Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Golkar

27 Oktober 2022   10:50 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:06 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika Presiden Sukarno mempersiapkan nama penggantinya (Ahmad Yani), dan Presiden Suharto (BJ Habibie), maka Presiden Jokowi hingga saat ini belum menyebut siapa nama calon peggantinya. Jokowi lebih banyak mempersiapkan infrastruktur politiknya, membangun kesamaan pandangan, pendukung partai politik lewat KIB. Sedangkan calonya akan ditentukan kemudian.

Di sini bagi Jokowi sistem atau platformnya yaitu KIB telah disiapkan. Meskipun demikian Jokowi tetap mewanti-wanti Partai Golkar agar "jangan sembrono". Soal saiapa nama yang akan dipilih. Presiden Jokowi harus menenggang kewenangan besar yang dimiliki Megawati dalam menentukan calon presiden dari PDI-P. Bagaimana akhir dari drama pilpres ini tentu tidak ada yang tahu. Namun jika platform politik Jokowi dengan KIB-nya berjalan lancar dan sukses.  Maka Jokowi sesungguhnya telah merintis suatu kesepahaman politik baru antara PDI-P dengan sejumlah rival lamanya. Di tangan Jokowi "perseteruan" itu diakhiri dengan baik.

Kita masih ingat di awal reformasi ketika berlangsung pemilu pertama, perseteruan kubu Golkar dengan PDI-P sangat runcing. Partai Golkar yang masih banyak diwarnai dengan citra Orde Baru berseberangan dengan PDI-P yang masih kencang menuntut reformasi.

Dengan PPP, perseteruan dengan PDIP pernah terjadi dimana PPP mengharaman presiden perempuan. Sikap ini sangat memukul posisi Megawati sebagai calon presiden perempuan. Meskipun akhirnya perseteruan itu berakhir dengan duduknya Hamzh Haz sebagai wakil presiden Megawati. Dengan PAN, sampai awal periode kedua Jokowi, pendiri PAN, Amien Rais masih terus menyerang Presiden Joko Widodo.

Dengan KIB, Jokowi telah meletakkan platform baru koalisi yang lebih produktif guna membangun bangsa. Jika KIB berhasil memenangkan Pemilu 2024, maka Presiden mendatang akan bisa bekerja lebih effektif karena politik lebih stabil. Stabilitas politik ini yang akan menjamin keberhasilan pembangunan ekonomi. (Hari Wiryawan)

   

             

           

           

 

Ada dua hal yang ingin di sampaikan disini bahwa pernyataan presiden bahwa Golkar akan memilik calon Presiden dengan tidak sembrono dan keyakinan preisden bahwa Gokar akan memilih calon presiden dan wakil presiden yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun