Mohon tunggu...
Stefanus Hari Triyatmo
Stefanus Hari Triyatmo Mohon Tunggu... Freelancer - WTC - Writer, Trainer and Coach

Vita est Semper Renovanda - Hidup selalu diperbaharui

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pulang ke Rumah

1 Januari 2025   17:55 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ojek online UBER (Koleksi Pribadi)

Kilau mentari pagi begitu hangat mengenai seluruh badanku. Kulihat jam tangan menunjukan pukul 09.30. Tanpa terasa sudah sekitar empat puluh lima menit perjalanan dari Meruya menuju daerah Meruyung, sementara ini baru sampai jalan raya Jakarta-Bogor, Ciputat. Laju sepeda motor Revo aku bawa dalam kecepatan stabil tidak lebih dari 80 Km/jam. Pikirku, untuk apa buru-buru sampai ke rumah Pak Ali? Agendaku silahturahmi, bukan undangan rapat penting. Itulah mengapa sepanjang perjalanan aku nikmati pemandangan yang ada, pembangunan di daerah Ciputat ternyata cukup pesat, lama sekali aku tidak menyusuri jalan-jalan ini.

Pak Ali, sahabatku ini kukenal di suatu komunitas, usia di antara kami terpaut sangat jauh, ada sekitar tiga puluh tahunan, tetapi kalau sudah diskusi atau sharing tentang kehidupan mengarah ke spiritual, aku dan Pak Ali sudah seperti dandang ketemu tutupnya, bisa percakapan itu berjam-jam sampai lupa waktu. Pagi ini rencananya aku sempatkan diri sowan ke rumah Pak Ali, melepas rindu sudah lama sekali tidak diskusi dan sharing bersama, janjiku ke Pak Ali sebelum makan siang, sekitar jam 11.00 paling lambat sudah tiba.

Revo yang aku kendarai akhirnya mengukur jalan raya Meruyung, tak lama lagi mendekati kantor kelurahan, dan lokasi tempat tinggal Pak Ali tidak jauh dari situ. Akhirnya aku sampai di tujuan, tampak Pak Ali menyambutku dengan senyuman yang khasnya.

"Wah Mas Hari sampai juga ya?!" Sapa Pak Ali saat melihatku yang sedang membuka helm dan melepaskan jaket.

"Ha... Ha... Ha... Ya pasti sampai dong Pak, Saya sudah pernah ke sini sebelumnya, paling tidak ancer-ancer posisi masih ingat," jawabku ke Pak Ali, lantas kami bersalaman dan berpelukan akrab.

Jarak Meruya ke Meruyung yang cukup jauh, ada kira-kira 30 km, menjadi bahan pertimbanganku tidak sering bermain ke sini.

"Masuk Mas, silakan duduk dan anggap saja rumah sendiri ya?" ujar Pak Ali dengan ramah.

"Baik Pak, terima kasih," jawabku dengan sopan kepada pribadi yang usianya seperti ayahku.

"Bagaimana kabar, sehat?" tanya Pak Ali kepadaku dengan penuh perhatian.

"Sehat dan bahagia, Pak!" jawabku dengan tegas. Lalu aku bertanya: "Bapak sendiri bagaimana nih? Sehat?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun