Mohon tunggu...
Stefanus Hari Triyatmo
Stefanus Hari Triyatmo Mohon Tunggu... Freelancer - WTC - Writer, Trainer and Coach

Vita est Semper Renovanda - Hidup selalu diperbaharui

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayur Favorit

10 Januari 2025   22:39 Diperbarui: 10 Januari 2025   22:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ayam Woku (Dokumen Pribadi)

Tiba-tiba, suara langkah kaki Bayu mendekat. "Kamu belum tidur?" tanyanya.

"Belum," jawab Ratna tanpa menoleh.

Bayu duduk di sofa seberangnya. "Kamu kelihatannya capek."

Ratna menghela napas. "Capek itu sudah jadi teman sehari-hari. Aku lebih memikirkan anak-anak dan bagaimana kita bertahan."

"Ratna, aku tahu aku sering mengecewakanmu," kata Bayu tiba-tiba. "Aku---"

"Kamu tahu?" Ratna memotong, nadanya datar tapi penuh makna. "Kalau kamu tahu, kenapa kamu tetap melakukannya?"

Bayu terdiam. Ia tidak punya jawaban. Ratna melanjutkan, suaranya bergetar. "Aku bertahan karena aku janji di depan Tuhan. Aku bertahan karena anak-anak. Tapi kamu tahu betapa sulitnya itu untukku?"

Bayu menunduk, merasa tertampar oleh kejujuran istrinya. "Aku, aku menyesal."

Ratna menatapnya tajam. "Penyesalan itu harusnya datang dengan perubahan, Bayu. Tapi aku tidak melihatnya."

Untuk pertama kalinya, Bayu merasa kecil di hadapan istrinya. Ia sadar, Ratna adalah tiang yang selama ini menopang rumah mereka, sementara ia terus menciptakan retakan.

"Aku akan mencoba berubah," katanya pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun