Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lapar Adalah Maut

15 Agustus 2024   21:46 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:50 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Prioritas Manusia

Tantangan ekonomi yang dihadapi memang banyak. Untuk itu, penentuan prioritas penyelesaian menjadi penting. Memperkuat kualitas sumber daya manusia menjadi bagian prioritas itu. 

Sejarah membuktikan, bangsa-bangsa berhasil maju karena faktor kualitas manusia di dalamnya. Kita ingat, bagaimana Korea Selatan atau Malaysia yang menjadi bangsa terseok-seok sekian dekade yang lalu, berhasil meroket karena keberhasilan mengasah kemampuan penduduknya. Atau, Jepang, negara yang berada di titik nadir pasca kalah perang, berhasil bangkit dan menjadi pemain penting dalam perekonomian dunia. Itu tidak lain karena kemampuan rakyatnya. 

Bagi Indonesia, bangsa ini memiliki limpahan usia produktif hingga sekian tahun mendatang. Sumber daya itu mesti diberdayakan. Jika tidak, maka yang terjadi adalah tumpukan pengangguran.

Sebagaimana disinggung di awal, salah satu risiko utama Indonesia adalah pengangguran. Lainhalnya dengan beberapa negara maju seperti Jepang, Belanda, atau Jerman yang justru menghadapi risiko kekurangan tenaga kerja.

Pengangguran diantaranya bisa terjadi karena kompetensi sumber daya manusia yang tidak memiliki kompetensi memadahi. Dari situlah pendidikan mempunyai peran penting. 

Saat ini, tentu tidak hanya tingkat pendidikan yang diperhatikan, tetapi juga mutunya. Diantara pengangguran, banyak diantara mereka yang berpendidikan memadahi.

Mutu dapat dilihat dari ketepatan ilmu yang dipelajari dengan kebutuhan industri. Sebut saja, sekolah vokasi dapat melakukan penguatan ketrampilan siswanya sesuai permintaan pasar, perguruan tinggi dapat mengasah mahasiswanya dengan keilmuan yang dibutuhkan dunia kerja atau usaha, dan cara-cara lain yang mampu menciptakan tenaga siap kerja.

Kebijakan Bersahabat

Sembari menggarap manusianya, para pemangku kebijakan perlu lebih bijak dalam mengambil sikap. Kebijakan publik diprioritaskan menyelesaikan masalah terkini, yang ada di depan mata.

Misalnya, beberapa waktu lalu, kita mendengar pemerintah bakal mengeluarkan aturan wajib asuransi kendaraan atau kenaikan pajak pendapatan nilai. Semua aturan itu tentu memiliki tujuan baik, menjamin keselamatan masyarakat atau meningkatkan pendapatan negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun