Sukses hilirisasi nikel dengan kebijakan melarang ekspor bijih nikel kadar di bawah 1,7% mulai 1 Januari 2020 akan dilanjutkan dengan melarang ekspor bijih bauksit pada akhir tahun 2022, dan kemudian bijih tembaga pada tahun 2023.
Pembangunan smelter merupakan upaya peningkatan nilai tambah mineral sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba). Kementeran ESDM menargetkan 28 smelter beroperasi pada tahun 2022 Sedangkan pada 2023-2024 sebanyak 53 smelter yang beroperasi dengan total nilai investasi mencapai US$ 21,6 miliar.
Tampaknya industry smelter di Indonesia memiliki prospek yang cukup cerah dengan tersedianya bahan mineral pertambangan yang ada baik itu nikel, tembakaga, bauksit, timah, timbal, batubara, emas, aluminium, seng, bersi dan lain sebagainya.
Itulah sebabnya Kementerian ESDM telah melakukan penelusuran minat dari beragam instansi, misalnya dari beberapa perbankan yang menyatakan minatnya berinvestasi di smelter. Bank tersebut yakni Bank of China dan Japan Bank of International Corporation dan beberapa Bank swasta lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H