Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menjinakkan Inflasi Beras dan Menjaga Momentum Emas Petani

7 Oktober 2023   20:00 Diperbarui: 8 Oktober 2023   16:02 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Impor pun dilakukan melalui Vietnam, Thailand, dan Myanmar, serta penjajakan dengan China. Strategi penyebaran pemasok itu sudah tepat mengingat persoalan pangan juga dihadapi negara-negara lain. Konsekuensinya, akan ada upaya persaingan untuk memperoleh sumber pangan dari negara-negara produsen.

Dan, tidak menutup kemungkinan, negara-negara yang menjadi eksportir beras untuk Indonesia saat ini akan menerapkan kebijakan pembatasan ekspor pula.

Upaya lain yang dilakukan adalah kebijakan pembatasan pembelian beras di toko ritel. Penjelasan pemerintah, langkah tersebut diambil untuk menjaga pemerataan distribusi ke masyarakat. Selain itu, tujuannya juga mencegah munculnya panic buying karena kekhawatiran masyarakat terhadap stok yang menipis. 

Momentum Baik Petani

Upaya mengendalikan harga tersebut juga perlu dilakukan secara cermat. Bagaimanapun, kenaikan harga beras bisa menjadi berkah bagi para petani.

Pengukurannya dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan indikator kemampuan daya beli petani, atau gampangnya, tingkat kesejahteraan petani. NTP dikatakan baik jika berada di atas 100, pada September ini NTP mencapai angka 114. Secara historis, NTP tersebut mencatatkan rekor tertinggi sejak 2021. 

Pencapaian NTP tersebut didorong rata-rata harga gabah di tingkat petani selama 2 tahun yang mencapai angkat tertingginya pada September lalu. 

Jika memang data-data dimaksud sejalan dengan kondisi nyata di lapangan, maka peningkatan harga beras ini bisa mendongkrak kesejahteraan petani. 

Ironis memang, hingga 2022, 50% rumah tangga miskin memiliki sumber penghasilan utama dari sektor pertanian.    

Pengecekan Lapangan                

Memetakan persoalan inflasi bahan pangan ini tidak cukup hanya dengan olah data. Perlu adanya pengecekan kondisi langsung di masyarakat oleh para pengambil kebijakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun