Belum lagi tuntas perseteruan Rusia dengan Ukraina, konflik Palestina dengan Israel mencuat kembali. Seperti biasa, meskipun sebatas persoalan bilateral, kekhawatiran munculnya dampak rembetan akibat konflik-konflik itu sulit dihindarkan.
Sektor ekonomi merupakan aspek kehidupan yang sangat rentan terhadap dampak tersebut. Berbagai indikator seperti mengingatkan efek rembetan yang memang nyata. Sebut saja, lonjakan inflasi dan jatuhnya nilai tukar mata uang di berbagai negara.
Ketidakpastian yang mengguncang perekonomian global seperti momentum yang tidak pernah ada akhirnya. Silih berganti tantangan bermunculan, dari pandemi virus hingga perang. Tidak ada jaminan bahwa selesainya satu persoalan akan membuahkan kestabilan.
Tak bisa dipungkiri, bangsa-bangsa di dunia tidak mungkin berpangku tangan menanti kondisi tenang. Mereka mesti berinovasi guna mencari solusi menyelamatkan perekonomian negerinya, di tengah ketidakpastian yang tidak akan pernah pasti.
Koneksi Pembayaran Antarnegara
Salah satu inovasi yang belakangan banyak dilakukan adalah pembentukan dan penguatan konektivitas ekonomi antarnegara. Memang, langkah semacam itu bukan hal baru. Hanya saja, aktivitas yang saat ini dikembangkan dapat dikatakan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
Aktivitas yang dikembangkan itu adalah konektivitas pembayaran. Bagaimanapun, sistem pembayaran merupakan komponen utama yang menentukan keberhasilan transaksi ekonomi lintas negara.
Oleh karenanya, kelancaran dan efisiensi sistem pembayaran berpengaruh terhadap pergerakan ekonomi dari satu bangsa ke bangsa lain. Dengan makin lancar dan efisiennya sistem pembayaran, maka diharapkan makin terdongkrak pula perekonomian antarnegara.
Kita lihat saja apa yang sudah dilakukan Indonesia dalam menerapkan strategi konektivitas tersebut.
Konektivitas Kawasan