Ketika kita bersikap sebagai seorang Negarawan Indonesia sejati sejatinya banyak konsiderasi penting yang mesti kita ambil agar tidak merugikan satu sama lain sehingga harmonisme tetap terpelihara dalam satu masyarakat yang integratif. Pada akhirnya semua itu akan bergerak pada tatanan wilayah implementatif untuk mensinergikan potensi diri dalam pemberdayaan melanjutkan eksistensi pembangunan secara berkelanjutan, sehingga pembangunan bukan hanya dapat dirasakan oleh generasi kita sekarang melainkan dapat pula dirasakan secara berkelanjutan untuk generasi masa depan kita.
Inilah pentingnya kita kembali peduli kepada Pancasila, dengan kembali melaksanakan komitmen-komitmennya, sebagai fundamen dari prinsip-prinsip konstruktif yang benar – benar berguna secara substansi bagi kelanjutan pembangunan Indonesia kedepan.
Selama ini di era reformasi, sejujurnya kita telah kehilangan karakter ke-Indonesiaan kita yang sebenarnya. Reformasi kenyataan hanya menghasilkan identitas eksklusif, yang mengabaikan rasa persatuan dan kesatuan kita sebagai seorang anak bangsa Indonesia.
Pendahulu kita dengan segala kekurangannya pernah membangun karakter bangsa ini menjadi demikian kuat hingga eksistensi Indonesia dihadapan masyarakat dunia menjadi sangat begitu disegani. Namun, sejak era reformasi citra bangsa yang penuh toleransi, menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, gotong royong, serta berketuhanan,sepertinya menjadi sesuatu hal yang sangat langka.
Membangun suatu karakter bangsa memang membutuhkan totalitas semangat juang, komitmen tinggi untuk bekerja keras dan ditekuni dengan konsistensi yang tinggi. Namun demikian, mengaplikasikan secara komprehen wawasan demokrasi nasional ke Indonesian kita kedalam agenda reformasi lanjutan secara konsisten, jujur dengan penuh keikhlasan bersama, tentunya kesejahteraan dan peningkatan kualitas rakyat Indonesia yang berkelanjutan bukan menjadi satu hal yang mustahil untuk kita dapatkan. Inilah yang sejatinya diharapkan dari sosok Negarawan Indonesia kekinian.