Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Lapar adalah Maut

15 Agustus 2024   21:46 Diperbarui: 16 Agustus 2024   14:44 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Kelaparan. (Kompas.id/Supriyanto)

Misalnya, beberapa waktu lalu, kita mendengar pemerintah bakal mengeluarkan aturan wajib asuransi kendaraan atau kenaikan pajak pendapatan nilai. Semua aturan itu tentu memiliki tujuan baik, menjamin keselamatan masyarakat atau meningkatkan pendapatan negara. 

Namun, kebijakan semacam itu menimbulkan konsekuensi bertambahnya beban pengeluaran masyarakat. Untuk saat ini, masyarakat sedang menghadapi persoalan krusial, yaitu daya beli yang melemah. 

Oleh karenanya, sekarang menyelamatkan daya beli jauh lebih penting daripada menjamin keamanan berlalu lintas atau mendongkrak pajak. Kebijakan yang tidak berdampak langsung ke masyarakat atau justru menambah beban mereka, perlu untuk ditunda, dialihkan, atau bahkan dibatalkan.

Gampangnya, selamatkan dulu kepentingan perut rakyat.

Persoalan Perut

Mengapa memulihkan daya beli penting sekaligus prioritas?

Kemampuan daya beli yang terus merosot dapat berdampak menurunkan kelas konsumsi. Penduduk yang semula kelas menengah bisa turun menjadi kelas rentan, dan yang rentan bisa masuk kelas miskin. 

Memang, angka kemiskinan di Indonesia dalam satu dekade ini terus menurun. Akan tetapi, jika persoalan melemahnya kemampuan ekonomi masyarakat tidak ditangani segera, dalam sekian waktu ke depan, persoalan kemiskinan bisa muncul ke permukaan.

Dalam kondisi terburuk, kemiskinan dapat memicu beragam persoalan lainnya, terutama kejahatan. Ada berbagai studi yang membuktikan korelasi positif antara kemiskinan dan kejahatan.

Indonesia punya pelajaran berharga mengenai itu. Berawal dari terpuruknya kondisi ekonomi masyarakat, instabilitas politik pun terjadi. Hyper inflasi dan krisis moneter menjadi salah satu pemicu runtuhnya orde lama dan orde baru. Transisi politik itu diwarnai dengan instabilitas kemanan berupa kerusuhan massa. Kejahatan pencurian, penjarahan, atau perampokan terjadi di banyak tempat.

Dari situlah, kebutuhan mendasar rakyat, berupa kemampuan beli, tidak patut diabaikan. Rumusnya, orang dapat melakukan apa saja ketika harus memenuhi kebutuhan perutnya. Karena itulah, lapar adalah maut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun