Peranan Perbankan sangat penting dalam memobilisasi dan mengalokasikan dana yang dihimpun dari masyarakat dalam suatu perekonomian. Selain itu, perbankan memiliki peranan penting dalam menyalurkan dana secara efektif dan efisien serta berimplikasi langsung pada alokasi modal usaha, ekspansi industri, dan pertumbuhan ekonomi suatu negara (Berger, Demirguc-Kunt, and Haubrich 2003; Levine 2004).
Berdasarkan website dari DataIndonesia.id (2023), berdasarkan laporan dari Bank Indonesia (BI) bahwa tercatat penyaluran kredit perbankan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp1.351,25 triliun hingga akhir 2022. Jumlah tersebut meningkat 10,45% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar Rp1.223,43 triliun.
Posisi Kredit UMKM dari Perbankan Indonesia
(2012-2022)
Melihat trennya, penyaluran kredit UMKM cenderung meningkat setiap tahunnya selama 10 tahin terakhir. Penurunan hanya terjadi pada 2020 sebesar 1,81% lantaran pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Disisi lain, Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) sebagai bagian Lembaga intermediasi keuangan sebagai penyalur kredit merespons positif kebijakan yang dikeluarkan BI tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dan berkomitmen mendukung berbagai program yang digulirkan pemerintah dalam upaya membantu masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional terutama setelah pandemi Covid-19. Berbagai program tersebut di antaranya, restrukturisasi kredit, penyaluran bantuan sosial (bansos), penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) pekerja, Banpres Usaha Mikro (BPUM), dan penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Tren terbaru intermediasi keuangan di Indonesia telah menunjukkan bahwa lembaga-lembaga ini memiliki peran penting dalam penghapusan kemiskinan. Beberapa inisiatif seperti kredit mikro yang menjangkau massa telah meningkatkan kesejahteraan ekonomi sektor-sektor populasi yang terabaikan hingga saat ini. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary) mempunyai peranan penting bagi pergerakan roda perekonomian secara keseluruhan terutama dalam kegiatan dalam memfasilitasi pertumbuhan ekonomi seperti pemberian penyaluran kredit kepada individu ataupun perusahaan.Â
Pada level ekonomi makro bank merupakan alat dalam menetapkan kebijakan moneter sedangkan pada level mikro ekonomi bank merupakan sumber utama pembiayaan bagi para pengusaha maupun individu (Koch, 2000).
Fenomena yang terjadi pada perbankan di Indonesia saat ini, yaitu bahwa kinerja keuangan bank umum beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang sangat baik dan positif. Di Indonesia, sebagai contoh terdapat 3 bank BUMN yang dimiliki oleh pemerintah, yakni Bank Mandiri, Bank BRI dan bank BNI yang memiliki kinerja yang baik dan memuaskan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan asset, rasio permodalan / Capital Adequacy Ratio (CAR) dan tingkat profitabilitas / Return on Asset (ROA) yang cukup tinggi, kondisi likuiditas yang relatif terkendali serta risiko kredit macet / Non Performing Loan (NPL) yang rendah.
Berdasarkan data dari website penyaluran Kredit Usaha Rakyat yaitu http://www.kur.ekon.go.id/ pada tahun 2020 hingga 2022 jumlah penyaluran Kredit Usaha Rakyat bank Himbara (BRI, Mandiri, BNI) sebagai instrument intermediasi dalam pemulihan dan membangkitkan ekonomi nasional, nilai perbandingannya dengan data Total penyaluran kredit perbankan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Bank Indonesia  berturut-turut yaitu tahun 2020 sebesar 12,83%, tahun 2021 sebesar 19,77% dan tahun 2022 sebesar 25,78%.Â
Hal ini mengindikasikan bahwa bank penyalur kredit sebagai contoh dari 3 bank Himbara yaitu (BRI, Mandiri, BNI) memiliki pangsa pasar yang besar sekali dan selalu meningkat setiap tahunnya hingga dari jumlah total kredit perbankan di tahun 2022 tersalurkan oleh 3 bank Himbara tersebut. Secara matematis dapat terlihat bahwa Bank-Bank Milik Negara (Himbara) sebagai contoh lembaga intermediasi keuangan sebagai penyalur kredit telah meningkatkan inklusi ekonomi dan membuka akses keuangan serta memperkuat peran UMKM dalam pemulihan ekonomi nasional. Kegiatan dalam memfasilitasi pertumbuhan ekonomi seperti pemberian penyaluran kredit kepada individu ataupun perusahaan telah terfasilitasi dengan baik.
Mengutip dari Buku Kajian Stabilitas Keuangan  Bank Indonesia No. 40 tahun 2023 bahwa secara keseluruhan kredit perbankan meningkat sebesar 11,35% dan secara keseluruhan penyaluran kredit dari Bank BUMN meningkat hingga 45,1% di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Bank Indonesia selaku perumus instrumen kebijakan makroprudensial diharapkan dapat lebih mengawasi perbankan selaku penyalur kredit dan selalu memberikan solusi yang terbaik dari setiap mekanisme yang berjalan untuk mencapai tujuan dari kebijakan yang diterapkan. Bank Indonesia diharapkan selalu melakukan monitoring untuk memantau setiap hal yang dapat mempengaruhi kinerja sistem keuangan.Â