Ratna tersenyum tipis, tanpa keyakinan. "Aku berharap begitu, demi anak-anak. Aku tidak butuh kata-kata, aku butuh bukti."
Percakapan itu selesai dengan keheningan yang menyelimuti. Bayu kembali ke kamar, dan Ratna tetap di ruang tamu, menatap kosong ke luar jendela. Dalam hatinya, ia tahu harus terus maju, apa pun yang terjadi. Bukan untuk Bayu, tapi untuk dirinya sendiri dan anak-anak yang ia cintai.
Keesokan paginya, Ratna bangun awal seperti biasa. Ia menyiapkan pesanan katering dan memastikan semuanya sempurna. Prita membantunya mengangkat kotak makanan ke mobil, sementara Andi sibuk menyiapkan tas sekolahnya.
"Bu, kapan kita liburan bareng lagi?" tanya Andi tiba-tiba.
Ratna terdiam sejenak, lalu tersenyum. "Nanti, kalau usaha ibu semakin lancar, kita bisa liburan ke mana saja yang kamu mau."
Andi tersenyum lebar, penuh harapan. Ratna tahu, ia harus tetap kuat, demi senyum anak-anaknya.
Hari itu, ia mengantar pesanan ke pelanggan. Meskipun hidupnya penuh ujian, ia berusaha untuk terus kuat. Namun hari ini Ratna merasakan sesuatu, dan baru ketika ia tiba di rumah salah satu pelanggan rupanya kejutan besar telah menantinya.
Pelanggan itu bernama Maya, seorang wanita muda yang selama ini telah menjadi pelanggan setia kateringnya. Maya menyambut Ratna dengan senyuman manis seperti biasa. Tapi di sudut ruangan, Ratna melihat sebuah foto keluarga kecil yang terpajang di meja. Di foto itu, Maya berdiri di samping Bayu, dengan seorang anak kecil di antara mereka.
Dunia Ratna seolah berhenti berputar. Ia mencoba tetap tenang, meski hatinya bergejolak. Maya, yang tidak menyadari keterkejutan Ratna, berkata, "Mbak Ratna, masakan Mbak selalu jadi favorit suami saya."
Ratna tersenyum kaku, lalu berpamitan dengan alasan ada pesanan lain yang harus diantar. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Bayu, yang selama ini ia beri kesempatan kedua, ternyata memiliki kehidupan lain yang tak pernah ia bayangkan.
Saat malam tiba, Ratna memutuskan untuk tidak lagi diam. Ia menunggu Bayu pulang, dan kali ini ia tahu, hidupnya akan berubah selamanya. Ia tidak lagi bertahan demi janji kosong. Ia akan bertahan demi dirinya sendiri dan kebahagiaannya. ***