Mohon tunggu...
Harlinton Simanjuntak
Harlinton Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Disciple

Gunung itu tempat terindah merefleksikan keagungan Sang Pencipta. Ayo daki gunung....

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Generasi Milenial, Bonus Demografi Dan Stabilitas Sistem Keuangan

8 Juni 2020   14:18 Diperbarui: 8 Juni 2020   14:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Setelah beberapa lama masyarakat melakukan berbagai aktifitas sosial dan produktifitasnya di rumah, saat ini, masyarakat global akan bersiap untuk memulai tatanan kehidupan yang baru. Situasi ini semakin mengokohkan gambaran ketidakpastian global.

Sampai kapan dan bagaimana masyarakat dapat terus bertahan dan beradaptasi dengan situasi sekarang ini, jelas tidak dapat dipastikan. Sesuatu yang pasti adalah bahwa masyarakat didorong untuk tetap produktif tetapi aman dari bahaya Covid-19 sebagai keharusan.

Generasi Milenial Sebagai Bagian Bonus Demografi

Presiden Joko Widodo melalui pidatonya dalam merespons bonus demografi, beliau berpandangan bahwa bonus demografi adalah tantangan sekaligus kesempatan besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Oleh karenanya, sikap kita dalam merespons bonus demografi ini harus mampu menghadapinya dan mampu mengelolanya dengan menyediakan lapangan kerja dan menghasilkan sumber daya manusia yang maju.

Bonus demografi dalam bahasa Inggris diartikan sebagai Demographic Dividend. Mengutip dari laman resmi United Nations sexual and reproductive health agency (UNFPA) The demographic dividend is the economic growth potensial that can result from shifts in a population’s age structure, mainly when the share of the working-age population (15 to 64) is larger than the non-working-age share of the population (14 and younger, and 65 and older).

Dalam terjemahan bebas dapat diartikan bahwa bonus demografi adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dihasilkan dari perubahan dalam struktur usia populasi, terutama ketika bagian populasi usia kerja (15 tahun hingga 64 tahun) lebih besar daripada bagian populasi yang tidak bekerja (14 tahun kebawah dan 65 tahun keatas).

Potensi bonus demografi ini bukanlah suatu peristiwa yang serta merta terjadi tanpa adanya upaya tata kelola produktifitas dari penduduk usia kerja tersebut dimasa sekarang.

Potensi bonus demografi ini dapat dicapai dengan memastikan bahwa semua masyarakat baik perempuan maupun laki-laki yang masuk kategori populasi usia kerja dapat menikmati martabatnya sebagai manusia dan hak asasi manusia nya dalam memperluas kemampuan mereka, memastikan bahwa hak atas kesehatan dan reproduksi mereka terjamin dan terlindungi, memperoleh kesempatan kerja yang layak, dan memperoleh kesempatan untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi sejak sekarang.

Oleh karenanya, pemerintah dalam merespons bonus demografi ini harus mampu menghasilkan dan mengembangkan kebijakan yang mengacu kepada ukuran, jenis kelamin, lokasi, dan struktur usia populasi masyarakat pada masa ini dan pada masa yang akan datang.

Kemampuan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan yang mengakomodir seluruh potensi bonus demografi ini hendaknya didukung oleh kesadaran masyarakat khususnya generasi milenial atau generasi muda saat ini untuk pro aktif terlibat dalam seluruh rangakaian kebijakan pemerintah mempersiapkan generasi saat ini untuk dapat menangkap peluang dan kesempatan dari bonus demografi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun