Mohon tunggu...
Harli Muin
Harli Muin Mohon Tunggu... Pengacara - Pemerhati Sosial

Saya mulai tertarik dengan masalah-masalah sosial, anti korupsi pembangunan, lingkungan hidup dan keamanan masyarakat, ketika saya masih kecil menyaksikan kampung di sulawesi tengah, terpencil, dimana saya lahir dan besar terkena banjir bandang dan saya menyaksikan bagaimana bencana itu menghancurkan semuanya dalam hitungan jam. Kehadiran sejumlah perusahaan HPH dan tambang menambah beban terhadap dampak yang disebabkan atas kemarahan alam itu. Kami kehilangan banyak sekali. Padahal kampung ini sebelumnya damai, tenteram jauh dari hiruk pikuk kota. Pilihan inilah yang kemudian menjadi karier saya dan menulis pesan damai yang berhubungan masalah-masalah tersebut di atas. Semoga kita bisa berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kujadian Dengannya

24 Mei 2020   20:06 Diperbarui: 24 Mei 2020   20:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lalu kemudian aku memutuskan menyampaikan hasrat menjadi bagian dari special untuk dirinya.  Sebelum menyampaikan saya menoreh kelangit terlebih daulu, ternyata bulan sedang terang menyinari bumi, lalu saya terpikir bagaimana kagmku ke cahaya bulan, sama juga mengagumi kecantikan gadis itu. Lalu semakin menambah keinginanku menyampaikan hasyarat hatiku padanya.

Pesan singkat ku bunyinya begini: 

"Dek, kamu tahu kenapa saya mengirim text padamu disaat semua orang sudah lelap tidur," kata ku

Dia kemudian ia menjawab," saya juga merasakan bang, kenapa abang text ke aku," sapanya.

"Jadi kamu mengertikan," tanyaku.

Iya,,saya sudah tahun, jawabnya.

"Jadi kita jadian ya, " tanya balik.

Dalam hati kecilku, semoga menjadi the endless love,,amien. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun