Mohon tunggu...
Muhammad Haris Al Fadli
Muhammad Haris Al Fadli Mohon Tunggu... Editor - salam Literasi

S1 UIN Sumatra utara Fakultas Dakwah dan komunikasi Manajemen Dakwah S2 PTIQ Jakarta Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dukungan Teknologi Dalam Pengembangan Kurikulum

7 Januari 2025   22:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:53 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DUKUNGAN TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Muhammad Haris Al Fadli (harisalfadli01@gmail.com)

 "Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta"

Abstrack

Technology has become an important element in curriculum development and learning processes in the digital era. Technology support enables a more flexible curriculum, responsive to individual needs, and data-driven. Technology-supported learning increases interactivity, accessibility, and personalization of the learning process. With tools such as e-learning platforms and educational software, teachers can adapt learning methods according to technological developments. However, challenges such as limited infrastructure and teacher readiness are still obstacles. Therefore, technology integration must be supported by adequate policies and ongoing training for educators.

Keyword: technology, development, curriculum, learning 

Abstrak

Teknologi telah menjadi elemen penting dalam pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran di era digital. Dukungan teknologi memungkinkan kurikulum yang lebih fleksibel, responsif terhadap kebutuhan individu, dan berbasis data. Pembelajaran yang didukung teknologi meningkatkan interaktivitas, aksesibilitas, dan personalisasi proses belajar. Dengan alat-alat seperti platform e-learning dan perangkat lunak pendidikan, guru dapat mengadaptasi metode pembelajaran sesuai perkembangan teknologi. Namun, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan kesiapan tenaga pengajar masih menjadi kendala. Oleh karena itu, integrasi teknologi harus didukung dengan kebijakan yang memadai dan pelatihan berkelanjutan bagi para pendidik.

Kata kunci: teknologi, pengembangan, kurikulum, pembelajaran 

Di era digital, teknologi memainkan peran krusial dalam dunia pendidikan. Teknologi mendukung pengembangan kurikulum dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan teknologi, guru dan siswa dapat mengakses sumber daya yang lebih luas, berkolaborasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif.

Teknologi memungkinkan pengembangan kurikulum yang lebih fleksibel, adaptif, dan berbasis data. Platform online dan perangkat lunak manajemen pembelajaran (LMS) membantu perancang kurikulum menyesuaikan konten sesuai kebutuhan siswa. Misalnya, teknologi seperti kecerdasan buatan dapat memberikan rekomendasi pembelajaran yang dipersonalisasi berdasarkan kemampuan dan kemajuan siswa. 

Teknologi telah mengubah metode pembelajaran dari model tradisional menuju pembelajaran digital. Alat-alat seperti presentasi multimedia, simulasi, dan realitas virtual memungkinkan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Pembelajaran berbasis proyek yang didukung oleh teknologi juga memungkinkan siswa berkolaborasi lintas geografis dan mengakses sumber belajar global.

1. Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. 

Teknologi adalah penerapan perangkat dan sistem digital untuk mendukung proses belajar mengajar, pengembangan kurikulum, serta manajemen pendidikan. Teknologi memungkinkan pembelajaran lebih interaktif, personal, dan fleksibel melalui alat-alat seperti e-learning, aplikasi pembelajaran, multimedia, dan platform kolaboratif. Dengan teknologi, guru dapat menyampaikan materi lebih menarik dan adaptif terhadap kebutuhan siswa, sementara siswa dapat mengakses berbagai sumber belajar, berkolaborasi secara virtual, dan belajar mandiri sesuai kecepatan mereka masing-masing. Kemajuan Teknologi dalam PendidikanPada tahun 1920, teknologi pendidikan dianggap sebagai media. Perkembangan ini terjadi saat produksi media pendidikan pertama dimulai pada awal abad ke-20, yang pertama kali menggunakan alat visual seperti film, gambar, dan presentasi. Suatu sistem adalah teknologi. Di era globalisasi yang sedang berlangsung saat ini, kemajuan teknologi yang cepat memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk memberikan akses yang lebih baik ke desa terpencil. Karena teknologi kini semakin mudah diakses oleh semua orang, bahkan dalam bentuk informasi informal yang merajalela di masyarakat, perubahan ini menjadi perlu.

Kemajuan teknologi pembelajaran senantiasa mengikuti perkembangan zaman. kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan pemanfaatan teknologi dalam konteks pendidikan. Penerapan teknologi dalam proses belajar-mengajar dapat ditemui dalam berbagai bentuk e-learning yang beragam, dan ini telah mengubah cara penyampaian materi pembelajaran melalui berbagai media elektronik seperti audio/video, TV interaktif, compact disc (CD), dan internet (Jamun, 2016: 144). Teknologi yang terus berkembang pesat ini telah mengubah lanskap pembelajaran secara signifikan dalam era globalisasi saat ini tidak dapat dihindari dan memberikan dampak yang nyarta pada dunia pendidikan. Tekanan global mengharuskan bidang pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi diharapkan dapat menaikkan mutu pendidikan, terutama dalam menata pemakaian teknologi informasi dalam komunikasi pada konteks pendidikan, terutama pada saat proses pembelajaran. [1]

2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Teknologi

Teknologi memungkinkan pengembangan kurikulum yang lebih fleksibel, adaptif, dan berbasis data. Platform online dan perangkat lunak manajemen pembelajaran (LMS) membantu perancang kurikulum menyesuaikan konten sesuai kebutuhan siswa. Misalnya, teknologi seperti kecerdasan buatan dapat memberikan rekomendasi pembelajaran yang dipersonalisasi berdasarkan kemampuan dan kemajuan siswa.

 Teknologi telah mengubah metode pembelajaran dari model tradisional menuju pembelajaran digital. Alat-alat seperti presentasi multimedia, simulasi, dan realitas virtual memungkinkan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Pembelajaran berbasis proyek yang didukung oleh teknologi juga memungkinkan siswa berkolaborasi lintas geografis dan mengakses sumber belajar global.

 

3. Dampak dan Pengaruh Negatif Teknologi 

Penggunaan teknologi saat ini di era milenial Dalam dunia pendidikan, tentu akan timbul beberapa permasalahan yang dapat diatasi baik oleh siswa maupun guru. Salah satu permasalahan tersebut adalah dampak negatif yang mungkin muncul karena, seperti yang kita ketahui, teknologi dapat di akses, dan ini menjadi isu yang harus diatasi. pada contoh berikut adalah yang terjadi terhadap siswa dan guru.

a. Pelajar atau mahasiswa mendorong pertumbuhan ekstensif dunia maya, tetapi mereka rentan terjebak jika kurang skeptis dan kritis terhadap hal-hal baru, terutama di lingkungan internet. Mereka seakan tidak mendapat dampak langsung dari beragam informasi yang ada. Untuk menghadapi keragaman ini, penting memiliki kedua sikap ini untuk berfungsi sebagai filter informasi. Selain itu, peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai normative dalam berbagai aspek kehidupan juga sangat signifikan. 

b. Biasanya, siswa sering mengakses konten tertentu di Internet. Oleh karena itu, mereka dikhawatirkan jika mereka menggunakan teknologi informasi yang tersedia tetapi tidak optimal. Mereka justru menggunakannya untuk tujuan lain atau malah mengakses informasi yang berisi hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi dan game online. Hal ini menjadi kekhawatiran bagi para guru dan orang tua siswa karena dalam hal ini dapat membahayakan pikiran mereka dan mengganggu pelajaran mereka.

c. E-learning dapat menyebabkan tergantikannya guru dan terpinggirkannya mereka, atau bahkan menyebabkan terbentuknya individu-individu karena sistem pembelajaran dapat dilaksanakan oleh satu orang. Bahkan, tidak menutup kemungkinan moralitas dan kedisiplinan peserta didik akan sulit atau sulit dikendalikan dan dikembangkan, sehingga secara bertahap etika dan moralitas, terutama pada generasi pelajar akan mengalami penurunan yang sangat serius.

d. Pelanggaran (Cybercrime).  Dalam dunia pendidikan, hal ini dapat terjadi misalnya dengan pencurian dokumen-dokumen penting atau barang-barang yang berhubungan dengan lingkungan pendidikan yang sangat merugikan (ujian akhir yang selalu dipublikasikan) di media internet. Mengubah sikap individu, baik di pihak siswa maupun guru/dosen. Hal ini dapat terjadi misalnya dengan sistem pembelajaran virtual dan e-learning. Akan tetapi, sistemnya? Pembelajaran tidak terjadi antara siswa dan guru sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam sistem dan mencapai hasil belajar yang optimal. Mohon koreksi atas kesalahan pengetikan. [2]

e. Menciptakan ketidakpedulian dalam diri setiap individu, termasuk pelajar, siswa, mahasiswa, guru, atau dosen. Contohnya, pada pelaksanaan pembelajaran secara virtual atau e-learning, di mana peserta didik dan pengajar tidak berinteraksi langsung, bisa mengakibatkan peserta didik menjadi kurang  aktif  dalam  proses  pembelajaran  dan  menghasilkan  pencapaian  yang  kurang  optimal (Asmani, 2011: 149).  

4. Dampak dan Pengaruh Positif Teknologi 

 Dengan hadirnya teknologi, pendidikan ini menjadi sangat sederhana. Masyarakat akan lebih gampang mempelajari segala sesuatu dan tidak perlu mempermasalahkan jarak. Perkembangan teknologi telah memberikan manfaat besar dalam sektor pendidikan dengan menghadirkan akses yang lebih mudah dan luas ke berbagai sumber daya pendidikan. Pendidikan adalah salah satu alat untuk meningkatkan mutu potensi manusia dalam suatu negara. Selain itu, Pendidikan sebagai pengembangan intelektual peserta didik untuk memperoleh keterampilan dan kebajikan abadi (Mutiani, M. 2018). Pada contoh berikut, terdapat dampak positif yang ditimbulkan oleh siswa dan guru: 

 a. Paradigma pendidikan telah bergeser dengan adanya media massa, terutama media elektronik seperti internet dan laboratorium komputer di sekolah-sekolah. Siswa tidak hanya bertumpu pada penjelasan yang diberikan oleh guru karena guru tidak lagi menjadi sumber pengetahuan yang eksklusif.  Selain itu, mereka memiliki akses langsung ke sumber-sumber pendidikan melalui Internet.  Sebagai hasilnya, selain mengajar, tugas guru adalah membantu siswa dalam memanfaatkan sumber daya dan teknologi informasi yang tersedia. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa siswa mampu mengoperasikan media informasi dan komunikasi dalam konteks pembelajaran tanpa mengalami kesulitan atau kebingungan.

b. Memungkinkan untuk segera memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan. Ada banyak persiapan yang perlu dilakukan dalam rangka sekolah, seperti menyalin soal ujian. Menggandakan soal ujian yang memerlukan beberapa salinan dapat dilakukan dengan lebih efisien menggunakan mesin fotokopi daripada melakukannya secara manual, yang biasanya memerlukan waktu yang cukup lama.

c. Penggunaan teknologi dalam sistem pengolahan data untuk hasil penilaian telah mengubah cara pengelolaan data dilakukan. Di masa lalu, penelitian memerlukan pemeriksaan dan perhitungan manual setelah data dikumpulkan, yang memakan waktu dan tenaga. Namun, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, semua tugas yang awalnya memerlukan usaha manual dan memakan waktu yang lama, namun saat ini dapat diselesaikan dengan cepat melalui pemanfaatan alat teknis, seperti komputer. Proses yang sebelumnya rumit dan memakan waktu dapat dengan mudah diatasi dengan teknologi, terutama dengan memanfaatkan computer yang memiliki perangkat lunak khusus, seperti aplikasi yang telah terinstal.

d. Hubungan tatap muka tidak lagi menjadi satu-satunya cara pembelajaran terjadi.  Saat ini, pengajaran di kelas melibatkan penyampaian informasi mata pelajaran secara langsung. Namun, berkat kemajuan teknologi, pembelajaran tidak lagi bergantung pada kehadiran dosen dan mahasiswa di ruang kelas yang sama. Teknologi, seperti internet, telah memungkinkan untuk menggunakan banyak teknik pembelajaran jarak jauh dan pilihan lainnya.

e. Kemajuan teknologi telah mengarah pada pengembangan strategi pengajaran kreatif yang memfasilitasi pembelajaran bagi guru dan siswa. Teknologi telah mendorong terciptanya pendekatan inovatif yang membuat mata pelajaran yang sebelumnya tidak mudah dipahami menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa.  Dengan penggunaan teknologi, ide-ide abstrak yang sulit dipahami dapat dibuat lebih mudah didekati oleh siswa. Dalam era perkembangan teknologi informasi, kita harus memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membangkitkan peluang sumber daya manusia. Oleh sebab itu, teknologi diciptakan untuk memudahkan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam proses pendidikan (Syaharuddin, S. 2020).

5. Pengembangan Kurikulum

Pengertian Sebelum membahas tentang kurikulum Pembelajaran, madrasah dan sekolah, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa sebenarnya yang dimaksud pengembangan disini ialah menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, Dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat dan cara terus dilakukan (dikembangkan).[3] Selanjutnya dalam konteks Pendidikan kurikulum berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.[4] Kurikulum juga diartikan sebagai program Pendidikan yang disediakan oleh Lembaga Pendidikan (sekolah) bagi siswa.[5] 

Berdasarkan program Pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan tujuan Pendidikan yang telah ditetapkan. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan, tata usaha, dsb. Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan kurikulum yang luas dan spesifik.[6] Artinya adanya perencanaan kesempatan-kesempatan belajar dengan tujuan untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga telah terjadi perubahan pada diri siswa. Sedangkan maksud dari kesempatan belajar (learning opportunity) diatas adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan peralatan dan lingkungan belajar yang diinginkan. 

6. Komponen Pengembangan Kurikulum

Beberapa ahli Pendidikan mengemukakan bahwa dalam rangka pengembangan kurikulum perlu diperhatikan beberapa komponen yang menurut Nasution, diantaranya adalah:1) tujuan, 2) bahan pelajaran, 3) proses belajar mengajar, 4) Penilaian.[7] Sedangkan menurut Hamalik, pengembangan kurikulum yang dilakukan mencakup: 1) tujuan, 2) materi kurikulum, 3) metode kurikulum, 4) organisasi kurikulum, dan 5) evaluasi kurikulum.[8] Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa pengembangan kurikulum dapat dilakukan berdasarkan komponen tersebut. Ada yang dikembangkan dari sisi tujuan dan materinya, tetapi ada yang hanya dari segi metodenya saja, atau organisasi dan evaluasinya saja. Namun, bagi kepentingan suatu bangsa atau Lembaga Pendidikan kadang-kadang pengembangannya meliputi semua komponen. 

Apabila pengembangan kurikulum yang dilakukan meliputi semua komponen, maka boleh jadi akan melahirkan satu kurikulum baru atau kurikulum yang lebih sempurna atau baik. Akan tetapi manakala pengembangan itu bersifat penyempurna atau untuk melengkapi kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum melalui interelasi adalah merupakan pengembangan kurikulum dari segi komponen materi antara mata pelajaran, pengembangan ini bisa juga akan menghasilkan metode atau proses belajar mengajar yang baru, semua ini baru dapat diketahui manakala Upaya pengembangan tersebut sudah dapat dilakukan dan di implementasikan. 

Prinsip

Menurut pendapat Oemar Hamalik, pengembangan kurikulum berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

Prinsip berorientasi pada tujuan, Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan Pendidikan nasional.

Prinsi prelevansi (kesesuaian), Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, Tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Prinsip efisiensi dan efektivitas, Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan dan sumber keterbacaan, harus digunakan secara tepat guna oleh siswa dalam rangka pembelajaran, demi untuk meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.

Prinsip Fleksibelitas (keluwesan) , Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.

Prinsip Berkesinambungan, Kurikulum disusun berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan.

Prinsip Keseimbangan, Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara porposional dan fungsional antara berbagai program, sub-program, antara semua mata Pelajaran dan antara aspek-aspek perilaku yang diinginkan.

Prinsip Keterpaduan, Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Pelaksanaan terpadu degan melibatkan semua pihak, baik dilingkungan sekolah maupun pada Tingkat interektoral.

Prinsip Mutu Pendidikan, Mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, sedangkan mutu Pendidikan berorientasi pada hasil Pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang bermutu.

Dalam era digital yang terus berkembang, penggunaan teknologi telah menjadi bagian integral dari Sebagian besar aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.  Penyelenggaraan pembelajaran yangefektif dan inovatif kini semakin tergantung pada integrasi teknologi dalam proses belajar-mengajar. Dalam narasi ini, kita akan menjelajahi secara mendalam bagaimana penggunaan teknologi dapat menjadi katalisator dalam menunjang pembelajaran, merubah paradigma tradisional, dan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis (Suryadharma, Asthiti, Putro, Rukmana, & Mesra, 2023). Pertama-tama, penggunaan teknologi dalam pembelajaran membuka pintu untuk akses informasi yang lebih cepat dan luas. Internet memberikan kemampuan untuk mengakses sumber daya pembelajaran secara real-time dari berbagai belahan dunia (Ulimaz, 2015). Guru dan siswa tidak lagi terbatas pada buku teks atau materi yang terbatas di perpustakaan sekolah (Putro, Mokodenseho, & Aziz, 2023).

Dengan bantuan teknologi, mereka dapat menjelajahi sumber daya digital, materi pembelajaran interaktif, dan video pembelajaran yang mendukung pemahaman konsep secara lebih mendalam (Anggraini, Sulistiana, Agustina, & Ulimaz, 2020). Selain itu, teknologi memungkinkan adanya pembelajaran jarak jauh atau e-learning. Siswa dan guru dapat terhubung tanpa harus berada di ruang kelas fisik (Palupiningtyas, Putri, & Rahayu, 2023). Hal ini membuka peluang bagi mereka yang berada di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan fisik untuk tetap mengakses pendidikan berkualitas. Platform pembelajaran daring, video konferensi, dan aplikasi pembelajaran interaktif menjadi sarana yang memperkaya pengalaman belajar di luar batas wilayah fisik sekolah (Putro, 2023). Teknologi juga dapat merubah gaya pembelajaran tradisional menjadi pengalaman yang lebih interaktif dan menarik (Ichsan, Subroto, Dewi, Ulimaz, & Arief, 2023). Penggunaan perangkat lunak edukatif, aplikasi pembelajaran berbasis game, dan simulasi virtual dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif (Putro, 2022).

Guru dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan konten pembelajaran yang dinamis, mempersonalisasi pengalaman belajar sesuai kebutuhan masing-masing siswa, serta memberikan umpan balik secara instan (Dacholfany, Fujiono, Safar, Hanayanti, & Ulimaz, 2022). Selain itu, penggunaan teknologi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin digital (Palupiningtyas &   Pahrijal, 2023). Keterampilan teknologi seperti pemahaman tentang penggunaan perangkat lunak produktivitas, literasi digital, dan pemrograman menjadi semakin penting. Dengan memasukkan teknologi dalam kurikulum, sekolah memberikan bekal kepada siswa untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan menjadi lebih siap menghadapi tantangan masa depan (Sono, Sudarmanto, Palupiningtyas, & Sugianto, 2023).

Namun, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti ketidaksetaraan akses teknologi di kalangan siswa dan guru, serta kekhawatiran akan keamanan data (Ulimaz & Agustina, 2020). Oleh karena  itu, pengintegrasian teknologi dalam pendidikan perlu dilakukan dengan perencanaan yang matang, pelatihan bagi guru, dan kebijakan yang mendukung (Sutapa,  Palupiningtyas, & Munizu, 2023). Dalam keseluruhan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran memberikan dampak yang signifikan terhadap cara kita mengakses, menyajikan, dan mengolah informasi. Ini bukan hanya sekadar alat bantu, tetapi suatu transformasi dalam dunia pendidikan yang memungkinkan lebih banyak orang untuk belajar, berkolaborasi, dan berinovasi secara lebih efektif (Palupiningtyas & Aprilliyani, 2023). Teknologi menjadi pendukung utama dalam menciptakan pembelajaran yang inklusif, inovatif, dan relevan dengan tuntutan zaman.

7. Teknologi Terhadap Pembelajaran dan Pencapaian   

Tujuan Kurikulum, Baik dari Perspektif Pengajar Maupun Peserta Didik Penggunaan sumber daya teknologi dalam konteks pembelajaran memiliki dampak besar pada pencapaian tujuan kurikulum, memperkaya pengalaman baik dari perspektif pengajar maupun peserta didik.[9] Dari perspektif pengajar, integrasi teknologi memungkinkan pengajaran yang lebih interaktif dan dinamis. Penggunaan platform manajemen pembelajaran (LMS) mempermudah penyajian materi, penilaian, dan interaksi dengan siswa. Pengajar dapat dengan mudah mengunggah sumber daya, memberikan tugas, dan memberikan umpan balik secara online. Perangkat lunak pendukung, seperti aplikasi simulasi dan permainan edukatif, membuka peluang untuk mendekati pembelajaran dengan cara yang menarik dan memotivasi. Pelatihan pendidik menjadi faktor kunci dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya teknologi. Banyak pendidik mungkin belum sepenuhnya familiar atau percaya diri dalam menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Pelatihan yang memadai dan berkelanjutan perlu diselenggarakan untuk membangun keterampilan dan pemahaman mereka terhadap penggunaan teknologi. 

Tantangan lainnya melibatkan pemeliharaan dan upgrade perangkat keras serta perangkat lunak. Strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya teknologi mencakup pendekatan holistik. Pertama, perlu ada kebijakan yang mendukung infrastruktur teknologi yang setara di semua Lembaga pendidikan. Ini termasuk aspek fisik, seperti perangkat keras, dan aspek non-fisik, seperti akses internet. Kedua, pelatihan pendidik harus menjadi prioritas, dengan pendekatan yang menyesuaikan dengan tingkat keterampilan dan kebutuhan individu. Pelatihan ini harus bersifat kontinu, mengingat perkembangan teknologi yang terus berlanjut. Kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti Perusahaan teknologi atau Lembaga riset, juga dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi. Ini dapat melibatkan pengembangan aplikasi khusus atau mendapatkan akses ke sumber daya teknologi terkini.

Selain itu, sharing best practices antar lembaga pendidikan dapat mempercepat adopsi teknologi yang sukses. Dampak positif, tantangan, dan strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya teknologi, lembaga Pendidikan dapat merancang pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif. Pemanfaatan teknologi  dengan bijak dapat membentuk masa depan pendidikan yang lebih inovatif, adaptif, dan responsif terhadap perkembangan global.[10] Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran merujuk pada penggunaan alat dan platform digital untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kurikulum serta proses belajar mengajar. Teknologi membantu memperkaya materi pembelajaran melalui konten multimedia, menyediakan akses ke sumber daya global, dan memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan personal. 

Selain itu, teknologi dapat mendukung pengajaran kolaboratif dan interaktif, mempercepat pengembangan kurikulum yang adaptif, serta memfasilitasi evaluasi berbasis data untuk meningkatkan hasil pembelajaran secara efektif, kemudian, Dukungan teknologi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran mencakup penggunaan perangkat digital dan platform untuk merancang, mengelola, serta mengevaluasi kurikulum yang lebih dinamis dan adaptif. Teknologi membantu memperkaya materi pelajaran melalui multimedia, simulasi, dan aplikasi e-learning. Selain itu, teknologi memungkinkan personalisasi pembelajaran, yang membuat siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan mereka masing-masing.

8. Implementasi Pendekatan Teknologi

Penggunaan teknologi dalam pengembangan kurikulum mandiri di sekolah dasar dapat meningkatkan keterlibatan siswa, memfasilitasi aksesibilitas, dan membantu menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat individu. Menerapkan teknologi dalam mata pelajaran mandiri MI/SD tidak hanya efektif untuk proses pengajaran, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan teknologi di era digital saat ini. Dengan menerapkan pendekatan teknologi dalam pengembangan kurikulum MI/SD merdeka, siswa diharapkan dapat melatih kemampuan berpikir  kritis,  kreativitas,  dan  kemampuan  beradaptasi  dengan  situasi  yang  kompleks.  Dalam kursus ini, siswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang interaktif, kolaboratif, dan terfokus.  Selain itu, dengan membawa teknologi ke dalam program MI/SD merdeka, siswa memiliki kesempatan untuk mengintegrasikan mata pelajaran seperti komputasi atau desain grafis ke dalam studi mereka. Hal tersebut membantu meningkatkan literasi digital yang menjadi penting di era digital saat ini.

Selain itu, penggunaan teknologi dalam metode pembelajaran juga dapat menciptakan ruang belajar di luar lingkungan kelas. Misalnya, dengan menggunakan media sosial, blog, atau platform berbagi kreatif, siswa memiliki kesempatan untuk membuat karya mereka dapat diakses dan dipublikasikan  ke khalayak yang  lebih luas. Hal ini memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, berkolaborasi, dan membangun jaringan sosial yang positif. Untuk mengimplementasikan pendekatan teknologi dalam pengembangan kurikulum merdeka MI/SD, diperlukan keterlibatan semua pihak terkait seperti guru, orang tua, dan komunitas pendidikan.  Para guru perlu mendapatkan pelatihan dan dukungan yang memadai agar mahir menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Orang tua juga perlu mengambil peran aktif dalam mendukung penggunaan teknologi di rumah, dengan memahami manfaat dan risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi. penggunaan teknologi untuk mengembangkan kurikulum merdeka MI/SD yang mandiri merupakan langkah penting untuk mengantisipasi tantangan di masa depan. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, membantu siswa meningkatkan keterampilan yang relevan dengan era digital, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi perubahan dan inovasi. Dengan demikian, sinergi pendidikan dan teknologi dalam kurikulum merdeka MI/SD akan menjadi sarana utama dalam  menumbuhkan  karakter,  kemampuan,  dan  kreativitas  generasi  muda  untuk menghadapi beragam tantangan kehidupan di masa depan.

9. Pendekatan Teknologi

Teknologi sebagai perspektif kurikulum menekankan pada keefektifan prosedur, metode, dan materi untuk mencapai manfaat dan keberhasilan. Teknologi memiliki dua dampak pada kurikulum: melalui aplikasi dan teori. Aplikasi teknologi mengacu pada penggunaan terencana dari alat dan media yang berbeda atau tingkat dasar instruksional yang berbeda. Teknologi sekarang digunakan sebagai teori untuk pengembangan dan penilaian  kurikulum dan bahan ajar (Oemar, 2007).

Ada dua pandangan tentang penggunaan teknologi dalam pendidikan. Pandangan pertama menyatakan bahwa penggunaan teknologi adalah tentang bagaimana teknologi diajarkan, bukan apa yang diajarkan. Di sisi lain, sudut pandang kedua menekankan pada implementasi fase pengajaran dengan bantuan teknologi.  Dalam pendidikan, khususnya dalam kurikulum, teknologi dapat digunakan dalam dua bentuk, yaitu perangkat lunak dan perangkat keras. Alat mengacu pada penggunaan perangkat keras dalam pendidikan, sedangkan rekayasa sistem mengacu pada penggunaan perangkat lunak dalam Pendidikan (S. Nana, et al., 1997). Sehubungan dengan era industri 4.0 dan society 5.0, desain kurikulum perlu menjawab tantangan-tantangan ini dan menghasilkan lulusan dengan keterampilan literasi baru. Kompetensi ini mencakup literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang berkarakter yang dilandasi oleh pemahaman akan keyakinan agama (Suwandi, 2020). Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan, pendekatan teknologi didasarkan pada analisis kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu. Oleh karena itu, materi ajar, kriteria evaluasi keberhasilan, dan strategi belajar ditetapkan sesuai dengan hasil dari analisis tugas (job analysis). Contohnya adalah penerapan pendekatan ini dalam kurikulum serta hasil pembelajarannya. Selanjutnya pendekatan teknologi juga mempunyai karakteristik diantaranya sebagai berikut: (Toenlioe, 2017)

Tujuan, dalam kurikulum teknologi, tujuan-tujuan harus dirumuskan dalam bentuk perilaku yang terpisah antara tujuan umum dan khusus. Tujuan tersebut harus dijabarkan secara rinci dan memuat keterampilan-keterampilan yang jelas serta spesifik. Selain itu, tujuan pembelajaran juga harus dapat diamati dan diukur dengan pasti. Oleh karena itu, kompetensi dalam kurikulum ini dinyatakan sebagai penguasaan  materi yang diajarkan kepada siswa.s

Metode, dalam kegiatan pembelajaran, diatur secara terstruktur melalui program yang jelas dan terurut.  Setiap siswa  menghadapi serangkaian tugas yang harus  diselesaikan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Kemajuan belajar siswa  ditentukan berdasarkan kecepatan individu masing-masing. Terdapat pula tugas kelompok yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Setiap siswa diharapkan untuk sepenuhnya menguasai tujuan-tujuan yang tercantum dalam program pembelajaran.

Organisasi Isi, konten kurikulum banyak diambil dari berbagai disiplin ilmu dan disusun dengan pendekatan kompetensi. Namun, berbeda dengan kurikulum subjek akademik yang lebih menekankan pada materi masa lalu, kurikulum ini lebih fokus pada materi yang relevan untuk masa depan. Suatu materi pelajaran atau kompetensi yang luas perlu diuraikan menjadi bagian-bagian atau sub-kompetensi yang lebih spesifik, sehingga akhirnya membentuk suatu tujuan yang konkret. Urutan tujuan-tujuan ini menjadi inti dari organisasi materi pelajaran.

Evaluasi, dalam model kurikulum teknologis, direncanakan secara bertahap.  Evaluasi terhadap keberhasilan pembelajaran dilakukan secara kontinu, baik pada setiap tahap pembelajaran (formatif), maupun pada akhir suatu unit atau semester (sumatif). Evaluasi umumnya menggunakan tes objektif. Seperti halnya rumusan tujuan, rumusan evaluasi juga harus terperinci, spesifik, dan dapat diukur dengan jelas. Pendekatan Teknologis juga memiliki kelebihan dan kelemahan.[11] 

 

Daftar Pustaka

 

Jamun, Y.M. (2018). Dampak teknologi terhadap pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 10(1), 48-52.

 

Suryadi, S. (2019). Peranan Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Kegiatan Pembelajaran Dan Perkembangan Dunia Pendidikan. Informatika.

 

Mahedy, K.S. (2009). Peranan Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. JPTK: Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 6(2).

 

Maritsa, A., Salsabila, U. H., Wafiq, M., Anindya, P. R., & Ma'shum, M. A. (2021). Pengaruh teknologi dalam dunia pendidikan. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan, 18(2), 91-100. Prasetyani, E. (2019). Teknologi Informasi Pada Masyarakat Miskin. Cakrawala, 19(2), 263-266. 

 

Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2019). Pendidikan dan tantangan pembelajaran berbasis teknologi informasi di era revolusi industri 4.0. E-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi   Pendidikan, 6(2). ULM, N. O. R. A. N.  I. A. H.  (2021).

 

Hamalik, Oemar. Dasar dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda karya, 2007

 

Hidayati,Wiji. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2010.

 

Manajemen Pendidikan Berbasis Pembelajaran Inspiratif Dan Bermakna di Era Teknologi Digital. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 6853--6861. Dewi, N. M. N. P., Dwipayanti, K. V. 

 

Jurnal Manajemen Bisnis, 7(1), 1--30. Dacholfany, M. I., Fujiono, F., Safar, M., Hanayanti, C. S., & Ulimaz, A. (2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun