Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membedah Kitab Kejadian

10 Agustus 2024   16:11 Diperbarui: 10 Agustus 2024   16:13 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

MEMBEDAH KITAB KEJADIAN

Kejadian 1-50

 

DASAR PENULISAN

Dasar penulisan ini berawal Ketika saya merenungkan bagaimana Jika Tuhan tidak menciptakan "Langit dan Bumi". Apalagi jika Tuhan juga tidak menciptakan "Manusia". Pasti tidak ada "Kehidupan", Alkitab menggambarkan semula ciptaan adalah  sesuatu yang tidak berbentuk, kosong, dan ditutupi kegelapan Ketika itu semesta alam dan bumi tidak memiliki bentuk keteraturan seperti sekarang ini. Semuanya masih kosong, tanpa makhluk hidup dan tidak ada terang. 

 

Karena kosong maka artinya saat itu belum ada yang namanya rasa atau perasaan. Baik itu rasa cinta, suka, senang, gembira, bahagia, kagum, terharu, terkesima, terpesona, tersanjung, terbuai dan lain sebagainya. Sebaliknya saat itu juga belum ada rasa sedih, perih, duka, rasa sakit, menderita, terluka, sengsara, tersingkir, terisolasi, terintimidasi, tersolimi, terbuli dan lain sebagainya. Saat itu juga tidak ada rasa lapar, haus dan dahaga, apalagi rasa ngantuk atau terbangun. Itu semua karena milik semua mahkluk hidup terutama manusia.

 

Tidak bisa dibayangkan jika Allah hanya menciptakan "Langit dan Bumi" saja, tidak menciptakan "Manusia". Siapa yang mengelolanya, siapa yang memberdayakan, memanfaatkan dan siapa yang mengusahakannya? Sebaliknya apa jadinya jika Allah hanya menciptakan manusia tetapi tidak menciptakan "Langit Bumi beserta isinya?  Apakah manusia bisa hidup? Dimanakah tinggal dan berpijak manusia?  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun