Aku pun setengah berlari menuju kamar dan melempar tubuhku ke atas ranjang. Kali ini aku sudah mengantuk dan tubuhku terasa berat lagi. Udara kembali panas dan sekali lagi terdengar langkah kaki mendekati pintu dan decitan engsel yang terbuka. Langkah kaki itu kembali mendekatiku dan berhenti di tempat yang tadi. Jari yang lembut kembali menyentuh dadaku dari balik kaos. Tubuhku kembali terjatuh kedalam lubamg hitam yang sangat dalam dan aku memejamkan mataku erat-erat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!