Allah SWT ingin melihat bagaimana reaksi hambanya, adakah dia tetap bersyukur atau menjadi kufur. Umumnya manusia akan berhasil ketika diuji dengan kemiskinan, dan gagal ketika diuji dengan kekayaan. Fakta memperlihatkan. Manusia kaya bukan karena dia pintar atau hebat, melainkan karena Tuhan  sedang memudahkan rezekinya.Â
Cobalah lihat, banyak orang pintar tapi tidak kaya, dan berapa banyak orang yang tidak pintar namun diberi kekayaan berlimpah. Fakta memperlihatkan. Tidak ada korelasi (hubungan) positif antara kaya dengan tinggi rendahnya pendidikan. Bisa terjadi semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin sulit pula rezekinya.Â
Sebaliknya banyak orang yang tidak berpendidikan tinggi malah  begitu mudah rezekinya. Semuanya membuktikan bahwa  manusia tidak punya kuasa atas kekayaan, melainkan Tuhanlah yang mengaturnya. Ribuan orang terkaya di dunia tidak berasal dari turunan orang kaya, sebaliknya ribuan pula orang terkaya di Indonesia tidak bersekolah tinggi.
Jalan Keluar dari Kemiskinan juga tidaklah susah-susah amat. Cobalah amati rutinas bagaimana kau menjalani kehudpanmu. Lihat pula cara mereka yang sudah berhasil dan Kaya dan perhatikan kembali kenapa orang-orang miskin disekitar kita tetap saja Miskin. Cara menjalani rutinitas kehidupan hakikatnya adalah pembeda antara seorang yang berhasil dan tidak.Â
Karenanya gampang dilihat, mereka yang sadar perlunya upya dan respon,  antisipasi, & Ramalan Pelibatan serta evaluasi selalu akan menemukan dialektika  kehidupan serta akan memberi kemampuan membaca tanda-tanda alam.Â
Sebaliknya, bisa dipastikan akan ditinggalkan kehidupannya itu sendiri. Kehidupan itu memang dinamis, dia bergerak sesuai hukum alam (hukum Tuhan) dan akan memberikan segalanya, selama itu dilakoni  sesuai dengan pakemnya (baca professional)  serta tidak mempertentangkannya.
Idealnya memang, gerak perubahan itu diarahkan atau disiasati agar sesuai dengan yang diinginkan, apalagi kalau hal itu bisa di komunikasikan dengan Tuhan sebagai si pemilik dari kehidupan itu sendiri. Maka keberhasilan itu bisa menjangkau dunia -- ahirat. Tapi itu di ranah bathin, teori. Â
Para pebisnis mensiasati kehidupan mereka dengan konsep  Reenjinering. Hal mana dimaksudkan bukan hanya sebatas perubahan dari akumulasi "perbaikan demi perbaikan atau " continuous improvement " tetapi bila perlu melakukan suatu lompatan besar, guna menyesuaikan dengan perubahan itu sendiri.Â
Tapi yang sering terjadi, bukan saja tidak adanya usaha-usaha perbaikan dalam mensiasati kehidupan itu sendiri, akan tetapi malah sama sekali tidak pernah memikirkannya.Â
Kondisi Inilah sebenarnya sebagai pangkal kemiskinan, yang membiarkan proses dialektika itu berhenti. Inilah penyakit yang membawa manusia menjadi hanya sekedarnya, bankrut dan melarat.Â
Hidup tanpa memanfaatkan akal sehat, lebih lagi kalau hanya menyerahkannya saja kepada  rutinitas.Inilah yang telah memperosokkan banyak orang. Wisata Asa, dimaksudkan mengajak sesama melihat berbagai Upaya yang dilakukan para "pencari makna kehidupan" mengatasi persoalan kemiskinan yang membelenggu mereka.