Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Transisi Transaksi Keuangan

11 September 2024   23:34 Diperbarui: 12 September 2024   12:01 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah sekian bulan, transaksi menggunakan kartu ATM atau debit terus menurun. Berbanding terbalik dengan transaksi digital banking dan QRIS yang semakin tumbuh. Trend tersebut dapat dibaca dari data Bank Indonesia (BI).

Sementara bisa disimpulkan terjadinya pergeseran preferensi transaksi masyarakat. Mereka cenderung memilih transaksi memanfaatkan gawai ketimbang kartu. Mereka tidak hanya semakin akrab dengan pembayaran digital, tetapi juga pembayaran menggunakan perangkat yang digenggam.

Transisi ke Virtual

Aktivitas ekonomi virtual memang kian melekat dalam keseharian kita. Semakin terbiasa dan mudah pula kita beradaptasi dengan inovasi. 

Momentum pandemi yang semula dianggap bakal menghentikan roda perekonomian, ternyata justru memicu percepatan transisi dari konvensional ke digital. 

Sejak itu, para pengambil kebijakan semakin serius mengakselerasi digitalisasi ekonomi. Keharusan memperkuat ekosistem ekonomi digital semakin nyata. Kebijakan yang dikeluarkan diarahkan guna memperkuat itu.

Kita bisa melihat contohnya  bagaimana mata uang kripto yang semula dianggap "musuh" pada akhirnya kudu "dirangkul". Regulasi terbit bukan lagi untuk melarangnya, namun memastikan keberadaannya tidak disalahgunakan. 

Bank sentral pun telah mengambil sikap menerbitkan uang digital. BI melalui proyek Garuda-nya sedang menggarap penerbitan Rupiah digital. Negara memang telah mengamanatkan penerbitan Rupiah digital, mendampingi Rupiah kertas dan logam, seperti tercantum dalam UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK)

Dalam transaksi ritel pun, yang nominalnya receh, penggunaan instrumen non-tunai semakin populer. Sebut saja pilihan pembayaran QRIS yang disediakan para pedagang mikro atau kaki lima. 

Beberapa tahun silam, kita melihat fasilitas pembayaran non-tunai hanya disediakan toko-toko besar yang mapan. Pembelinya pun sebatas orang-orang tertentu yang melek teknologi pembayaran, atau mereka yang bersaldo lumayan karena bisa memegang kartu kredit atau ATM. Ada unsur eksklusivitas pada pembayaran nir-fisik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun