Namanya melejit karena TPK. Terapi Plasma Konvalesen. Dokter dan dosen fakultas kedokteran Universitas Kristen Maranatha ini adalah  pelopornya.
TPK adalah terapi yang melibatkan pemberian plasma dari donor pasien Covid-19 yang telah sembuh kepada pasien Covid-19 yang masih menderita penyakit tersebut. TPK menjadi anti virus pasif.
Dalam buku "Penatalaksanaan TPK bagi Pasien Covid-19" yang diluncurkan oleh Tim TPK Covid-19 Indonesia, disebutkan bahwa TPK sebelumnya sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit Virus Ebola dan merupakan terapi yang direkomendasikan boleh WHO pada tahun 2014.
Hongkong menggunakan TPK saat wabah SARS-CoV-1, H1N1 dan MERS-CoV. Saat ini, Wuhan Cina dan Amerika Serikat juga melakukan TPK. Bisa jadi karena hal ini, jumlah tenaga medis yang meninggal di Wuhan tidak sebanyak di Indonesia.Â
Artikel-artikel yang memperlihatkan efektivitas dan keamanan TPK pun sudah banyak. Hal tersebuti mendorong dokter yang memiliki beberapa kepakaran ini untuk memelopori pemakaian TPK di Indonesia.Â
Dalam laman Facebooknya, sang dokter yang  hobi ngopi ini membagi kisah sukses TPK. Ada banyak orang yang sudah tertolong. Hanya ada beberapa yang diangkat. Salah satunya ibu S yang di rawat di ICU RS PJ Jakarta. Ibu S bisa terselamatkan nyawanya melalui TPK.Â
Di tengah kemuraman akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan kematian sangat banyak orang, TPK membuat kita bisa tersenyum sumringah. TPK memberikan harapan, ketika anti virus aktif belum ditemukan.Â
Perjuangan Sang Dokter
Setelah melakukan pembacaan yang mendalam atas banyak artikel di berbagai jurnal internasional. Memeriksa hasil-hasil riset yang terkait dengan dunia bakteri dan virus, sang dokter yang gemar belajar ini tiba pada kesimpulan bahwa TPK adalah salah satu alternatif jitu mengobati pasien Covid-19.
Namun, hasil studinya tidak serta-merta diterima. Di kalangan dokter sendiri ada yang meragukan. Padahal, faktanya TPK lebih menolong dan sudah terbukti.Â
Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dalam pengantar di buku Penatalaksanaan TPK menyebutkan bahwa sejak 11 April 2020 seorang dokter di RS Tangerang sudah memakai metode TPK, dan hasilnya baik. Beberapa RS rujukan dan RS swasta di Indonesia juga melakukan hal yang sama berdasarkan permintaan keluarga.