Mohon tunggu...
Harli Muin
Harli Muin Mohon Tunggu... Pengacara - Pemerhati Sosial

Saya mulai tertarik dengan masalah-masalah sosial, anti korupsi pembangunan, lingkungan hidup dan keamanan masyarakat, ketika saya masih kecil menyaksikan kampung di sulawesi tengah, terpencil, dimana saya lahir dan besar terkena banjir bandang dan saya menyaksikan bagaimana bencana itu menghancurkan semuanya dalam hitungan jam. Kehadiran sejumlah perusahaan HPH dan tambang menambah beban terhadap dampak yang disebabkan atas kemarahan alam itu. Kami kehilangan banyak sekali. Padahal kampung ini sebelumnya damai, tenteram jauh dari hiruk pikuk kota. Pilihan inilah yang kemudian menjadi karier saya dan menulis pesan damai yang berhubungan masalah-masalah tersebut di atas. Semoga kita bisa berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kujadian Dengannya

24 Mei 2020   20:06 Diperbarui: 24 Mei 2020   20:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum saya meninggalkan gedung, Lalu saya bertanya, ke salah  seorang karib di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Palangkaraya itu, "siapa nama gadis itu, sebenarnya," kata ku padanya. . Ternyata jawabnya sama.

Akan tetapi, sampai saya keluar kantor DPC PDI Perjuangan menuju tempat tinggal saya, , saya masih membayangkan wajahnya dan kesantunan. Sepertinya gadis itu, masih ada disini, dihatiku.  

Saya membuka dari  lembar ke lembar dalam UU itu, saya kesulitan menemui pasal pasal yang dicabut hak itu, saya kurang konsentrasi karena mengingat wajah cantik gadis itu, padahal  sudah menunjukkan pukul 21.00 PM, saya masih belum beranjak dari tempat tidurku. Saya masih membayangkan dirinya. 

Saya masih membayangkan bagaimana diriku sangat mencintai dirinya. Tetapi saya belum bercerita banyak bagaimana saya menyukai karakter gadis ini.

Karena senang bercampur khawatir, saya berusaha mencari nomor telepon gadis. Sayang menghubungi ke salah satu teman karib. Tetapi teman ini, tidak menyimpan nomor gadis itu. Seperti dia, memilih, milih orang untuk berteman.

Sudah sebulan saya meninggalkan Kota Palangkaraya dengan penuh rasa sedih, karena tidak sempat berbicara dengan gadis ini. 

Diriku sudah melakukan berbagai cara untuk menghilangkan rasa penasaranku padanya, dengan membuat kesibukan sendiri, jalan ke tempat perbelanjaan, dan menemui sejumlah teman, sibuk di berbagai kegiatan sosial.

Tetapi perasaan ku masih padanya. Lalu aku mencoba meminta nomor telepon gadis itu, dari kawan karibnya. Dalam permintaan nomor mobilnya,  saya meminta dengan tujuan menanyakan informasi mengenai kekisruhan di pengurus Partai belambang banteng moncong putih ini. Saya tidak bisa menyembunyikan bahwa permintaan ku kali ini, lebih didorong hasrat untuk mengenal gadis ini lebih jauh.

Setelah itu, saya mengajaknya berbicara lewat telepon dengan tujuan menanyakan informasi itu, tapi karena segan saya tak sempat menyampaikan isi hatiku.

Tapi satu ketika , saya tau ia dalam perjalan jauh menuju satu kota, saya mencoba mengirimkan sms padanya. Mungkin dia lagi fokus mengendarai mobil. Meski begitu, ketika ia focus, pikirku, apakah dia sempat memikirkan diriku. 

Dengan modal nekat, saya mencoba mengirimkan pesan singkat dengan basa-basi terlebih dahulu. Ternyata gadis ini menjawab, Lalu saya berpikir berati dia punya perhatian kepada diriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun