d. Â Â Meminimalisir tindakan penipuan mata uang oleh suatu negara. Kesesuaian nilai intrinsik dan daya beli pada dinar menunjukkan tidak adanya penipuan pada nilai uang itu sendiri, sehingga usaha pemalsuan uang dinar relatif sulit dibanding uang kertas yang amat mudah dipalsukan. Nilai satuan dinar lebih mahal dibandingkan dengan kandungan emas yang ada pada mata uang tersebut. Hal ini dikarenakan penentuan harga dinar ditetapkan dengan menjumlahkan biaya pencetakan dan kandungan emas yang ada pada mata uang dinar tersebut. Sehingga tindakan pemalsuan dengan harapan akan mengambil keuntungan dari bahan pokok emas dinar akan mampu diminimalisir.
e. Â Â Mata uang dinar tidak mengenal inflasi. Melalui penciptaan kredit dengan memutar uang berbunga ini telah berakibat inflasi atau harga barang dan jasa naik. Dari sisi lain ini berarti terjadi depresiasi atau penurunan mata uang. Dengan kondisi ini, supply of money berkembang menjadi penciptaan uang fiktif tanpa terkait dengan aktifitas dagang dan industri. Maka, sektor finansial berjalan sendiri tanpa terkait sektor riil. Penambahan nilai nominal dinar akan selalu menuntut adanya penambahan nilai intrinsik dinar, yang berarti penambahan produksi bahan dasar dinar yaitu emas. Dengan kata lain, adanya tuntutan supply of money pada dinar akan berbanding lurus dengan nilai produksi barang (khususnya emas), sehingga tidak menimbulkan kelebihan peredaran mata uang yang mengakibatkan inflasi.
f. Â Â Menciptakan keseimbangan pertumbuhan sistem moneter dengan sektor riil. Mata uang dinar berbeda dengan mata uang kertas yang bersifat abstrak dan terus mengalami pertumbuhan serta pertambahan nilai melalui penciptaan suku bunga kredit. Mata uang yang terus bertambah melalui bunga akan membuat sektor moneter meninggalkan berbagai kegiatan ekonomi dalam sektor riil sehingga menimbulkan ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi.
Peluang Dinar dalam Perubahan Sistem Moneter Global
        Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sebagai organisasi internasional terbesar yang menaungi negara – negara Islam di dunia merupakan media yang tepat untuk mencetuskan penggunaan dinar dalam perdagangan internasional. Struktur anggota OKI terdiri dari 57 negara yang tersebar  di benua Asia dan Afrika memiliki jumlah populasi sebesar 19 persen dari total penduduk dunia atau sekitar 1,9 miliar jiwa, menguasai 77 persen cadangan minyak dan 90 persen cadangan hidrokarbon dunia. Dengan demikian, OKI mempunyai potensi yang besar dalam mengendalikan perdagangan internasional karena sebagian besar sumber daya alam penting terdapat pada negara – negara anggota OKI. Perubahan dimulai dengan penggunaan dinar dalam perdagangan antar negara Islam anggota OKI hingga menyebar pada negara – negara lain yang terikat hubungan bilateral maupun multilateral.
 Langkah-langkah Penerapan Dinar dalam Perdagangan Antar Negara Islam
        Terdapat beberapa langkah  strategis dalam menerapkan konsep dinar agar dapat menjadi mata uang perdagangan internasional antar negara muslim, antara lain :
1. Â Â Negara-negara muslim yang tergabung dalam OKI harus membuat kesepakatan / peraturan tentang pembayaran transaksi perdagangan internasional dengan mata uang dinar.
2. Â Â Negara anggota OKI harus membuat standar ukuran umum mata uang dinar yang akan digunakan sebagai mata uang tunggal yang perlu dipenuhi dengan membentuk kesepakatan di antara negara-negara OKI yang mau bergabung.
3.   Negara anggota OKI harus mendirikan bank sentral utama atau bank kustodian yang mewakili bank sentral masing – masing  negara anggota OKI, tugas bank sentral utama ini adalah mengurus dan mengelola kendali moneter.