Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keadilan Ilahi yang Tidak Terselami

23 Maret 2024   06:50 Diperbarui: 23 Maret 2024   07:02 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekalipun kejaqdian ini sudah cukup lama, tetapi untuk tidak membuat suaminya banyak pikiran, ibu ini sengaja tidak memberitahukan keadaan anaknya kepada suaminya. Di rumah doapun ibu ini juga tidak memberitahukan padahal ibu ini seorang pendoa.

 

Karena bertambah hari bertambah parah, akhirnya ibu ini terpaksa memberitahukannya kepada tim pendoanya di greja, dia juga memberanikan diri untuk memberitahukan kepada suaminya. Ketika mendengar berita ini suaminya kaget bukan kepalang, setiap saat dan setiap waktu dia selalu memikirkan anaknya, akhirnya suami jatuh sakit dan terpaksa harus di rawat di rumah sakit.

 

Mendengar bapaknya di rawat dirumah sakit, bukannya si anak bertobat tetapi justru semakin menjadi-jadi, bahkan ketika bapaknya meninggal dunia dia pun juga tidak menyesalinya. Pada akhirnya anak itu sendiri menyusul bapanya meninggal dunia karena over dosis.

 

Tidak sedikit hamba-hamba Tuhan yang juga mengalami pergumulan berat seperti yang dialami ibu ini. Misalnya bapak Pendeta Hamba Isa yang melayani gereja GGP di Jawa Barat. Hamba Tuhan ini mempunyai dua anak laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa, anak laki-lakinya meninggal dunia karena sakit dan anak perempuannya meninggal dunia karena kecelakaan, jadi sekarang hamba Tuhan ini hanya berdua bersama istrinya.

 

Demikian halnya dengan Bapak Pendeta Hengky Benaya yang merupakan mantan ketua Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) di Indonesia. Pergumulan yang dialami oleh beliau juga tidak kalah beratnya, setelah anak pertamanya meninggal akibat kanker lidah, tidak lama kemudian beliau sendiri di panggil Tuhan karena sakit. Tidak sampai disitu istrinyapun menyusul sang suami. Jadi keluarga tinggal satu orang yaitu anak yang terakhir.  

 

Saya sendiri sebagai penulis buku yang berjudul "KETIKA YESUS DIAM" juga mengalami pengalaman penderitaan yang sama. Setelah anak saya yang pertama meninggal, kemudian disusul anak saya yang nomor dua. Penderitaan tidak sampai disitu saja, istri yang saya cintai dan kasihi terkena stroke mengakibatkan kelumpuhan total selama 13 tahun dan kemudian Tuhan panggil pada tanggal 19 November 2019. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun