Mohon tunggu...
Harlinton Simanjuntak
Harlinton Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Disciple

Gunung itu tempat terindah merefleksikan keagungan Sang Pencipta. Ayo daki gunung....

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Generasi Milenial, Bonus Demografi Dan Stabilitas Sistem Keuangan

8 Juni 2020   14:18 Diperbarui: 8 Juni 2020   14:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

“Diprediksi bahwa pada tahun 2030-2040 Indonesia akan mengalami bonus demografi yang karenanya Indonesia harus mampu memetik tuaian pada masa itu dengan maksimal melalui pemberdayaan sumber daya manusia dan peningkatan produktifitas dan keterampilan serta kreatifitas manusia Indonesia sedari dini untuk meraih hasil yang positif”

Generasi milenial merupakan bagian penting dalam proses pembangunan berkelanjutan di negeri zamrud khatulistiwa Indonesia.

Generasi ini menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kerangka indikator keberhasilan pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Peran generasi milenial bagi pembangunan Indonesia menjadi titik sentral yang harus menjadi fokus utama bagi setiap rezim pemerintahan yang berkuasa hingga tahun 2030-2040.

Kegagalan rezim dalam mengelola dan memberdayakan generasi milenial pada masa sekarang akan menimbulkan efek domino yang bisa menjadi bom waktu bagi negeri ini dimasa yang akan datang.

Dengan demikian, menempatkan generasi milenial pada saat ini di pos-pos strategis pembangunan bangsa adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan di masa yang akan datang.

Pemberdayaan generasi milenial pada masa sekarang harus mampu menjawab tantangan yang akan datang dalam rangka memetik bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2030-2040.

Gambaran situasi global saat ini adalah tepat menunjukkan masa ketidakpastian. Ketidakpastian yang ditandai dengan gejolak perang dingin antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. Gejolak perang dingin yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan.

Kondisi saat ini semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi cara hidup masyarakat dunia saat ini. Meskipun global sudah mulai memasuki tatanan kehidupan baru di tengah pandemi ini, tetap saja, kondisi ini masih mempengaruhi gejolak ekonomi global.

Laju pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sepadan. Oleh karenanya, situasi ini berimplikasi ke segala sektor kehidupan masyarakat.

Dengan demikian menuntut setiap orang untuk tetap produktif tetapi aman dari ancaman Covid-19 adalah keharusan yang sulit untuk ditolak.

Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagaimana sikap pemerintah dan sikap kita (red. generasi milenial) mampu untuk beradaptasi dengan gejolak global yang ada pada saat ini.

Setelah beberapa lama masyarakat melakukan berbagai aktifitas sosial dan produktifitasnya di rumah, saat ini, masyarakat global akan bersiap untuk memulai tatanan kehidupan yang baru. Situasi ini semakin mengokohkan gambaran ketidakpastian global.

Sampai kapan dan bagaimana masyarakat dapat terus bertahan dan beradaptasi dengan situasi sekarang ini, jelas tidak dapat dipastikan. Sesuatu yang pasti adalah bahwa masyarakat didorong untuk tetap produktif tetapi aman dari bahaya Covid-19 sebagai keharusan.

Generasi Milenial Sebagai Bagian Bonus Demografi

Presiden Joko Widodo melalui pidatonya dalam merespons bonus demografi, beliau berpandangan bahwa bonus demografi adalah tantangan sekaligus kesempatan besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Oleh karenanya, sikap kita dalam merespons bonus demografi ini harus mampu menghadapinya dan mampu mengelolanya dengan menyediakan lapangan kerja dan menghasilkan sumber daya manusia yang maju.

Bonus demografi dalam bahasa Inggris diartikan sebagai Demographic Dividend. Mengutip dari laman resmi United Nations sexual and reproductive health agency (UNFPA) The demographic dividend is the economic growth potensial that can result from shifts in a population’s age structure, mainly when the share of the working-age population (15 to 64) is larger than the non-working-age share of the population (14 and younger, and 65 and older).

Dalam terjemahan bebas dapat diartikan bahwa bonus demografi adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dihasilkan dari perubahan dalam struktur usia populasi, terutama ketika bagian populasi usia kerja (15 tahun hingga 64 tahun) lebih besar daripada bagian populasi yang tidak bekerja (14 tahun kebawah dan 65 tahun keatas).

Potensi bonus demografi ini bukanlah suatu peristiwa yang serta merta terjadi tanpa adanya upaya tata kelola produktifitas dari penduduk usia kerja tersebut dimasa sekarang.

Potensi bonus demografi ini dapat dicapai dengan memastikan bahwa semua masyarakat baik perempuan maupun laki-laki yang masuk kategori populasi usia kerja dapat menikmati martabatnya sebagai manusia dan hak asasi manusia nya dalam memperluas kemampuan mereka, memastikan bahwa hak atas kesehatan dan reproduksi mereka terjamin dan terlindungi, memperoleh kesempatan kerja yang layak, dan memperoleh kesempatan untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi sejak sekarang.

Oleh karenanya, pemerintah dalam merespons bonus demografi ini harus mampu menghasilkan dan mengembangkan kebijakan yang mengacu kepada ukuran, jenis kelamin, lokasi, dan struktur usia populasi masyarakat pada masa ini dan pada masa yang akan datang.

Kemampuan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan yang mengakomodir seluruh potensi bonus demografi ini hendaknya didukung oleh kesadaran masyarakat khususnya generasi milenial atau generasi muda saat ini untuk pro aktif terlibat dalam seluruh rangakaian kebijakan pemerintah mempersiapkan generasi saat ini untuk dapat menangkap peluang dan kesempatan dari bonus demografi ini.

Tentu saja kebijakan ini harus didukung dengan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat yang memadai seperti hak kesehatan yang baik, kualitas pendidikan yang baik, kesempatan kerja yang layak, dan proporsi tanggungan yang proporsional.

Sebagai sebuah tantangan dan kesempatan besar bagi negeri yang kaya akan sumber daya alam di bumi pertiwi Indonesia ini, bonus demografi harus disikapi dengan serius, pemerintah tidak boleh lengah, sebab bila hal itu terjadi, potensi bonus demografi ini bisa saja berubah menjadi bencana demografi yang memungkinkan timbulnya keadaan berbahaya bagi bumi pertiwi Indonesia.

Tentu saja hal ini juga menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai generasi milenial, kita juga berperan penting untuk dapat bersama-sama dengan pemerintah dalam suksesi bonus demografi. Keterlibatan generasi milenial pada masa sekarang dalam berkontribusi nyata bersama pemerintah tidak boleh hanya terfokus pada sektor politik semata, melainkan juga harus masuk dan fokus kepada sektor sosial ekonomi di tengah masyarakat dan program pemerintah.

Pemerintah dalam menyiapkan program-program harus mampu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi generasi milenial untuk dapat berkontribusi dalam proses pertumbuhan ekonomi nasional dengan menempatkan porsi yang besar bagi generasi milenial di bidang-bidang strategis penyokong pertumbuhan ekonomi nasional.

Kebijakan politik pemerintah dalam hal ini harus mampu memastikan bahwa kebijakan pemerintah mempunyai space ruang yang besar dan luas bagi generasi milenial untuk berkarya dan berkontribusi dengan jaminan kemudahan dan keterjangkauan bagi generasi milenial untuk dapat mengakses kebijakan pemerintah dalam rangka suksesi bonus demografi.

Konsep Stabilitas Sistem Keuangan Bagi Generasi Milenial

Stabilitas sistem keuangan bisa jadi sebuah istilah yang mungkin jarang terdengar di kalangan masyarakat khususnya generasi milenial. Sesuatu yang jarang di dengar sangatlah mungkin kurang diketahui.

Sehingga, hal ini menjadi penting untuk secara bersama-sama dikenalkan dan diperdengarkan secara masif di tengah masyarakat khususnya generasi milenial.

Secara konsep sangatlah dimungkinkan istilah ini jarang didengar dan diketahui, namun mungkin sekali telah diaplikasikan oleh masyarakat namun tidak disadari.

Menurut Bank Indonesia yang merupakan bank sentral Republik Indonesia yang memiliki tugas dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank memberikan definisi mengenai Stabilitas sistem keuangan yaitu bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

Berikutnya, sistem keuangan adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusahaan non keuangan dan rumah tangga, yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan pertumbuhan perekonomian.

Stabilitas sistem keuangan ini sangat erat kaitannya dengan kebijakan makropudensial. Kebijakan makroprudensial merupakan kebijakan yang memiliki tujuan untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui pembatasan risiko sistemik.

Risiko sistemik merupakan potensi instabilitas akibat terjadinya gangguan yang menular (contagion) pada sebagian atau seluruh sistem keuangan karena interaksi dari faktor ukuran (size), kompleksitas usaha (complexity), keterkaitan antarinstitusi dan/atau pasar keuangan (interconnectedness), serta kecenderungan perilaku yang berlebihan dari pelaku atau institusi keuangan untuk mengikuti siklus perekonomian (procyclicality).

Peranan sistem keuangan sangatlah penting dalam roda perekonomian. Sebab sistem keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem perenokomian baik nasional maupun global.

Fungsi sistem keuangan dalam sistem perekonomian ialah sebagai fungsi pengalokasian dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang mengalami defisit keuangan.

Ketidakstabilan sistem keuangan akan menimbulkan bahaya pelambatan pertumbuhan ekonomi bahkan dapat menimbulkan krisis ekonomi suatu negara bahkan dunia, ketika hal itu terjadi maka akan menimbulkan biaya yang begitu besar dan sangat tinggi untuk dapat menyelamatkan suatu negara dari krisis ekonomi yang terjadi.

Oleh karenanya, di masa pandemi seperti sekarang ini, yang semakin memperparah situasi global yang dilingkupi oleh ketidakpastian, menjadi krusial dan penting bagi setiap kita baik pemerintah maupun masyarakat untuk dapat secara gotong royong menjaga stabilitas sistem keuangan nasional untuk menjamin keselamatan seluruh anak bangsa.

Perilaku Cerdas Generasi Milenial Dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

Sebagai generasi yang mendominasi populasi penduduk Indonesia, generasi milenial memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sistem keuangan merupakan serangkaian interaksi keuangan baik dalam hal pendanaan maupun pembiayaan yang berfungsi sebagai jangkar pertumbuham ekonomi.

Dengan demikian, patut kita pahami bahwa setiap perilaku kita khususnya generasi milenial yang saat ini telah diperkenalkan oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan setiap kita untuk dapat melakukan berbagai transaksi keuangan maupun non keuangan secara virtual menghendaki agar kita memiliki perilaku yang cerdas dalam mengelola keuangan yang kita miliki.

Menjadi bijak dalam mengelola keuangan adalah kunci utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional di Indonesia.

Kita tahu pasti bahwa dengan kemajuan teknologi sekarang ini banyak sektor transaksi keuangan mulai dialihkan ke media-media online atau virtual.

Dengan demikian menyebabkan sistem keuangan semakin terintegrasi dengan market pasarnya tanpa ada jeda waktu dan batas wilayah.

Bahkan kehadiran fintech dalam inovasi produk keuangan, marketplace, e-commerce, dan sebagainya yang ada di negeri ini memberi warna baru yang semakin dinamis dan beragam dengan berbagai kompleksitas yang dihadirkan.

Menjaga stabilitas sistem keuangan merupakan bagian dari generasi milenial dalam memainkan perannya untuk terus mendukung pertumbuhan perekonomian nasional demi keberlanjutan proses pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

Menjadi generasi milenial yang cerdas dalam berperilaku di kehidupan sosial masyarakat juga harus diimbangin dengan kecerdasan berperilaku dalam kehidupan ekonomi nasional secara khusu cerdas dalam mengelola keuangan yang dimiliki oleh setiap individu.

Dinamisnya gaya hidup generasi milenial menuntut generasi ini untuk pro aktif dalam mengelola keuangannya. Diperlukan keterbukaan akan pengetahuan yang baru tentang manajemen keuangan.

Dengan demikian peran generasi milenial ini dapat berfungsi secara maksimal dan optimal menatap kesuksesan pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia yang seutuhnya dalam memetik bonus demografi.

Berikut ini tips yang sangat relevan diterapkan oleh masyarakat khususnya generasi milenial dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dengan gaya hidup yang cerdas secara finansial.

Kecerdasan finansial sangat penting dimiliki oleh generasi milenial untuk dapat menuai hasil yang optimal di masa depan. Berikut ini tips yang sangat mungkin untuk dilakukan.

1. Manajemen Kebutuhan

Setiap kita pastinya memiliki kebutuhan masing-masing dengan kadarnya tersendiri. Menjadi bijak dalam mengelola kebutuhan adalah mutlak untuk dimiliki dan dipahami oleh setiap orang. Kemampuan dalam membedakan mana kebutuhan primer, sekunder, dan tersier menjadikan setiap kita untuk dapat optimal dalam mengelola kebutuhan sehari-hari.

Hal ini berkaitan dengan aktifitas belanja yang kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Dengan adanya manajemen kebutuhan ini diharapkan kita mampu untuk mem-filter hal-hal apa saja yang kita butuhkan untuk kita belanjakan.

Membedakan antara kebutuhan dan keinginan adalah penting dalam hal ini. Setelah kita bisa membuat perbedaan dalam hal kebutuhan dan keinginan, selanjutnya kita harus membedakan mana hal-hal yang urgen untuk segera dibeli dan hal-hal yang bisa ditunda untuk dibeli, dengan tetap malakukan proporsional kuantitas ketika membeli.

2. Manajemen Investasi

Hal berikutnya yang penting untuk kita pahami ialah melakukan kegiatan investasi dimasa sekarang untuk dinikmati dimasa yang akan datang. Investasi ini tidak hanya mengenai uang atau barang semata melainkan lebih berharga daripada itu ialah investasi kesehatan.

Kesehatan sangatlah penting untuk diinvestasikan, mengingat kita tidak dapat memastikan sampai kapan kita akan menjalani kehidupan ini. Ada banyak platform yang menyediakan berbagai layanan investasi baik di bidang keuangan, barang, maupun kesehatan. Kita dapat memanfaatkan semua ini dengan menakar potensi pertumbuhan nilai investasi, potensi risiko, dan jaminan investasi yang proporsional.

3. Manajemen Kewajiban dan Bisnis

Untuk konteks ini, tentu saja hal pertama yang harus kita ingat ialah bahwa setiap kita selalu memiliki kewajiban yang harus dipenuhi. Banyak generasi milenial saat ini memiliki kesempatan untuk dapat menikmati kucuran pinjaman dana terlebih dahulu, namun memiliki kewajiban untuk mengembalikannya dikemudian hari atau yang biasa kita sebut sebagai utang.

Ya, kita tidak dapat terhindar dari yang namanya utang. Selalu ada kondisi yang membuat kita memiliki utang dengan pihak lain, oleh karena itu, menjadi penting untuk kita pahami bahwa melaksanakan kewajiban dengan tepat waktu adalah sesuatu hal yang mendasar dalam kehidupan ini. Kita tidak boleh membiasakan diri untuk menunda-nunda membayar kewajiban tetapi mengusahakan untuk melaksanakan kewajiban dengan tepat waktu menolong roda perekonomian ini dapat berputar dengan baik dan lancar. Jika kita punya utang, tetapi selalu telat membayar tentu akan sangat menggangu proses pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Selanjutnya, adalah bijak ketika kita memiliki utang karena diperuntukkan mencukupi kebutuhan usaha atau bisnis yang sedang kita kelola. Dengan kata lain, kita memiliki usaha atau bisnis sampingan yang tidak mengganggu kerja utama kita yang menjadi sumber pemasukan utama keuangan kita. Dengan demikian kita tidak hanya memiliki utang konsumtif melainkan memanfaatkan utang untuk keperluan produktif.

4. Manajemen Gaya Hidup

Bagian ini juga perlu menjadi perhatian penting dalam mengelola keuangan. Gaya hidup sangat erat kaitannya dengan keuangan. Kegagalan seseorang dalam mengelola keuangan, tidak sedikit yang dipengaruhi oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat. Kecenderungan yang umum dilakukan ialah ketika kita mendapatkan penghasilan yang lebih, maka akan diikuti dengan pengeluaran yang lebih juga. Hal ini tentu tidak baik dan tidak sehat secara finansial. Gaya hidup seperti ini tidak hanya merusak tatanan kehidupan kita pada masa kini melainkan juga merusak tatanan kehidupan kita di masa yang akan datang. Bagian ini lebih kepada hal mengenai keborosan. Artinya, gaya hidup yang boros akan merusak menajemen keuangan kita. Kita tidak memiliki jaminan akan hari depan yang cerah jika hidup kita hanya untuk memenuhi gaya hidup yang boros.

5. Manajemen Dana Darurat

Lain halnya dengan investasi yang diperuntukan untuk masa yang akan datang. Dana darurat lebih kepada fungsi kegawat-daruratan. Artinya dana darurat ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak kita duga, dan bersifat mendesak dan segera dibutuhkan. Kita tentu tidak pernah menginginkan mengalami sesuatu hal yang bersifat tidak terduga dan harus mengeluarkan dana yang besar. Namun, memiliki dana darurat adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Ketika musibah atau masalah tak terduga terjadi atau menimpa kita, kita telah memiliki dana darurat yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah yang kita miliki.

6. Manajemen Sosial

Hal ini menjadi bagian terakhir, merupakan suatu hal yang tidak semua orang memiliki standar yang sama dalam melakukannya. Bagian ini berbicara tentang pengelolaan keuangan untuk digunakan sebagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Artinya, kita mengelola uang yang kita miliki untuk dipergunakan dalam hal berbagi dengan sesama yang membutuhkan dana dari orang lain karena keterbatasan fisik atau mental atau ekonomi atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Dengan cara berbagi terhadap sesama kita menopang perekonomian bangsa ini agar tetap berjalan dan bertumbuh. Orang-orang yang memiliki sumber pendanaan yang sedikit akan sangat tertolong bila kita bisa berbagi dengan sesama sehingga mereka dapat membeli kebutuhan hidup sehari-hari mereka dengan dana yang kita bagikan kepada mereka yang kurang mampu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun