Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keadilan Ilahi yang Tidak Terselami

23 Maret 2024   06:50 Diperbarui: 23 Maret 2024   07:02 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Keadilan Ilahi Yang Tidazk Terselami

Kembali pada kisah Habakuk. Ada suasana kontras dalam kisah Habakuk ini, jika awal-awalnya Habakuk ada kekesalan yang mendalam yang mengakibatkan Hzabakuk complain pada Tuhan. Tetapi diakhir cerita ini Habakuk justru mengucap syukur atas keadaan yang terjadi. Apa yang melatarbelakangi hal ini?

 

Cara pandang Tuhan sangat bertolak belakang dengan cara pandang manusia. Yang jelas rancangan Tuhan pasti rancangan yang terbaik buat manusia. Apa yang Tuhan lakukan terhadap manusia khususnya kepada orang-orang yang hidupnya berkenan padaNya pasti bukan saja akan berhasil tetapi yang jelas akan memperoleh keselamatan.

 

Dalam Habakuk 3:17 dikatakan "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon jaitun tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sejkalipun ladang ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kendang, namun aku akan bersorak-sorai di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah menyelamatkan aku. Allah Tuhanku itu kekuatanku, Ia membuat kakiku serperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.

 

Yang menjadi pertanyaan alasan apa yang membuat Habakuk kemudian berkata-kata dan mengucap syukur seperti itu. Ternyata Habakuk sadar bahwa Tuhan sangat mengasihi umatnya. Kalau Tuhan membiarkan orang-orang fasik berbuat jahat sesukanya dan tidak ada orang yang melarangnya, itu sebenarnya merupakan  hukuman Tuhan terhadap orang fasik itu. Ibarat seperti Tuhan memberikan sebuah mobil bagus kepada orang tersebut, tetapi mobil tersebut tidak ada remnya. Dan mereka melaju kencang di jalan tola pa yang terjadi? Jelas sekali ujungnya mereka akan mengalami kecelakaan dan akhirnya KEMATIAN menjemputnya.

 

Sementara Tuhan memberikan kita kendaraan yang lengkap dengan remnya, sehingga kita bisa mengerem ketika akan mengalami musibah  tabrakan, dengan demikian kita terhindar dari kecelakaan maut. Inilah keadilan Tuhan yang kadang tidak dapat kita selami.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun