1Harisma Zidanatussanaya
1UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstract
This article aims to explain the implementation of the inquiry learning model in the subjects of moral creed. This research presents a deep understanding of inquiry learning, revealing how the role of teachers in encouraging the learning process to achieve learning objectives. The goal is to improve the quality of education, especially the study of moral creed, where students are educated about socializing procedures according to Islamic law. The inquiry approach in Akidah Akhlak learning focuses on developing a deep understanding of moral and religious values by utilizing essential questions, group discussions, research, and reflection. However, the implementation of the inquiry learning model in Akidah Akhlak subjects also faces several challenges. Additional time and effort are required in the preparation and implementation of inquiry learning. In addition, teachers need to have a deep understanding of the subject matter and the inquiry learning model itself.
Keywords : implementation, inquiry learning, aqidah akhlak subject
Pendahuluan
Pendidikan adalah upaya pengembangan diri seseorang agar mampu mengemban tugas yang diberikan kepadanya. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, keimanan dan ketakwaan, serta moral. Pendidikan yang berkualitas memerlukan kerjasama antar komponen dalam suatu lembaga pendidikan tersebut. Salah satunya tenaga guru yang profesional baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat dan mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik. Tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran, namun juga harus dapat memahamkan para peserta didik dalam mengerti sebuah ilmu. Pendidikan sudah tidak lagi dibatasi ruang dan tempat, artinya siswa tidak hanya mendapat pembelajaran dari kelas. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran kontekstual dimana siswa juga dapat menambah pengetahuan dari mana saja. Proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dan pendidik dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya tujuannya adalah membentuk perubahan tingkah laku yang kurang baik menjadi lebih baik. Dalam proses pembelajaran, guru harus kreatif dalam memilih strategi dan metode apa yang cocok digunakan peserta didik agar dapat memahami suatu pelajaran.
Berdasarkan fenomena yang ada, seperti siswa dituntut memahami semua pelajaran yang disampaikan oleh guru dan guru menjelaskan pelajaran dengan cara yang monoton yaitu ceramah terus menerus sehingga siswa kurang memahami pembelajaran. Hal ini, terbukti dengan pemahaman materi hanya dalam jangka pendek, dan siswa akan sulit memecahkan masalah dalam jangka panjang. Umumnya para siswa didorong untuk menghafal pelajaran secara teoritis, ini menimbulkan kemampuan berpikir yang kurang dalam implementasinya di kehidupan sehari-hari. Akibatnya, setelah mereka lulus dari sekolah, dalam pengaplikasikan pengetahuan mereka kurang baik hanya pintar secara teoritis. Penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Model ini harus selalu dikembangkan karena setiap siswa memiliki tipe yang berbeda-beda dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ada yang tipenya auditif atau dapat mengerti dari penjelasan dari guru, tipe visual yaitu pemahaman siswa dari pemeragaan langsung dari guru atau melalui media pembelajaran, dan yang terakhir tipe kinestetik, dimana siswa senang belajar melalui pengalaman langsung.
Saat ini model pembelajaran kurang efektif, sehingga diperlukan perubahan sistematika proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran akidah akhlak yang menjadi landasan kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan suatu kegiatan. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan senantiasa diperbarui, banyak agenda reformasi yang sedang dijalankan demi mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran inquiry menekankan siswa agar mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran dikarenakan materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Guru disini berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Model ini banyak dipengaruhi oleh aliran kognitif, dimana belajar pada hakikatnya adalah proses berpikir seseorang dengan segala potensi yang dimilikinya.[1]
Â
Pembahasan
Pengertian model pembelajaran inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencari dan menemukan solusi sendiri dari masalah yang dihadapi dengan analisis dan berpikir kritis. Proses berpikir tersebut biasanya dilakukan dengan tanya jawab antara guru dan murid. Strategi ini berasal dari bahasa Yunani yaitu heuristic yang berarti menemukan. Filosofinya, manusia sejak kecil memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam sekitarnya merupakan kodratnya, yang dilakuka melalui indra pengecapan, penglihatan, pendengaran, dan yang lainnya. Hingga saat dewasa keingintahuan tersebut selalu berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Inquiry merupakan cara guru untuk mengajar di depan kelas dengan merekayasa situasi-situasi sedemikia rupa yang akan diteliti permasalahannya oleh siswa. Jadi seolah-olah para siswa menjadi ilmuwan yang berhadapan dengan dunia nyata untuk menangani permasalahan yang ada. Model ini melibatkan seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara logis, sistematis, dan kritis sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud perubahan tingkah laku.
Beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inquiry. Pertama, strategi inquiry menempatkan siswa sebagi subjek belajar yang memaksimalkan untuk mencari dan menemukan jawaban. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru namun juga mencari lebih dalam mengenai materi yang telah disampaikan. Kedua, aktivitas siswa dalam menemukan bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri (self believe). Dengan demikian guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Ketiga, tujuan dari strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Jadi siswa tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran, namun juga dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Â
Strategi pembelajaran inquiry akan efektif jika :
- Guru mengharapkan siswa dalam proses belajar dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan.
- Bahan ajaran tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, tapi berupa kesimpulan yang perlu pembuktian.
- Proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
- Guru mengajar para siswa yang mempunyai kemauan dan kemampuan berpikir, tapi kurang berhasil jika diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
- Jumlah siswa tidak terlalu banyak yang membuat guru bisa mengendalikan mereka.
- Guru memiliki waktu yang cukup untuk pendekatan terhadap siswa.[2]
Â
Tujuan pembelajaran inquiryÂ
- Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas proses belajar, sehingga termotivasi belajar akidah akhlak dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
- Pembelajaran dikembangkan sesuai kondisi dan kebutuhan siswa.
- Media dan sumber-sumber belajar yang tersedia seperti tv, mushalla, perpustakaan, dll dapat menjadi pegangan siswa dalam menambah wawasan.
- Evaluasi yang dikembangkan berdasarkan materi dari buku siswa.[3]
Â
Cara pelaksanaan metode inquiry dan descovery
- Inquiry terpimpin
- Yakni pelaksanaan penyelidikan oleh siswa berdasarkan petunjuk dari guru. Misal pelaksanaannya dimulai dari pertanyaan ini, mengapa kita harus mengimani hari kiamat?. Dari jawaban para siswa, guru akan mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan. Selanjutnya siswa melakukan usaha yang dapat dilakukan untuk mengimani hari akhir.
- Inquiry bebas
- Dalam penelitian ini, siswa bebas memilih masalah yang akan diselesaikan. Kemudian mereka akan melakukan penyelidikan dan menyimpulkan hasil akhir.
- Inquiry bebas yang dimodifikasi
- Setelah memahami pemaparan materi, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenaran dari masalah yang sudah diajukan guru.
Â
Implementasi pembelajaran inquiry tidak akan efektif jika guru hanya mentransfer ilmu kepada siswa tanpa memperhatikan pemahaman mereka, bisa jadi barisan paling belakang tidak sedang memperhatikan. Kemampuan guru disini sangat diutamakan yakni dalam memancing siswa mengeluarkan pendapat, pengelolaan kelas, dan juga penyampaian materi kepada siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Guru mempunyai peranan besar dalam pembelajaran inquiry mulai dari orientasi, perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Berikut prinsip pembelajaran inquiry dalam mata pelajaran akidah akhlak :
- Dalam prinsip individual, guru dituntut mengetahui setiap potensi siswa, karena masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda maka guru harus dapat melayani kemajemukan kelas.
- Prinsip pemahaman guru merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran materi akidah akhlak, baik dari aspek filosofis, sosiologi, dan psikologgis.
- Prinsip orientasi dapat memberi motivasi untuk mengikuti pembelajaran dan dapat melaksanakan tahapan pembelajaran sesuai pembelajaran inquiry.
Untuk peningkatan kualitas pembelajaran inquiry khususnya dalam bidang studi aqidah akhlak guru perlu meningkatkan kemampuan dalam menggunakan berbagai variasi metode, strategi, serta perencanaan yang matang.[4]
Â
Keunggulan dan kelemahan pembelajaran inquiry :
Keunggulan
- Inquiry menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
- Inquiry memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dengan gaya belajar masing-masing.
- Inquiry dianggap sesuai dengan psikologi belajar modern yang menganggap proses belajar adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman.
- Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Kelemahan
- Jika digunakan dalam strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Sulit dalam perencaraan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya.
- Sulit diimplementasikan selama keberhasilan belajar siswa dinilai dari penguasaan materi.
Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Model ini harus selalu dikembangkan karena setiap siswa memiliki tipe yang berbeda-beda dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Saat ini model pembelajaran kurang efektif, sehingga diperlukan perubahan sistematika proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran akidah akhlak yang menjadi landasan kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Model pembelajaran inquiry adalah salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Model ini menekankan siswa agar mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran dikarenakan materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Guru disini berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Model ini banyak dipengaruhi oleh aliran kognitif, dimana belajar pada hakikatnya adalah proses berpikir seseorang dengan segala potensi yang dimilikinya.
Â
Daftar pustaka
Sulaeman, M. 2019. "Implementasi Model Pembelajaran Inquiry dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas IX MTs Madinatunnajah Kota Cirebon".
Sariah. "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK." POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam 3.1: 105-121.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H