih, perih, duka, rasa sakit, menderita, terluka, sengsara, tersingkir, terisolasi, terintimidasi, tersolimi, terbuli dan lain sebagainya. Saat itu juga tidak ada rasa lapar, haus dan dahaga, apalagi rasa ngantuk atau terbangun. Itu semua karena milik semua mahkluk hidup terutama manusia.
Â
Tidak bisa dibayangkan jika Allah hanya menciptakan "Langit dan Bumi" saja, tidak menciptakan "Manusia". Siapa yang mengelolanya, siapa yang memberdayakan, memanfaatkan dan siapa yang mengusahakannya? Sebaliknya apa jadinya jika Allah hanya menciptakan manusia tetapi tidak menciptakan "Langit Bumi beserta isinya? Â Apakah manusia bisa hidup? Dimanakah tinggal dan berpijak manusia? Â
Â
Dasar penulisan lainnya yang terangkum dalam pikiran saya sebagai penulis  adalah bagaimana jika Kitab Kejadian ini tidak ditulis atau tidak dibukukan, sudah barang tentu Kitab lainnya tidak dapat ditulis juga. Artinya jika kitab Kejadian tidak ditulis, maka kitab Keluaran sampai Wahyu tidak dapat ditulis. Bagaimana mungkin bisa menulis kitab Keluaran sampai Wahyu jika awal permulaan  kitab yaitu kitab Kejadian itu tidak dituliskan.
Â
Intinya kitab Kejadian menjadi kitab yasng sangat penting, amat penting dan maha penting.  Kitab Kejadian bukan saja menceriterakan tentang penciptaan langit bumi beserta isinya, tetapi kitab Kejadian  juga mempunyai pesan-pesan moral penting bagi kehidupan manusia. Â
Â
Yang sangat luar biasa lagi adalah bahwa Kitab Kejadian bisa menjawab sebagian besar pertanyaan-pertanyaan  besar mengenai kehidupan manusia. Seperti misalnya dalam Kejadian 1 itu adalah jawaban  darimanakah asal mula kita dan siapa yang menciptakan manusia. Dalam pasal 1 juga merupakan jawaban berasal dari mana saya? Kejadian 1 juga menjawab pertanyaan kenapa saya ada disini?
Â
Mungkin ada yang bertanya kemanakah tujuan saya dan setelah mati saya kemana? Yang lebih penting lagi adalah bagaimana hubungan kita manusia sebagai ciptaan yang mulia dengan Allah? Itu semua sudah terjawab dalam Kitab Kejadian.
Itulah sebabnya tidak dapat disingkal bahwa Kitab Kejadian mempunyai daya tarik bagi para ilmuwan, sejarahwan, teolog, ibu rumah tangga, petani, pengembara, dan pria ataupun wanita saleh. Ini merupakan suatu permulaan yang sangat cocok bagi kisah Allah yang menceritakan rancanganNya bagi umat manusia, yaitu Alkitab.
Â
Â
MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN KITAB KEJADIAN
Sudah barang tentu yang tahu persis maksud dan tujuan penulisan Kitab Kejadian ini adalah Allah sendiri karena Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab semua adalah isi hati Tuhan sendiri. Demikian halnya dengan Kitab Kejadian ini. Dalam Kitab Kejadian 1:1 dikatakan "Allah berfirman" atau "Allah berkata" atau "Allah bersabda", Ketika Allah berfirman atau bersabda itu artinya Allah sedang  mengutarakan isi hati-Nya, Allah berfikir, Allah berimijinasi, juga bisa dikatakan Allah mempunyai dan mencetuskan  idenya untuk menciptakan "Langit Bumi beserta isinya".
Â
Tidak ada satupun yang bisa menjangkau pikiran Allah yang dahsyat dan maha agung ini, tidak terpikir bagaimana Allah bisa menciptakan Langit Bumi beserta isinya ini. Bagaimana caranya Allah merancang keberadan dan susunan benda-benda yang ada dilangit seperti bulan, bintang, matahari, tatasurya, galaksi dan lain sebagainya. Bagaimana caranya Allah merotasi pergerakan alam semesta tepat pada waktu dan sirklusnya.
Â
Coba bayangkan perputaran dan rotasi alam sampai sekarang dapat berjalan secara unik, teratur, sistimatik dan sempurna. Tak terpikirkan juga  bagaimana matahari, bulan dan bintang dapat menghidupi manusia. Sementara secara berkesinambungan tanah, air, binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat mensuplai seluruh kebutuhan manusia yang tidak ada batas dan habisnya. Mungkin kita juga tidak membayangkan bagaimana Allah menggerakkan dan mengoperasikan secara otomatis  peredaran darah dan denyut jantung manusia yang jumlahnya bermilyaran secara bersamaan.
Â
Dengan karya dan perbuatan-perbuatan Allah yang sangat dahsyat tersebut diharapkan umat manusia bisa menyadari bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan pencipta langit bumi beserta isisnya. Â Lebih dari itu Yeus Kristus yang adalah Allah itu berdaulat atas kehidupan manusia,
Â
YESUS KRISTUS SANG PENCIPTA
Dalam kitab Kejadian 1 ayat kedua dikatakan Allah "berfirman". Jadi firman itu adalah pikiran Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia. Dan melalui perkataan atau sabda  Yesus Kristus yang itu adalah Allah sendiri maka langit bmi beserta isinya tercipta.
Â
Seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 1:1 dikatakan  "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  Kemudian dilanjutkan pada ayat yang ketiga dikatakan "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam ayat 14 diikatakan "Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya yaitu kemulian yang diberikan kepada Nya sebagai Anak Tunggal Bapa penuh kasih dan kemurahan.
Â
Jadi jelas sekali yang menciptakan jagad raya beserta isinya adalah Yesus sebagai Allah. Kalau Yesus bukan Allah tidak mungkin bisa menciptakan jagad raya ini. Â Trinitas yang didalamnya adalah Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang mewujudkan terjadinya jagad raya ini.
Â
KITAB KEJADIAN MENGAJARKAN KEBENARAN
Kitab Kejadian juga mengajarkan kebenaran dengan menceritakan kisah-kisah, bukan dengan memberikan pelajaran dalam bentuk yang lebih formal. Kisah-kisah yang diceritakan bersifat sangat manusiawi. Tidak ada upaya untuk menutup-nutupi fakta, bahkan pahlawan-pahlawan besar sekalipun digambarkan apa adanya.
Semua kisah diceritakan dengan penuh keagungan dan dengan gaya yang mengharukan. Dinilai dari standar apa pun, disimpulkan bahwa Kitab Kejadian ditulis dengan benar dan sangat cemerlang.
Â
Banyak orang mungkin menilai bahwa ilmu modern dan sejarah telah meremehkan nilai Kitab Kejadian. Kendatipun demikian, kita tetap dapat membaca Kitab Kejadian dengan penuh kepercayaan akan nilai kebenarannya berdasarkan dua alasan, yaitu:
Â
Karena di antara semua argumentasi ilmiah atau sejarah yang mempertanyakan ketepatan Kitab Kejadian selalu terdapat lebih dari satu yang mendukung Kitab Kejadian. Sebagian besar dari yang diperdebatkan bukan terutama mengenai kebenaran itu sendiri, melainkan tentang cara-cara pendekatan modern terhadap kebenaran.Â
Â
Jadi apakah yang kita ragukan tentang kitab Kejadian ini? yang jelas pesan moral yang kita petik adalah bahwa apapun anggapan kita tentang kebenaran, Kitab Kejadian tetap merupakan kebenaran. Di atas segalanya, Kitab Kejadian merupakan kebenaran yang diungkapkan oleh Allah sendiri mengenai diri-Nya, kita dan dunia tempat kita hidup.
Â
KITAB KEJADIAN BUKTI ALLAH MENCINTAI MANUSIAÂ
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk tiga-unsur (tubuh, jiwa, roh), memiliki pikiran, perasaan dan kehendak agar dapat menanggapi-Nya dengan leluasa sebagai Tuhan dan menyembah serta melayani-Nya karena iman, kesetiaan, dan rasa syukur.
Â
Allah demikian menginginkan hubungan yang intim ini dengan umat manusia sehingga, ketika Iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk memberontak dan tidak menaati perintah-Nya, Allah berjanji akan mengutus seorang Juruselamat untuk menebus manusia dari dampak-dampak dosa.
Â
Dengan cara ini Allah bisa memiliki umat milik-Nya sendiri yang akan menikmati, memuliakan dan hidup di dalam kebenaran dan kekudusan dengan Dia. Puncak dari maksud Allah dalam ciptaan tercatat di dalam kitab Wahyu di mana Yohanes melukiskan akhir sejarah dengan kata-kata ini, "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka" .
Â
KITAB KEJADIAN DASAR IMAN UMAT TUHAN
-Meskipun setiap suku dan ras memiliki bermacam-macam sumber cerita legenda tentang terjadinya alam semesta, Alkitab sejak awal telah memberikan kita jawaban dan penggambaran yang absolut serta pasti, bahwa alam semesta itu diciptakan oleh Allah. Ini adalah sumber dan dasar iman kita, seperti yang dikatakan oleh penulis surat Ibrani, "Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah" (Ibr. 1:3).
Â
Ada urutan dalam penciptaan Allah, dan urutan ini sesuai dengan kebutuhan yang nyata. Sebagai contoh: Allah memunculkan daratan. Setelah ada darat, barulah tumbuhan dapat bertumbuh. Lalu Dia menciptakan benda penerang, sehingga buah-buahan dapat menjadi matang. Dari sini kita dapat melihat bahwa Allah adalah Allah yang teratur.Â
Â
Ciptaan Allah itu sempurna. Allah melihat segala yang Ia ciptakan seperti terang, cakrawala, buah, rumput, benda penerang, ikan, burung, dan lain-lain; semuanya itu baik dan Allah sangatlah puas. Hari ini, semua orang merasa takjub melihat segala yang Allah ciptakan: Setiap binatang, tumbuhan, semua memiliki keunikannya masing-masing dan dapat beradaptasi dengan tempat mereka bertumbuh. Dan segala makhluk hidup ini membawa manfaat bagi umat manusia. Sungguh ini merupakan berkat dari Tuhan.
Â
Ciptaan Allah itu menyatakan kasih Allah. Allah memberkati setiap ciptaan-Nya. Kepada tumbuhan berbiji dan pohon buah-buahan Allah memberkati agar mereka bisa bertumbuh dan menghasilkan buah. Kepada setiap makhluk yang bernyawa, baik di laut maupun di darat, Allah memberkati agar mereka dapat berkembang biak. Allah juga menjaga dan memelihara semuanya karena kasih-Nya, seperti yang dikatakan dalam kitab Mazmur, "Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan" (Mzm. 104:27-28). Allah ingin agar makhluk hidup tidak henti-hentinya berkembang biak menunjukkan bahwa Allah membagikan pekerjaan-Nya kepada mereka.Â
Â
Ciptaan Allah itu menyatakan kemenangan Allah. Meskipun bumi gelap dan kosong, Allah dengan kasih-Nya merawat dan memenuhi bumi ini, serta menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan terang dan segala makhluk. Dengan demikian, Allah menghapuskan kegelapan dan kekosongan. Meskipun musuh begitu licik dan menyeramkan, pada akhirnya Allah-lah yang menjadi Sang Pemenang.Â
Â
KITAB KEJADIAN PENUH DENGAN PESAN
Dalam Kitab Kejadian banyak memiliki pesan-pesan yang positif dan konstruktif. Seperti misalnya apa yang diajarkan oleh Kitab Kejadian mengenai Allah. Dia kekal dan hidup. Kej 1:1, Â Dia pencipta dan pemberi hidup. Kej 1:1-2:9, Dia adalah pribadi dan rindu bersekutu dengan manusia. Kej 1:26-2:25; 3:8; 15:1-16, Dia kudus dan akan menghakimi orang berdosa. Kej 3:8-24; 6:5-8; 11:1-9; 18:16-19:29, Dia penuh belas kasihan, dalam penghakiman sekalipun. Kej 3:21; 4:15; 6:8; 18:32, Dia sabar menangani pengikut-pengikut-Nya seperti digambarkan dalam kisah Abraham dan Yakub. Dia berdaulat atas segala kuasa. Kej 18:14; 26:12-16; 50:20.
Masih banyak pesan lainnya yang diajarkan oleh Kitab Kejadian mengenai manusia? Seperti  Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, bukan sebagai pribadi yang menyendiri. Kej 2:1-18. Banyak terdapat contoh mengenai masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan bersama. Seperti Kesatuan dasar dari struktur masyarakat ialah perkawinan. Kej 2:24. Undang-undang pemerintah juga diperlukan untuk membantu manusia hidup dalam dunia yang penuh dosa ini.
Â
Secara singkat pesan dalam Kitab Kejadian dapat diterapkan ke dalam tiga wilayah hubungan: Pertama ke dalam kehidupan kita dengan Allah. Hubungan yang kedua yaitu ke dalam kehidupan keluarga kita. Hubungan yang ketiga yaitu hubungan ke dalam kehidupan kita dalam dunia.Â
Â
KITAB KEJADIAN MEMATAHKAN TEORI EVOLUSI
Evolusi merupakan pandangan utama mengenai asal mula kehidupan dan alam semesta yang diajarkan di kalangan ilmuwan dan pendidik di dunia dewasa ini. Evolusi merupakan rekayasa naturalistis untuk menerangkan asal mula dan perkembangan alam semesta. Pandangan ini bertolak dari anggapan bahwa tidak ada Pencipta ilahi dan berkepribadian yang menciptakan dan membentuk dunia; sebagai gantinya, segala sesuatu dijadikan melalui serangkaian peristiwa kebetulan selama berbiliun-biliun tahun.Â
Â
Evolusi merupakan hipotesis tanpa "bukti" ilmiah; karena itu, untuk menerimanya seorang harus percaya pada teori manusia. Sebaliknya, iman umat Allah adalah pada Tuhan dan penyataan terilham dari-Nya, yang menyatakan bahwa Dialah yang membuat segala sesuatu "terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat" (Ibr 11:3).
Â
Astronom Allan Sandage pernah mengatakan bahwa sains tidak sanggup menjawab berbagai pertanyaan yang sulit, misalnya tentang asal mula alam semesta. Sebaliknya, Alkitab bisa menjelaskan proses penciptaan, dan penjelasannya itu sesuai dengan sains. Alkitab juga bisa menjawab berbagai pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh sains, misalnya: Apa tujuan Allah menciptakan bumi dan umat manusia? *
Â
Allah yang kita percayai sudah ada sebelum bumi ini tercipta, sebagaimana kita akui bahwa Dia adalah Alpha dan Omega yang tak bermula dan berakhir, Dia kekal selamalamanya. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya Dialah Allah yang kekal. Â Pengertian tentang Allah yang tidak bermula dan yang sudah ada dari sejak semula sebelum ada langit bumi dan segala isinya sama dengan apa yang disampaikan oleh Yohanes dalam Kitab Perjanjian Baru (Yoh.1, 1) Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Allah itu sudah ada dari sejak semula, yaitu Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan tak terpisahkan.
Melalui penciptaan Allah akan dunia dan segala isinya ini adalah merupakan permulaan waktu dari segalagalanya. Hal ini hanya imanlah yang dapat mengerti awal dari segala penciptaan Allah. Tidak sanggup otak dan pikiran kita untuk mengartikan penciptaan Alah akan dunia ini. Sebab hanya Allahlah yang tahu akan segala rencana dan rancangannya akan penciptaan langit dan bumi dan segala isinya.
Sebagai orang percaya kepada Allah kita harus mengakui bahwa Allah yang menciptakan manusia, bukan seperti pendapat Darwin bahwa manusia berevolusi. Allah menciptakan manusia berbeda dari ciptaan yang lainnya, yaitu manusia memiliki akal budi, manusia diciptakan segambar dengan Allah dengan tujuan menjadikan manusia sebagai mitra kerja Allah untuk merawat segala ciptaan Allah yang lain. Yang menciptakan langit bumi dan segala isinya adalah Allah Tritunggal yang tidak bermula dan berakhir ( Alpha dan Omega), hendaklah manusia tunduk kepada tuhan Allah.
Dari dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kitab Kejadian masih sangat relevan bagi kehidupan manusia di era milenial ini. Karena pesan dalam kitab Kejadian ini tidak akan dapat disanggah dan dibantah oleh argument apapun juga. Yang tegas lagi bahwa Kitab Kejadian ini tidak akan lapuk dalam kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang. SPOUDE Tuhan Yesus Memberkati.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H