Mohon tunggu...
Siti Suharni
Siti Suharni Mohon Tunggu... Editor lepas - Suka menulis

ibu rumah tangga yang suka baca dan film India

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Saatnya Kopi Nusantra Berjaya di Dunia: Catatan dari Coffee Talk Surabaya

13 Juli 2024   20:44 Diperbarui: 14 Juli 2024   11:53 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roy N. Mandey optimistis tentang potensi kopi Nusantara di pasar dunia. (Dok. BI Jatim)

Roy N. Mandey optimistis tentang potensi kopi Nusantara di pasar dunia. (Dok. BI Jatim)
Roy N. Mandey optimistis tentang potensi kopi Nusantara di pasar dunia. (Dok. BI Jatim)

Saat ini penikmat kopi berada di third wave yakni pembeli bukan cuma minum sebagai konsumen, melainkan tertarik mengulik asal usul kopi, teknik pengolahan, dan bahkan isu lingkungan yang menyertainya. 

Roy mengaku pasar ekspor kopi masih terbuka lebar untuk kancah dunia. Kopi Nusantara punya keragaman yang unik dan bisa memikat penikmat kopi global, tepat seperti tema talk show kemarin. Aprindo membuka kesempatan bagi UMKM yang ingin menjajaki pasar ekspor lewat komunitas untuk difasilitasi dan dibina bersama Bank Indonesia. 

Salah satu kiat memasuki pasar ekspor menurut Roy adalah mengadaptasi strategi rantai pasokan untuk mengoptimalkan efisiensi biaya dan daya tanggap pasar. KIta bisa mencontoh eksportir dari negara lain sebagai pembelajaran.

UMKM Kopi untung dari Bandung

Pada kesempatan terakhir, tampillah Pak Wildan Mustofa yang merupakan pemilik CV Frinsa asal Bandung. UMKM ini telah menyabet banyak penghargaan tingkat dunia dan sangat layak dicontoh sepak terjangnya, baik dari pengelolaan kebun kopi berbasis rakyat maupun penetrasi pasar dunia.

Wildan Mustofa dari CV Frinsa, UMKM kopi Bandung yang sukses tembus pasar dunia (Dok, BI Jatim)
Wildan Mustofa dari CV Frinsa, UMKM kopi Bandung yang sukses tembus pasar dunia (Dok, BI Jatim)

Mula-mula Wildan menuturkan keuntungan Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa. Hal ini membuat produksi kopi bisa dipanen selama dua musim, sehingga bisa dijual ke luar negeri tanpa jeda.

Namun, menurut dia, ada satu PR besar dalam pengembangan bisnis yang paling mendesak yaitu peningkatan produktifitas lahan kopi di Indonesia. Selama ini negara kita konsisten berada di urutan keempat produsen utama setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam. 

Jika Brazil menggunakan teknologi tinggi dalam perkebunan kopi, maka Kolombia menerapkan kebijakan replanting kopi secara massal di seluruh negaranya. Ini yang belum Indonesia miliki, kebijakan sentral untuk mengoptimalkan poduksi kopi Nusantara. 

Sejauh ini sebanyak 99% kebun kopi dikelola oleh rakyat berbasis UMKM, yang berdampak pada jalan sendiri sendiri. Inilah pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan ekspor kopi yang memadai. 

Keterlibatan komunitas dan UMKM bisa mengangkat pamor kopi Nusantara (Dok. BI Jatim) 
Keterlibatan komunitas dan UMKM bisa mengangkat pamor kopi Nusantara (Dok. BI Jatim) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun