[caption id="attachment_343525" align="aligncenter" width="379" caption="Menuju Pulau Meringki di Lombok Timur (harjasaputra)"]
[caption id="attachment_343526" align="aligncenter" width="374" caption="Sampai ke Pulau Meringki (harjasaputra)"]
Selain di Pulau Lombok, saya pun beberapa kali menyeberang ke Pulau Sumbawa untuk melakukan konsolidasi. Bersentuhan langsung dengan permasalahan ribetnya Pemilu, bagaimana menarik simpati masyarakat, dan bagaimana mengelola tim sukses. Sangat ribet. Lagi-lagi, ujung-ujungnya duit. Tapi, di luar itu semua, bersyukur juga karena dapat melihat dan mengabadikan keindahan wilayah-wilayah yang ada di Pulau Sumbawa.
[caption id="attachment_343527" align="aligncenter" width="380" caption="Dermaga di perbatasan Sumbawa-Dompu (harjasaputra)"]
[caption id="attachment_343528" align="aligncenter" width="376" caption="Tambak garam di Bima (harjasaputra)"]
Ratusan kegiatan pertemuan dengan tokoh masyarakat, para pemuka agama, tokoh pemuda, ibu-ibu pengajian, dan berbagai elemen masyarakat saya hadiri. Foto-foto ada ribuan selama 5 bulan itu yang saya jepret dengan kamera saya. Kenang-kenangan dalam menapaki jalan hidup menunaikan tugas pekerjaan. Pengalaman yang sangat berharga, baik berharga untuk mengasah kemampuan insting politik maupun dalam mengasah kemampuan berkomunikasi tentang bagaimana caranya melakukan kampanye politik.
Selama 5 tahun di DPR menjadi tenaga ahli dan ditempa dengan 2 kali pemilu ditambah 5 bulan pengalaman pada tahun 2014 hal ini makin mempertajam daya nalar dan insting politik praktis saya. Meskipun, boleh dibilang saya jarang menulis tentang politik dalam arti sebagai pengamat, karena apa yang mereka bicarakan semuanya berbeda dengan apa yang di lapangan. Pengetahuan saya mengenai politik lebih pada hal-hal praktis yang boleh jadi sifatnya sangat pribadi dan susah untuk disampaikan karena sangat kompleks.
[caption id="attachment_343535" align="aligncenter" width="379" caption="Rumah di perkampungan adat Lombok Utara (harjasaputra)"]
Kalau saya tuliskan semua pengalaman disertai foto-foto kegiatan mungkin akan sangat tebal. Namun saya tidak mau menjadi penulis yang segmented dalam masalah politik apalagi jadi pengamat politik, bagi saya menjadi blogger yang dapat menulis apapun adalah pilihan hidup yang sampai saat ini masih saya pertahankan.
Di luar aktivitas pekerjaan di bidang politik, selama 5 bulan tersebut, aktivitas menulis masih berjalan meskipun tidak sesering seperti hari-hari biasa. Waktu tersita banyak ditambah lagi dengan minimnya akses internet di wilayah-wilayah terpencil sebagai faktor utamanya. Selama 5 bulan di Kompasiana hanya menulis sebanyak 13 tulisan dengan beragam tema.**[harjasaputra]
Bersambung...